Saat ini, sebuah brand kudu bisa menyampaikan pesan yang tepat lantaran konsumen semakin kritis. Tidak tersedianya info yang dibutuhkan bisa mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Oleh lantaran itu, krusial bagi sebuah brand untuk memastikan iklan mereka bisa tampil di tempat, waktu, dan dengan format yang tepat. 



Di Indonesia, AI berkesempatan memberikan kontribusi sebesar 2,612 triliun Rupiah (atau USD167 miliar) terhadap perekonomian pada tahun 2030, yang mewakili nyaris 13% PDB negara pada tahun 2022. Pertumbuhan pesat di area Asia Pasifik bukan hanya sekedar tren teknologi namun juga mewakili kesempatan ekonomi yang sangat besar. Dengan AI yang siap mendefinisikan ulang industri, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan. 



Sapna Chadha menjelaskan gimana AI membantu pemasar dalam pengambilan keputusan



“Saat ini semakin banyak perusahaan yang menyadari bahwa AI telah menjadi perihal krusial yang dapat membantu mereka tetap kompetitif. Dunia upaya kudu menghadapi banyak kerumitan  dari mulai biaya modal, barang, logistik, tekanan inflasi. Banyak perusahaan kudu beranjak dari konsentrasi pada pertumbuhan utama ke pertumbuhan yang menguntungkan, dan banyak yang beranjak ke AI untuk produktivitas dan efisiensi,” jelas Sapna Chadha, VP, Southeast Asia and South Asia Frontier, Google.



Berdasarkan CAGR antara saat ini dan tahun 2030, diharapkan AI prediktif bakal tumbuh sebesar 20% dan AI generatif bakal tumbuh sebesar 28% di area Asia Parsifik. Proyeksi ini melampaui perkiraan dunia yang masing-masing sebesar 17% dan 24%.



 

Muriel Makarim menjelaskan Google satu-satunya perusahaan dengan solusi komplit di 4 lapisan AI, dari hardware terbaik sampai produk yang dipakai 2 miliar pengguna



“AI menghadirkan pembeda teknologi yang kuat untuk membuka kesempatan baru dalam mentransformasi bisnis, menjadikan apa yang selama ini di luar jangkauan, menjadi terjangkau. Sebagian besar transformasi terkini terjadi di AI generatif. Model ini lebih canggih dibandingkan model AI prediktif lama, lantaran model ini dapat memikirkan banyak perihal berbeda dan membikin konten baru, tidak hanya memprediksi hasil,” ujar Muriel Makarim, Country Marketing Manager, Google Indonesia.



Model AI generatif bisa menganalisis info dari beragam bagian mulai dari puisi, soal matematika, hingga pemeriksaan medis. Informasi yang disediakan bisa membantu untuk memecahkan masalah apalagi membikin konten baru. Untuk melakukan perihal ini, model AI generatif kudu jauh lebih besar dan lebih kuat dibandingkan model prediktif.



“Kami mulai bereksperimen dengan AI Overview tahun lampau untuk merespons tren kueri penelusuran yang lebih bernuansa. Sejak saat itu, kami telah melayani miliaran kueri, memberi pengguna lebih banyak kueri untuk setiap penelusuran, tinjauan singkat tentang sebuah topik dengan beragam perspektif dan tautan untuk mendalami web lebih dalam,” tambah Muriel “AI Overview bakal segera diluncurkan ke lebih banyak negara, termasuk Indonesia, tetapi bagi yang mau mencoba, saat ini dapat mencobanya di Google Search Labs”.



Untuk memastikan pemanfaatan AI yang terdistribusi secara luas, kita butuh strategi-strategi matang dan dibutuhkan upaya kolaboratif sebagaimana lanskap sektor tenaga kerja mungkin bakal berubah. Studi dari McKinsey menemukan bahwa penerapan AI dapat menciptakan hingga 46 juta lapangan kerja di Indonesia pada tahun 2030, dimana 10 juta di antaranya bakal muncul dari pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada.



Lihat keseruan kegiatan GML 2024 di Jakarta dan sekilas penjelasan dari mahir Google tentang gimana AI menghadirkan kesempatan baru bagi transformasi upaya dan dan strategi pemasaran melalui video ini.




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivmbLF_CWQZ_kZ8jS803aKj_LLoVoEDmrBn3XtjzahSi1jS2jRXTux53K0w_dbIOi4IWkZpWcFJ-mt6_FM1_IK_Fl2TcGTdqTxmYWJTL39XMkpTPqKzrEK4qU2YVGuFULGOO2KxPdSAVE/s1600/Beutler_Google_Giftwrap_-v2TW.png -->