Dialog Penting Orang Kuat Bani Israil Dan Malaikat Maut Soal Rumah Setelah Mati

Dec 26, 2024 04:29 PM - 1 bulan yang lalu 37501

KincaiMedia,JAKARTA -- Suatu ketika terjadi perbincangan antara orang kuat dan perkasa dari kalangan Bani Israil dengan malaikat pencabut nyawa alias malaikat maut. Dialog di antara mereka sangat krusial diambil pelajarannya, lantaran mereka membicarakan tempat hidup setelah kematian.

Kisah orang kuat Bani Israil dengan malaikat maut itu dikisahkan Imam Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali atau Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin dengan mengutip perkataan Yazid ar-Raqasyi.

Yazid ar-Raqasyi bercerita bahwa suatu ketika ada seorang terkuat dan paling perkasa dari kalangan Bani Israil tengah duduk di rumahnya tempat tinggal keluarganya. Tiba-tiba dia memandang ada seseorang yang masuk dari pintu rumahnya, lampau orang terkuat di Bani Israil itu melompat lantaran terkejut dan marah. 

Orang terkuat Bani Israil pada masanya itu bertanya kepada orang yang tiba-tiba masuk ke rumahnya, "Siapa Anda dan siapa yang memasukkan Anda ke rumah ini." 

Orang itu menjawab, "Yang memasukan saya ke dalam rumah ini adalah yang punya rumah ini, tidak ada tembok yang dapat menghalangiku, saya tidak pernah minta izin kepada raja-raja dan saya tidak takut seorangan dari orang yang berkuasa, saya juga tidak takut dari orang yang kuat, perkasa dan keras kepala, dan tidak takut setan yang durhaka, semuanya tidak dapat mengelak dariku."

Maka orang yang kuat dan perkasa dari kalangan Bani Israil itu jatuh di tangan malaikat pencabut nyawa dan gemetar. Sehingga dia jatuh tersungkur dan mukanya membentur. Kemudian dia mengangkat kepalanya ke arah malaikat pencabut nyawa sembari meminta dan merendahkan diri.

Orang Bani Israil itu berbicara kepada malaikat maut, "Jadi Anda adalah malaikat pencabut nyawa." 

Malaikat pencabut nyawa berkata, "Akulah orangnya." 

Orang perkasa itu berkata, "Apakah Anda dapat menunda mencabut nyawaku, sehingga saya memenuhi janji." 

Malaikat pencabut nyawa berkata, "Sangat tidak bisa, waktu Anda telah terputus dan nafsu syahwatmu telah selesai, waktumu telah habis. Maka tidak ada jalan untuk menunda mencabut nyawamu."

Orang perkasa dari Bani Israil itu bertanya ke malaikat maut, "Bersama kamu, kemana saya bakal pergi (setelah mati)?" 

Malaikat pencabut nyawa menjawab, "Pergi ke kebaikan perbuatanmu yang telah Anda kerjakan dan ke rumahmu yang telah Anda siapkan."

Orang perkasa dari Bani Israil itu berkata, "Aku tidak mengerjakan suatu perbuatan yang shaleh (tidak mengerjakan kebaikan shaleh), dan tidak menyiapkan rumah yang bagus." 

Malaikat pencabut nyawa berkata, "Maka (kamu bakal pulang) ke neraka yang mencabut tepi-tepi tulang." 

Kemudian malaikat pencabut nyawa mencabut nyawa orang perkasa itu, lampau orang itu jatuh meninggal di hadapan keluarganya. Keluarganya ada yang berteriak dan ada yang menangis. 

"Jika saja mereka mengerti buruknya tempat kembali (orang perkasa itu), niscaya ratapan tangis mereka lebih banyak," kata Yazid ar-Raqasyi.

Selengkapnya