Dokter Anjurkan Para Ibu Hamil Segera Dievakuasi Dari Los Angeles Agar Tak Terpapar Bahaya Asap

Jan 14, 2025 11:30 AM - 2 bulan yang lalu 79240

Jakarta -

Baru-baru ini, daerah Los Angeles di Amerika Serikat sedang dilanda kebakaran dahsyat yang bikin langit jadi kelabu dan udara enggak sehat. Asap tebalnya nggak hanya bikin kita enggak nyaman, tapi juga rawan banget, terutama buat Bunda yang lagi hamil.

Kualitas udara yang jelek akibat kebakaran ini penuh dengan partikel mini dan bahan kimia berbisa yang bisa masuk ke tubuh. Terutama bagi ibu mengandung perlu ekstra hati-hati lantaran dampaknya bisa berpengaruh ke kesehatan Bunda dan bayi dalam kandungan.

Hal ini menjadi perhatian pemerintah Los Angeles yang berfokus pada akibat jelek asap kebakaran terhadap kesehatan masyarakat, terutama ibu mengandung dan janin. Para mahir medis memperingatkan bahwa tingkat asap yang ekstrem di area tersebut menghadirkan akibat unik yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan anak yang belum lahir.

Dilansir dari Los Angeles Times, menurut Dr. Allison Bryant, seorang ahli kedokteran ibu dan janin di Rumah Sakit Umum Mass sekaligus kepala Komite Praktik Perawatan Obstetri American College of OB/GYN (ACOG) mengatakan bahwa mereka kudu mengikuti pedoman darurat setempat mengenai evakuasi.

Selain memantau perintah evakuasi, Bryant menyarankan untuk mengikuti pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang merekomendasikan ibu mengandung untuk tetap berada di dalam rumah sebisa mungkin dengan jendela dan pintu tertutup.

Ibu mengandung juga bisa menggunakan sistem HVAC dengan filter alias pembersih udara portabel, dan mengenakan masker N95 jika paparan di luar ruangan tidak dapat dihindari. Mereka kudu menjaga agenda perawatan prenatal mereka sebisa mungkin dan memperbarui rencana persalinan mereka jika pemindahan menjadi perlu.

Bukan hanya itu, kesiapsiagaan darurat juga penting. CDC merekomendasikan untuk menyimpan persediaan obat resep dan vitamin prenatal selama tujuh hingga 10 hari. Persediaan tersebut dapat dimasukkan ke dalam tas darurat berbareng barang-barang penting, termasuk pakaian, catatan medis, dan info asuransi.

Bryan menambahkan,  bayi yang lahir dari ibu yang terpapar kebakaran rimba mungkin lebih mini dari rata-rata, dengan pengaruh yang mungkin paling kuat pada kehamilan selanjutnya, Namun, risikonya lebih dari sekadar paparan asap. Kehamilan itu sendiri membikin orang lebih rentan secara fisik, dengan perubahan pada pola pernapasan, kegunaan jantung, dan selaput lendir yang dapat memperparah pengaruh asap dan polusi udara.

"Yang membedakan ibu mengandung adalah kita tahu bahwa mereka bakal memerlukan perawatan kesehatan dalam waktu dekat," kata Bryant.

Bahaya asap kebakaran bagi ibu hamil

Menghirup asap dari kebakaran rimba alias sumber lain seperti api unggun, api unggun, pemanggang, alias perapian dapat membahayakan Bunda dan Si Kecil selama kehamilan. Asap dari api mengandung gas seperti karbon monoksida dan partikel mini yang dapat masuk ke paru-paru dan aliran darah Bunda. 

Menurut Dr. Joseph Ouzounian, ketua obstetri dan ginekologi di Keck School of Medicine USC, meskipun risikonya tidak bervariasi secara dramatis menurut trimester, kehamilan itu sendiri membikin orang lebih rentan terhadap tantangan pernapasan. Paparan yang lebih lama memerlukan tindakan yang lebih tegas. Paparan racun lingkungan yang berkepanjangan dapat memengaruhi perkembangan janin.

"Ibu mengandung bakal bernapas lebih sigap daripada orang yang tidak hamil. Jantung dan sistem kardiovaskular bekerja lebih keras karena, sampai pemisah tertentu, mereka mendukung dua kehidupan, bukan satu," kata Ouzounian.

Selain itu, dilansir dari Babycenter, racun dapat membahayakan Bunda dan Si Kecil jika Bunda terpapar asap dalam jangka waktu lama, seperti saat terjadi kebakaran rimba yang berjalan selama berhari-hari di dekat rumah Bunda.

Penelitian menunjukkan bahwa menghirup asap selama kehamilan dapat meningkatkan akibat kelahiran prematur. Sebuah penelitian Universitas Stanford memperkirakan bahwa asap kebakaran rimba di California antara 2007 dan 2012 mungkin mengakibatkan 7.000 kelahiran prematur tambahan di negara bagian tersebut. Risiko kelahiran prematur meningkat secara signifikan semakin lama ibu mengandung terpapar asap kebakaran hutan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya