KincaiMedia, MADINAH -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan menyampaikan, Nabi Muhammad SAW sukses membentuk negara Madinah ketika Rasulullah SAW memulai dengan menanamkan satu keyakinan. Yaitu yang disebut dengan Tauhid.
Itu sebabnya kenapa Allah mengatakan dalam Alquran Surat Al-Baqarah 218.
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Innallażīna āmanụ wallażīna hājarụ wa jāhadụ fī sabīlillāhi ulā`ika yarjụna raḥmatallāh, wallāhu gafụrur raḥīm
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Baqarah Ayat 218)
Buya Amirsyah mengatakan, orang beragama itu, dia senantiasa melakukan hijrah dan jihad. Orang beragama itu dia percaya Allah Maha Pengasih dan Pengampun, dia mengharapkan pembebasan dan kasih sayang Allah.
"Siapa orang yang beragama itu? Kata Rasulullah SAW, orang beragama itu dia yakini dalam hatinya. dia buktikan dengan kebaikan perbuatan yang baik," kata Buya Amirsyah di Masjid Al-Ittihad, Cibubur beberapa waktu lalu.
Buya Amirsyah menjelaskan, lantaran itu, jika seseorang mengatakan bahwa dirinya sudah berhijrah tapi imannya belum bisa mendorong dia untuk berhijrah dan berjihad, tentu imannya patut dipertanyakan.
Kalau umat Islam mau hijrah dan berjihad, maka imannya kudu diperkuat. Itulah sebuah kebenaran dan bukti kenapa Rasulullah SAW sukses mengubah situasi jahiliah kepada situasi Madinah yang penuh dengan rahmat dan pembebasan Allah SWT.
"Rasulullah bisa mengubah mindset kepercayaan masyarakat di Madinah, sejarah ini patut kita contoh jika umat dan bangsa Indonesia mau berhijrah dan berjihad mari kita tanamkan nilai-nilai keagamaan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala," ujar Buya Amirsyah.
Buya Amirsyah mengatakan, umat dan bangsa Indonesia bakal jauh dari pembebasan dan rahmat Allah, jika umat dan bangsa Indonesia tidak mempunyai kesungguhan untuk beriman, tidak mempunyai kesungguhan untuk berjihad, tidak punya kesungguhan untuk berhijrah.
Ia menegaskan, umat dan bangsa Indonesia bakal jauh dari pembebasan dan rahmat Allah, jika hijrah hanya di kata-kata. Tapi tidak pernah memberikan jejak apa sesungguhnya makna dari hijrah itu.