KincaiMedia, JAKARTA -- Saat umat Islam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan, banyak warung makanan yang tutup. Jika pun buka, biasanya ditutup dengan kain untuk menghormati orang yang berpuasa.
Namun, gimana hukumnya jika umat Islam membuka warung secara terang-terangan di siang hari Ramadhan? Pakar tafsir Alquran, KH Prof Muhammad Quraish Shihab menjelaskan penghormatan terhadap syiar Islam adalah tanda-tanda orang bertakwa.
Salah satu di antaranya adalah tidak makan saat orang-orang sekelilingnya sedang berpuasa, walaupun yang berkepentingan tidak wajib puasa. “Siapa yang membuka warung makannya di bulan puasa dan dilakukan secara terang-terangan, maka secara lahiriah dia ibaratkan tidak peka dengan kehormatan bulan Ramadhan,” kata Prof M Quraish Shihab dikutip dari bukunya yang berjudul M Quraish Shihab Menjawab terbitan Lentera Hati.
Di sisi lain, membuka rumah makan di siang hari dapat mengundang orang-orang yang lemah ketaatan tidak berpuasa. Ini dapat berfaedah pemilik restoran membantu terjadinya kerumunan.
“Seperti diketahui siapa yang membantu dalam kebaikan baik, maka dia memperoleh ganjaran sebagaimana ganjaran orang yang dibantunya, demikian pula sebaliknya,” jelas M Quraish.
Memang, menurut mantan menteri kepercayaan RI itu, membuka restoran alias warung makanan selama Ramadhan tetap ada manfaatnya. Misal, di sanalah orang-orang, termasuk mereka yang sedang berpuasa, dapat memperoleh bahan makanan yang mungkin bakal dikonsumsinya saat berbuka alias sahur. Dengan membeli di sana, orang juga bisa mendapatkan makanan untuk anak-anak mini mereka, orang sakit, alias siapapun yang tidak wajib berpuasa. Itu semua tentu saja dapat dibenarkan.
Namun demikian, hendaknya tiap warung jangan berkarakter sangat terbuka. Dalam arti, terkesan mempertontonkan tampilan orang-orang sedang makan di sana.
“Dari sini kita dapat berbicara bahwa yang menentukan berkurang tidaknya nilai puasa alias berdosa alias tidaknya yang bersangkutan, berjuntai pada niatnya dan ini hanya Allah yang Maha Mengetahui,” kata Prof Quraish Shihab.
Keutamaan puasa
Dalam sebuah sabda qudsi, Allah SWT berfirman, "Setiap ibadah manusia adalah untuknya selain puasa. Sebab dia (puasa) hanyalah untuk-Ku dan Akulah yang bakal memberikan ganjaran kepadanya secara langsung.” Hadis riwayat Imam Bukhari itu menggambarkan sungguh besar keistimewaan puasa bagi seorang hamba yang beragama dan melaksanakannya.