Ratusan peserta itikaf mendirikan tenda untuk mengikuti itikaf 10 Malam Terakhir Ramadhan 1445 H di Masjid Raya Habiburrahman PTDI, Kota Bandung, Jawa Barat, Ahad (31/3/2024). Dalam kegiatan untuk meraih keistimewaan malam lailatul qadar ini, peserta melaksanakan beragam kegiatan ibadah khususnya membaca Alquran. Acara berjalan dari 31 Maret hingga 9 April 2024.
KincaiMedia, Itikaf merupakan salah satu ibadah sunah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Selama sepuluh hari terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW kerap berada di masjid untuk konsentrasi beribadah. Menjelang akhir hayatnya, Nabi apalagi beritikaf hingga dua puluh hari terakhir Ramadhan.
Meski demikian, salah seorang sahabat yang juga pamanda Rasulullah SAW pernah memutuskan untuk berakhir beritikaf. Hal ini terekam dalam sebuah hadits riwayat Imam Thabrani.
“Dari Ibnu Abbas ra, bahwa dia sedang beritikaf di masjid Rasulullah SAW. Lalu seseorang datang dan memberi salam kepadanya kemudian dia duduk. Ibnu Abbas ra bertanya, “Wahai fulan, saya melihatmu sedang bersedih.” “Benar wahai om Rasulullah. Aku punya tanggungan utang kepada si Fulan. Demi kemuliaan penunggu kubur ini (kubur Nabi SAW), saya belum sanggup melunasinya,” jawab orang itu.
Ibnu Abbas ra berkata, “Bolehkah saya berbincang kepadanya mengenai dirimu?” Jawabnya, “Baik jika engkau bersedia.” Maka Ibnu Abbas ra segera mengenakan sandalnya dan keluar dari masjid. Orang itu menegurnya,”Apakah engkau lupa bahwa engkau sedang beitikaf?” Ibnu Abbas ra dengan berlinang air mata berkata,”Tidak, sesungguhnya saya telah mendengar penunggu kubur ini (Rasulullah SAW) berfirman dan tetap segar dalam ingatanku bahwa peralatan siapa yang pergi demi menunaikan rencana saudaranya dan sungguh-sungguh berusaha, maka itu lebih baik baginya daripada itikaf sepuluh tahun. Dan peralatan siapa itikaf sehari lantaran mengharap ridha Allah, maka Allah bakal menjauhkan antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit. Dan jarak keduanya lebih jauh daripada jarak bumi dan langit. (HR Thabrani).
Maulana Muhammad Zakariya al-Kandahlawi Rah.a. dalam Himpunan Fadhilah Amal menjelaskan, upaya untuk menunaikah rencana sesama Muslim lebih besar pahalanya dari sepuluh tahun itikaf. Atas dasar ini, Ibnu Abbas Ra menghentikan itikafnya lantaran dia kemudian dapat melanjutkannya.
Apa yang dilakukan oleh Ibnu Abbas dengan meninggalkan itikafnya demi menolong sahabatnya sama seperti kejadian dalam pertempuran. Seorang sahabat yang kehausan yang nyaris mengakibatkan kematiannya namun tidak meminum air yang disediakan untuknya lantaran di sebelahnya ada seorang sahabat lain yang dalam keadaan haus.
Ia pun mengutamakan sahabatnya itu daripada kepentingannya sendiri. Menurut dia, Ibnu Abbas kemungkinan sedang beritikaf nafil (itikaf tanpa batas waktu dan hari) sehingga dibolehkan menghentikan itikafnya.