KincaiMedia, JAKARTA -- Memelihara jenggot merupakan fithrah yang telah Allah ﷻ fitrahkan kepada umat manusia. Allah ﷻ berfirman:
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada kepercayaan Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) kepercayaan yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(QS. Ruum ayat 30)
Lebih jelas, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah mencantumkan memelihara jenggot termasuk di antara fithrah yang hendaknya diperhatikan. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَشْرٌ من الفِطْرَةِ : قَصُّ الشارِبِ ، و إعْفاءُ اللِحيَةِ ، و السِّواكُ ، و اسْتِنْشاقُ الماءِ ، وقَصُّ الأظْفارِ ، و غَسْلُ البَراجِمِ ، و نَتْفُ الإبِطِ ، و حَلْقُ العانَةِ ، و انْتِقاصُ الماءِ
“Sepuluh perkara termasuk fithrah, ialah menggunting kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air denganhidung), memotong kuku, membasuh persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan istinja’.” (HR. Muslim).
Namun, ada hal-hal yang dimakruhkan mengenai jenggot. Imam Al Ghazali menerangkan hal-hal yang makruh dalam memelihara jenggot, di antaranya:
- Menyemirnya dengan warna hitam.
- Memutihkannya dengan pemutih.
- Mencabut jenggot dan mencabut ubannya.
- Menguranginya alias memperbanyaknya.
- Menyisir dengan membuat-buatnya agar bagus dilihat orang.
- Membiarkannya acak-acakan untuk memperlihatkan kezuhudan.
- Memandang kepada warna hitamnya lantaran bangga dengan kemudaannya dan memandang warna putihnya lantaran sombong dengan ketua-annya.
- Menyemirnya dengan warna merah dan kuning tanpa ada niat meniru orang-orang shaleh.
sumber : Fadhilah dan Hukum Janggut Menurut Empat Mazhab / Syekh Abdul Aziz an Nu'mani