Emboli Paru Pada Ibu Hamil: Kenali Penyebab, Gejala, Dan Pengobatannya

Dec 02, 2024 09:20 PM - 1 bulan yang lalu 57331

Emboli paru (PE) pada ibu mengandung merupakan kondisi memdis yang dapat membahayakan ibu mengandung dan janin di dalam kandungan. Kondisi ini dapat terjadi lantaran ada penyumbatan pada pembuluh darah paru-paru  akibat bekuan darah. Artinya emboli paru bakal membatasi aliran darah ke paru-paru, menurunkan kadar oksigen di paru-paru dan meningkatkan tekanan darah di arteri pulmonalis.

Mengutip laman My.clevelandclinic.org, emboli paru merupakan keadaan darurat medis. Tanpa pengobatan yang cepat, emboli paru dapat menyebabkan kerusakan jantung alias paru-paru dan apalagi kematian. 

Sekitar 33 persen penderita emboli paru meninggal sebelum mereka mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Namun dengan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat waktu, PE jarang berakibat fatal.

Penyebab emboli paru

Beberapa penyebab emboli paru terjadi pada ibu mengandung sebagai berikut:

1. Penumpukan darah

Pengumpulan darah di bagian tubuh tertentu biasanya lengan alias kaki. Darah biasanya terkumpul setelah tidak melakukan kegiatan dalam waktu lama, seperti setelah operasi, rehat di tempat tidur, alias penerbangan jauh alias naik pesawat.

2. Patah tulang

Cedera pada pembuluh darah, seperti patah tulang alias pembedahan terutama di panggul, pinggul, lutut, alias tungkai.  

3. Kondisi medis lain

Kondisi medis seperti penyakit kardiovaskular termasuk kandas jantung kongestif, fibrilasi atrium, serangan jantung, alias stroke.

4. Terapi hormon alias pil KB

Faktor pembekuan darah yang meningkat dapat terjadi pada beberapa jenis kanker alias pada beberapa orang yang menggunakan terapi penggantian hormon alias pil kontrasepsi KB.  Faktor pembekuan yang abnormal alias rendah juga dapat terjadi akibat gangguan pembekuan darah. 

Gelaja emboli paru

Mengutip laman Mkuh.nhs.uk, ada beberapa indikasi bisa muncul ketika ibu mengandung mengalami emboli paru. Berikut gelaja yang perlu Bunda waspadai;

1. Kesulitan bernapas

Ibu mengandung yang mengalami emboli paru mungkin bakal kesulitan bernapas secara tiba-tiba tanpa karena yang jelas.

2. Nyeri dada

Bunda mungkin bakal merasakan sesak sekaligus nyeri di bagian dada secara tiba-tiba. Terutama jika rasa nyeri ini semakin memburuk yang mengakibatkan sesak napas. 

3. Batuk darah

Bila ibu mengandung mengalami batuk darah alias bercak perlu diwaspadai lantaran ini tanda Bunda bisa mengalami emboli paru. 

4. Jantung berdebar

Bila Bunda mengalami peningkatan degub jantung alias jantung berdebar juga bisa dicurigai sebagai indikasi awal mengalami emboli paru. 

Tapi perlu Bunda catat, meski mengalami beberapa indikasi yang disebutkan di atas tidak berfaedah menderita emboli paru. Kehamilan normal alias masalah lain seperti jangkitan dada alias paru-paru kolaps juga dapat menyebabkan indikasi serupa. Oleh lantaran itu segeralah Bunda periksa ke master saat mengalami beberapa tanda tersebut. 

Tes yang perlu dilakukan

Jika Bunda ada kekhawatiran menderita emboli paru sebaiknya langsung periksa ke dokter. Setelah itu master menyarankan beberapa pemeriksaan yang kudu Bunda lakukan seperti:

  • Rontgen dada
  • Pemindaian ultrasonografi Doppler pada kaki
  • Pemindaian perfusi paru (pemindaian VQ)
  • CT angiogram paru (CTPA).

Biasanya diperlukan lebih dari satu tes untuk mencapai diagnosis. Beberapa dari tes ini bakal membikin Bunda dan bayi terkena radiasi. Tapi master bakal mengurangi jumlah radiasi yang bakal membahayakan janin. 

Pengobatan emboli paru

Setelah mengetahui penyebab dan indikasi emboli paru pada ibu hamil, berikut beberapa pengobatan yang perlu dilakukan.

1. Pengobatan di rumah sakit

Bila Bunda mengalami emboli paru perihal pertama yang dilakukan tentu perawatan di rumah sakit agar master bisa memantau kondisi Bunda.  Namun lama perawatan emboli paru di rumah sakit tidak bisa ditentukan lantaran tergantung tingkat keparahan bekuan darah. Beberapa orang mungkin tidak perlu menginap.

Yang pasti pengobatan utama untuk emboli paru adalah antikoagulan alias pengencer darah. Lagi-lagi penggunaan pengencer darah tergantung pada tingkat keparahan bekuan darah dan pengaruhnya terhadap organ lain seperti jantung.  Mungkin Bunda bakal menjalani terapi trombolitik, pembedahan, alias prosedur intervensi untuk meningkatkan aliran darah di arteri pulmonalis.

2. Obat antikoagulan

Selain itu, obat antikoagulan guna bisa digunakan untuk menurunkan keahlian darah membeku. Hal ini mencegah penggumpalan darah di kemudian hari. Tapi krusial untuk Bunda memahami gimana dan kapan kudu mengonsumsi antikoagulan dan berapa lama mengonsumsinya sesuai resep dokter. 

3. Tes darah

Saat mengonsumsi antikoagulan, pemeriksaan lebih lanjut dibutuhkan. Seperti tes darah rutin (tes waktu protrombin) untuk memandang seberapa sigap darah membeku. Ini membantu master menentukan dan mengetahui apakah dosis obat yang Bunda minum sudah tepat. 

4. Stocking kompresi

Stocking kompresi dapat membantu meningkatkan aliran darah di kaki. Orang yang mengalami trombosis vena dalam (DVT) sering kali menggunakannya. Sebaiknya menggunakan stoking ini sesuai dengan petunjuk dokter. Stoking ini biasanya berukuran setinggi dengkul dan memberikan tekanan pada kaki untuk mencegah darah terkumpul. 

5. Pembedaan alias operasi

Jika emboli pari menakut-nakuti jiwa dan pengobatan lain tidak sukses maka tindakan medis pembedahan kudu dilakukan. Terapi trombolitik juga merupakan opsi lain. 

Selain itu, master merekomendasikan prosedur intervensi, di mana seorang mahir medis menempatkan filter di dalam vena terbesar tubuh Bunda. Filter vena cava ini berfaedah untuk menangkap bekuan darah sebelum masuk ke paru-paru.

6. Terapi trombolitik

Obat trombolitik alias penghancur gumpala dapat dilakukan termasuk aktivator plasminogen jaringan (TPA) untuk melarutkan gumpalan darah. Bunda bisa menerima terapi trombolitik di rumah sakit agar master bisa memantu kondsinya. Namun obat ini digunakan saat Bunda mempunyai riwayat sakit tekanan darah rendah dan tidak stabil akibat emboli paru. 

Begitulah penjelasan tentang emboli paru mulai dari penyebab, indikasi dan langkah mengatasinya ya Bunda. 

(pri/pri)

Selengkapnya