KincaiMedia – Pasar mata duit digital belum menunjukkan lonjakan nilai meskipun ada banyak angin segar yang berhembus. Salah seorang analis mata duit digital terkenal di media sosial X berjulukan Miles Deutscher, menjelaskan bahwa pasar tidak hanya bereaksi terhadap berita, tetapi lebih pada ekspektasi yang sudah terbentuk sebelumnya.
Deustcher menjelaskan bahwa pasar sering kali sudah memperhitungkan potensi perubahan sebelum suatu kebijakan alias peristiwa terjadi. Oleh lantaran itu, saat kebijakan betul-betul diterapkan. dampaknya terhadap penduduk tidak lagi sebesar yang diharapkan.
Sebagai contoh, dia menyebut kampanye Donald Trump. Menurutnya, pasar mata duit digital sudah bergerak naik sejak pemilu hingga pelantikan Trump, lantaran para penanammodal berekspektasi terhadap kebijakan yang menguntungkan. Namun, setelah kebijakan tersebut mulai dijalankan, pasar justru condong mengalami stagnasi.
“Pasar selalu bergerak berasas realitas vs ekspektasi. Itulah kenapa nilai melonjak pasca pemilu, tetapi sekarang mandek saat janji-janji sebenarnya mulai direalisasikan,” ungkap Deustscher.
Dengan kata lain, menurutnya kenaikan nilai yang diharapkan sudah terjadi sebelumnya. Kini, pasar sedang menyesuaikan diri dengan realita dan mencari arah baru.
Baca Juga: AI Prediksi Harga Bitcoin Pada 31 Maret 2025
Harga Melesu Jangka Pendek vs Optimisme Jangka Panjang
Deutscher juga menyoroti bahwa pasar saat ini sedang mengalami kelesuan jangka pendek, yang menjadi argumen utama kenapa nilai tidak naik tajam meskipun ada buletin positif.
Namun, dalam jangka panjang, dia tetap optimis terhadap Bitcoin (BTC) dan beberapa aset mata duit digital utama lainnya. Menurutnya, esensial pasar tetap kuat, dan kesempatan untuk kenaikan nilai di masa depan tetap terbuka lebar.
“Dalam jangka panjang, banyak argumen untuk tetap optimis, terutama untuk Bitcoin dan beberapa mata duit digital utama lainnya,” ujarnya.
Selain itu, Deutscher mengingatkan bahwa aspek makroekonomi juga memainkan peran penting. Ketidakpastian mengenai suku bunga, inflasi dan kebijakan ekonomi dunia tetap membebani pasar.
Menurut laporan dari TradingView, data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan telah menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi, yang mendorong penanammodal menjauh dari aset beresiko seperti Bitcoin.
Selain itu, tekanan jual dari penambang juga mempengaruhi nilai Bitcoin. Data dari IntoTheBlock menunjukkan bahwa antara 4 hingga 8 Februari 2025, persediaan Bitcoin yang dimiliki oleh penambang turun dari 1,94 juta BTC menjadi 1,91 juta BTC, setara dengan sekitar US$ 3 miliar. Penurunan ini mencerminkan tingkat tekanan jual yang signifikan di pasar.
Karena itu, meskipun ada sinyal positif, penanammodal tetap ragu untuk bertindak agresif. Pasar memerlukan waktu untuk menemukan kembali momentumnya sebelum pergerakan besar berikutnya terjadi.
"Why isn't the market pumping on good news"
Well, Trump already revealed his hand during his campaign.
Markets always behave on the premise of Reality – Expectation.
That's why price moved aggressively post-election into the inauguration, and is now stalling once his *actual*…
Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website KincaiMedia ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan yang telah tayang di KincaiMedia bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. KincaiMedia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.