
Kincai Media – Melahirkan adalah salah satu momen yang sangat mendebarkan dan menegangkan dalam kehidupan seorang wanita. Proses ini tidak hanya melibatkan kekuatan bentuk semata, namun juga kesiapan mental dan spiritual. Dalam Islam, umat dianjurkan untuk menghadapi beragam kesulitan hidup dengan doa, termasuk dalam proses persalinan. Nah berikut angan agar mudah melahirkan.
Salah satu ibadah yang masyhur agar mudah melahirkan dan dinukil oleh para ulama adalah doa-doa yang diajarkan oleh para salaf shalih seperti Imam Ahmad bin Hanbal.
Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya al-Thibb al-Nabawi mengisahkan bahwa suatu ketika, seorang suami datang kepada Imam Ahmad bin Hanbal dan mengeluhkan bahwa istrinya mengalami kesulitan dalam proses melahirkan.
Menanggapi perihal tersebut, Imam Ahmad menuliskan beberapa angan agar mudah melahirkan. Doa tersebut dibacakan dalam sebuah wadah bersih. Air dalam wadah itu kemudian diminumkan kepada wanita yang hendak melahirkan, dan sisanya dipercikkan ke bagian perutnya.
Berikut adalah angan yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Lailaha Illallah al halimul karim, subhanallahi rabbil arysil al-adzhim, alhamdulillahi rabbil alamin
“Tidak ada Tuhan selain Allah, Zat Yang Maha Penyantun dan Maha Dermawan, Maha Suci Allah Tuhan Arasy yang agung, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Bagian awal angan ini merupakan corak pengagungan kepada Allah SWT yang mengandung unsur tauhid, tasbih, dan tahmid. Tiga kalimat ini menanamkan kepercayaan bakal kekuasaan Allah atas segala sesuatu, termasuk proses kelahiran.
Imam Ahmad kemudian menuliskan lanjutan angan dari petikan ayat Al-Qur’an:
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا ساعَةً مِنْ نَهارٍ بَلاغٌ
“Pada hari mereka memandang balasan yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup.”
Ayat ini berasal dari Surat al-Ahqaf ayat 35. Petikan ini mengajarkan bahwa kesulitan hidup, termasuk rasa sakit dalam persalinan, hanyalah sementara dan bakal berlalu.
Kemudian, Imam Ahmad melanjutkan dengan ayat:
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَها لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحاها
“Pada hari mereka memandang hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore alias pagi hari.”
Ayat ini diambil dari Surat An-Nazi’at ayat 46. Tujuannya adalah untuk meneguhkan hati si ibu bahwa penderitaan melahirkan tidak bakal berjalan lama, dan bakal segera digantikan dengan kebahagiaan menyambut buah hati.
Penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an dan pujian kepada Allah sebagai bagian dari proses persalinan bukanlah sihir alias jimat, melainkan corak tawassul (perantara) dengan doa-doa yang berasal dari kalam Allah.
Doa-doa ini berfaedah untuk menenangkan jiwa, menguatkan hati, dan menanamkan kepercayaan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala urusan. Dengan ketenangan jiwa, hormon oksitosin yang memperlancar kontraksi pun lebih mudah bekerja.
Cara mengamalkan angan agar mudah melahirkan ini adalah dengan menuliskannya dalam wadah yang bersih, seperti mangkuk alias gelas kaca, menggunakan tinta yang suci seperti dari bahan safron.
Setelah itu, air dimasukkan ke dalam wadah tersebut dan diminumkan sebagian kepada wanita yang hendak melahirkan. Sisanya bisa dipercikkan alias dibasuhkan ke perutnya sebagai corak tabarruk (mengambil berkah).
Doa-doa semacam ini bukanlah pengganti upaya medis, namun merupakan pelengkap spiritual yang sangat berharga. Dalam Islam, segala corak kesulitan hidup selalu disertai dengan rayuan untuk kembali kepada Allah. Ketika pengetahuan kedokteran dan upaya manusia telah dijalankan, maka bertawakal diri kepada Allah dan memperbanyak angan menjadi tembok terakhir.
Semoga angan yang diajarkan Imam Ahmad bin Hanbal ini menjadi wasilah kemudahan bagi para ibu yang sedang menanti kelahiran buah hatinya. Wallahu ‘alam.