Hukum Merayakan Hari Ibu Dalam Islam, Bolehkah?

Dec 22, 2024 06:20 AM - 1 bulan yang lalu 42379

Hari Ibu di Indonesia dirayakan setiap tanggal 22 Desember. Biasanya, anak-anak bakal menyampaikan pesan terima kasih beserta bingkisan berbobot untuk ibu mereka. Namun, gimana norma merayakan Hari Ibu dalam kacamata aliran Islam, ya? Apakah diperbolehkan alias justru dianggap sebagai perihal yang tak sesuai dengan aliran agama?

Dalam Islam, kedudukan ibu sangatlah mulia. Penghormatan kepada ibu disebut berulang kali dalam Al-Qur’an dan hadits. Oleh karena itu, krusial bagi umat Islam untuk memahami gimana seremoni Hari ibu sesuai dengan prinsip dan nilai Islam.

Untuk menjawab pertanyaan seputar norma hingga makna seremoni Hari Ibu menurut Islam, berikut Bubun kumpulkan info dari beragam sumber. Simak selengkapnya di bawah ini, Bunda.

Hukum merayakan Hari Ibu dalam Islam

Dilansir detikcom, norma merayakan Hari Ibu dalam Islam adalah mubah alias diperbolehkan. Ini ditegaskan dalam keputusan para ustadz yang tergabung di kompilasi fatwa Mufti Besar Mesir dan Grand Syekh Al-Azhar As-Syarif Syekh Dr. Ali Jum’ah Muhammad.

السُّؤَالُ مَا حُكْمُ الْاِحْتِفَالِ بِعِيْدِ الْأُمِّ وَهَلْ هُوَ بِدْعَةٌ؟ الْجَوَابُ: ... وَمِنْ مَظَاهِرِ تَكْرِيْمِ الْأُمِّ الْاِحْتِفَالُ بِهَا وَحُسْنُ بِرِّهَا وَالْإِحْسَانُ إِلَيْهَا وَلَيْسَ فِي الشَّرْعِ مَا يَمْنَعُ مِنْ أَنْ تَكُوْنَ هُنَاكَ مُنَاسَبَةٌ لِذَلِكَ يُعَبَّرُ فِيْهَا الْأَبْنَاءُ عَنْ بِرِّهِمْ بِأُمَّهَاتِهِمْ فَإِنَّ هَذَا أَمْرٌ تَنْظِيْمِيٌّ لَا حَرَجَ فِيْهِ

Artinya: "(Pertanyaan) Bagaimana norma peringatan hari ibu apakah termasuk bid'ah?

(Jawaban) ... Termasuk dari bentuk nyata memuliakan seorang ibu adalah menggelar suatu peringatan untuknya dan bersikap baik padanya. Dalam hukum tidak ada larangan mengenai tindakan yang selaras dengan praktik tersebut yang dinilai oleh seorang anak sebagai corak kepatuhan dengan ibu mereka. Maka perihal ini termasuk kegiatan yang tertata dan tidak terdapat dosa di dalamnya." [Ali Jum'ah, Al-Bayan lima Yusghilul Adzhan, [Kairo, Darul Muqattam], juz I, laman 250).

Para ustadz pun menyampaikan apresiasi terhadap peringatan Hari Ibu. Adanya seremoni ini justru menjadi pengingat untuk para anak mengungkapkan rasa syukur dan berkhidmat kepada orang tua, terutama ibu.

Makna Hari Ibu

Perayaan Hari Ibu merupakan kesempatan untuk menunjukkan rasa terima kasih, baik melalui ucapan, hadiah, alias tindakan lain yang mengapresiasi semua perihal yang telah Bunda lakukan. 

Meskipun Hari Ibu bukan sebuah seremoni yang disyariatkan langsung dalam Islam, makna seremoni ini nyatanya sejalan dengan salah satu tanggungjawab utama umat muslim. Kewajiban tersebut merujuk pada perilaku berkhidmat anak kepada orang tua, khususnya ibu.

Allah SWT memerintahkan langsung umat-Nya untuk memuliakan ibu. Hal ini tertuang dalam surah Luqman ayat 14 yang berbunyi:

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan 'alā wahniw wa fiṣāluhụ fī 'āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr

Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."

Oleh karena itu, seremoni Hari Ibu merupakan salah satu momen yang krusial untuk umat Islam peringati. Perayaan ini mendorong kesadaran kita untuk senantiasa berkhidmat kepada ibu, sebagaimana Allah SWT inginkan.

Daftar pertanyaan tentang ibu dalam Islam dan jawabannya

Adapun berikut ini sejumlah pertanyaan seputar Ibu dalam Islam yang sering diajukan beserta jawabannya, Bunda.

Kenapa ibu disebut sebanyak 3 kali dalam sebuah hadits?

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, seorang sahabat Rasulullah SAW bertanya seputar berkhidmat kepada orang tua. Rasulullah pun menjawabnya sembari menyebut ibu sebanyak tiga kali.

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ: مَنْ أَبَرُّ؟ " قَالَ: أُمَّكَ، ثُمَّ أُمَّكَ، ثُمَّ أُمَّكَ، ثُمَّ أَبَاكَ، ثُمَّ الْأَقْرَبَ، فَالْأَقْرَبَ

Artinya: "Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang hendaknya saya (dahulukan untuk) berkhidmat kepadanya?" Lantas Nabi menjawab: "Ibumu." Aku bertanya lagi: "Kemudian siapa? Nabi menjawab: "Ibumu." Aku bertanya lagi: "Kemudian siapa? Nabi menjawab: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa? Nabi menjawab: "Ayahmu, kemudian kerabat terdekat, lampau yang terdekat setelahnya." (HR Abu Dawud)

Penyebutan ibu sebanyak tiga kali dalam hadits ini menunjukkan sungguh besar penghormatan yang Islam berikan kepada ibu. Rasulullah SAW menekankan bahwa kewenangan ibu untuk dihormati dan dihargai lebih besar tiga kali lipat dibandingkan dengan ayah.

Perbedaan tersebut dikarenakan perjuangan ibu untuk para anaknya. Ibu adalah sosok yang mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat anak-anak dengan penuh pengorbanan. Oleh lantaran itu, keberadaan ibu sangat layak untuk diberi penghormatan yang lebih tinggi.

Bagaimana kedudukan ibu dalam Islam?

Kedudukan ibu dalam Islam sangat mulia dan dihormati. Dalam aliran Islam, ibu diberikan posisi yang tinggi dalam perihal penghormatan dan hormat orang tua, apalagi lebih utama dibandingkan dengan ayah.

Hadits sebelumnya sudah menjelaskan gimana Rasulullah SAW menegaskan kedudukan ibu dalam Islam. Selanjutnya, seorang ustadz master hadits terkemuka, Syekh Abdurrauf Al-Munawi, juga memberikan argumen perihal kedudukan ibu yang lebih tinggi daripada ayah:

(أُمُّهُ) فَحَقُّهَا فِيْ الْآكِدِيَّةِ فَوْقَ حَقَّ الْأَبِّ لِمَا قَاسَتْهُ مِنَ الْمَتَاعِبِ وَالْشَّدَائِدِ فِيْ الْحَمْلِ وَالْوِلاَدَةِ وَالْحَضَانَةِ وَلِأَنَّهَا أَشْفَقُ وَأَرْأَفُ مِنَ الْأَبِّ فَهِيَ بِمَزِيْدِ الْبِرِّ أَحَقُّ

Artinya: "Hak seorang ibu berada di atas kewenangan ayah karena keletihan dan kesulitan yang dia alami dalam proses kehamilan, persalinan, dan mengasuh sang anak. Selain itu juga lantaran ibu lebih belas kasih daripada sang ayah, sehingga dia lebih layak mendapatkan perlakuan yang baik." [Abdurrauf Al-Munawi, Faidhul Qadir Syarhul Jami' As-Shagir (Mesir: Maktabah At-Tijariyyah Al-Kubra), juz II, laman 5).

Mengapa berkhidmat kepada ibu lebih diutamakan dalam Islam?

Dalam Islam, perilaku berkhidmat kepada ibu mempunyai kemuliaan yang lebih utama. Hal ini merujuk dalam pengorbanan dan perjuangan ibu selama mengandung dan membesarkan anak.

Salah satu potongan ayat suci yang menegaskan kemuliaan terhadap ibu adalah surah Al-Ahqaf ayat 14, yang berbunyi:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًاۗ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًاۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًاۗ حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ۝١٥

Artinya: Kami wasiatkan kepada manusia agar melakukan baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, andaikan telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar saya dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya saya bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya saya termasuk orang-orang muslim.”

Oleh karena itu, umat Islam sangat diharapkan untuk tidak bersikap durhaka kepada ibu. Sebagaimana yang terangkum dalam buku Berbakti Kepada Orang Tua karya Muhammad Al-Fahham, Imam Nawawi menyebut bahwa durhaka kepada ibu adalah perbuatan yang haram dan terhitung sebagai dosa besar.

Rasulullah SAW bersabda, "Ada 9 dosa besar: syirik kepada Allah, membunuh jiwa, kabur dari perang, menuduh wanita baik-baik berzina, makan riba, menyantap kekayaan anak yatim, melakukan penyimpangan di masjid, tidak bayar bayaran pekerja, membikin orang tua menangis lantaran perbuatan durhaka." (HR. Bukhari)

5 Ucapan Hari Ibu Islami penuh angan dan menyentuh hati

Untuk meramaikan seremoni Hari Ibu, Bunda bisa mengirimkan untaian kata Islami penuh angan berikut ini kepada ibu tersayang:

  1. Selamat Hari Ibu untuk ibuku tercinta. Terima kasih atas semua kasih dan pengorbanan yang engkau berikan padaku. Semoga Allah SWT senantiasa menganugerahkan kesehatan, kebahagiaan, dan perlindungan penuh berkah untukmu.
  2. Bunda, terima kasih atas segala pengorbanan dan doamu yang tiada henti. Semoga Allah memberimu kebahagiaan di bumi dan akhirat, serta mengampuni segala dosa-dosamu. Selamat Hari Ibu.
  3. Ya Allah, terima kasih telah memberikan ibu yang luar biasa. Jadikanlah hidupnya penuh berkah, dan jauhkan dia dari segala kesulitan. Semoga ibuku selalu diberi kebahagiaan dan kedamaian. Selamat Hari Ibu, semoga selalu dalam rahmat Allah
  4. Selamat Hari Ibu! Terima kasih Bunda atas semua pengorbananmu yang tak terhitung. Aku bermohon kepada Allah untuk jadikanmu hamba yang berada dalam kasih sayang-Nya. Semoga engkau senantiasa senang dan sehat.
  5. Selamat Hari Ibu! Engkau datang sebagai sosok yang menginspirasiku. Semua nasihat dan doamu adalah kekuatanku. Oleh karenanya, saya meminta pada Allah untuk memberimu perlindungan di bumi dan akhirat.

hari

Nah, demikian kumpulan info seputar hukum, makna, hingga ucapan dalam merayakan Hari Ibu menurut Islam. Semoga info ini membantu, ya Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Selengkapnya