Durasi Menyusui Pengaruhi Perkembangan Otak Anak, Simak Perubahaannya Saat Usia 9-10 Tahun!

Dec 11, 2024 01:29 PM - 1 bulan yang lalu 43122

Jakarta -

Semakin lama menyusui, bayi bisa mendapatkan nutrisi maksimal dari foremilk dan hindmilk. Di luar itu, lama menyusui  rupanya memengaruhi perkembangan otak anak lho, Bunda. Simak faktanya, yuk.

Menyusui memang tidak selalu bisa berlama-lama ya, Bunda. Ada kalanya, bayi hanya menyelesaikan satu sesi tetek kemudian beranjak tidur. Tetapi, ada juga bayi yang menyusunya cukup lama sehingga bisa mengosongkan tetek Bunda secara maksimal.

Ya, menyusui memang idealnya bisa menuntaskan tetek hingga tetek betul-betul terkuras. Sehingga, ASI foremlik dan hindmilk yang lebih kental dan mengandung banyak lemak bisa dikonsumsi bayi.

Secara ilmiah, rupanya menyusui lebih lama juga memengaruhi perkembangan otak Si Kecil di masa depan, kurang lebih saat mereka berumur 9-10 tahun. 

Sebuah studi dari peneliti CHLA mengeksplorasi hubungan antara lama menyusui dan perkembangan otak-tubuh yang lebih kuat pada anak usia 9 dan 10 tahun.

Jika Bunda alias seseorang yang dekat dengan Bunda pernah menyusui, Bunda mungkin pernah mendengar banyak nasihat (baik yang diminta maupun tidak diminta) tentang beragam langkah menyusui membantu perkembangan otak dan tubuh bayi.

Namun, hingga saat ini, para mahir tidak percaya berapa lama pengaruh positif ini terus memengaruhi perkembangan anak setelah menyusui berakhir.

Sebuah studi baru di Nature Pediatric Research yang dipimpin oleh para intelektual Children Hospital Los Angeles apalagi menemukan faedah menyusui apalagi lebih jauh lagi dalam perkembangan anak daripada yang diperkirakan para mahir sebelumnya.

Analisis statistik para peneliti terhadap lebih dari 7.000 anak-anak AS mengidentifikasi hubungan dengan perkembangan otak dan tubuh yang positif 10 tahun setelah masa kanak-kanak.

Vidya Rajagopalan, PhD, seorang peneliti di Divisi Kardiologi di CHLA, dan dua peneliti lain dari CHLA dan the Keck School of Medicine of USC  mulai mempertanyakan, "Manfaat jangka panjang apa dari menyusui yang dapat ditelusuri dalam otak dan tubuh anak-anak bertahun-tahun kemudian?"

Data dari studi krusial memberdayakan kajian yang lebih mendalam dan lebih luas mengenai perihal tersebut. Dan, untuk memastikan kajian mereka betul-betul mewakili seluruh populasi AS, para peneliti perlu mendapatkan informasi sebanyak mungkin.

Mereka menggunakan kumpulan informasi publik yang mencakup pemindaian otak dan tubuh, riwayat sosial ekonomi, dan riwayat family dan kesehatan dari 7.511 anak yang berperan-serta dalam The Adolescent Brain Cognitive Development (ABCD).

Ini merupakan studi jangka panjang terbesar tentang perkembangan otak dan kesehatan anak di AS yang didanai oleh The National Institutes of Health (NIH).

"Yang betul-betul keren tentang kumpulan informasi unik ini adalah bahwa informasi tersebut tidak bias terhadap orang-orang yang tinggal di bagian tertentu negara ini," kata Dr. Rajagopalan.

"Anak-anak yang terlibat dalam studi ini mempunyai beragam karakter dan latar belakang. Data tersebut juga tidak bias terhadap family yang mempunyai pandangan yang sama tentang menyusui." Menyusui berasosiasi dengan perkembangan otak serta BMI yang sehat.

Dr. Rajagopalan dan tim melakukan kajian statistik untuk mengeksplorasi faedah jangka panjang dari menyusui di dua area utama ialah perkembangan otak dan berat badan yang sehat, seperti dikutip dari laman Chla.

Pertama, mereka mengukur akibat menyusui pada beberapa metrik pertumbuhan otak dan menemukan bahwa lama menyusui yang lebih lama berkorelasi dengan luas permukaan materi abu-abu yang lebih tinggi.

“Area materi abu-abu seperti pusat komputasi otak kita,” jelas Dr. Rajagopalan. “Kita tahu dari studi ilmiah sebelumnya tentang perkembangan otak bahwa luas permukaan materi abu-abu yang lebih tinggi berkorelasi dengan keahlian yang lebih baik pada tugas-tugas kognitif.”

“Meskipun saya senang memandang faedah menyusui bagi otak, kami mencatat hubungan yang lebih besar antara menyusui dan berat badan yang sehat,” tambah Dr. Rajagopalan. 

Anak-anak yang disusui lebih lama condong mempunyai indeks massa tubuh (BMI) dan rasio tinggi terhadap berat badan yang sehat, sehingga menurunkan akibat obesitas di kemudian hari.

Para peneliti mengukur akibat ini pada tiga kategori lama menyusui yang berbeda: 0-3 bulan, 3-6 bulan, dan 12 bulan dan lebih lama. Besarnya faedah meningkat semakin lama anak disusui, dengan faedah terbesar bagi anak yang disusui 12 bulan dan lebih lama.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya