KincaiMedia, Amr bin Luhay merupakan tokoh yang membawa berhala dan mengenalkan tradisi menyembah berhala ke masyarakat Makkah. Amr apalagi menjadi sosok yang menempatkan berhala di dalam Kabah.
Sebelum Amr bin Luhay mengenalkan berhala dan tradisi untuk menyembah berhala, kebanyakan bangsa Arab mengikuti aliran Nabi Ismail Alaihissalam, ialah mengikuti aliran Tauhid. Inti kepercayaan Nabi Ibrahim adalah menyembah kepada Allah SWT, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat Arab melalaikan aliran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam kitab Sirah Nabawiyah mengungkap upacara penyembahan berhala yang dilakukan masyarakat Makkah era jahiliyah, berikut diantaranya:
Pertama, mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit di hadapannya, meminta pertolongan ketika menghadapi kesulitan, bermohon untuk memenuhi kebutuhan, dengan penuh kepercayaan bahwa berhala-berhala itu bisa memberikan syafaat di sisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka kehendaki.
Kedua, mereka menunaikan haji dan thawaf di sekeliling berhala, merunduk dan sujud di hadapannya.
Ketiga, mereka bertaqarrub dengan menyajikan beragam macam korban, menyembelih hewan piaraan, dan hewan korban demi berhala dan menyebut namanya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam hewan buas, selain yang (sempat) Anda sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh karena itu, janganlah Anda takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa lantaran lapar, bukan lantaran mau melakukan dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Ma'idah Ayat 3)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَأْكُلُوْا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَاِنَّهٗ لَفِسْقٌۗ وَاِنَّ الشَّيٰطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ ۚوَاِنْ اَطَعْتُمُوْهُمْ اِنَّكُمْ لَمُشْرِكُوْنَ ࣖ
Janganlah Anda menyantap sesuatu dari (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah. Perbuatan itu betul-betul suatu kefasikan. Sesungguhnya setan betul-betul selalu membisiki kawan-kawannya agar mereka membantahmu. Jika Anda menuruti mereka, sesungguhnya Anda betul-betul musyrik. (QS Al-An‘am Ayat 121)