Ibu Hamil Dengan Metode Bayi Tabung Lebih Berisiko Terkena Stroke, Kok Bisa? Ini Kata Studi

Feb 11, 2025 11:10 AM - 1 bulan yang lalu 25015

Jakarta -

Ibu mengandung dengan metode bayi tabung lebih berisiko stroke dibandingkan dengan mereka yang mengandung secara alami lho, Bunda. Kok bisa? simak penjelasan berikut. 

Dikutip laman Dailymail, peneliti di Universitas Rutgers di New Jersey, yang melacak 30 juta kehamilan, menemukan bahwa wanita yang mengandung dengan program fertilisasi in vitro (IVF) alias fertilisasi intrauterin (IUI), 66 persen lebih besar mengalami stroke dalam waktu satu tahun setelah melahirkan.

Ibu mengandung dengan metode bayi tabung dua kali lebih mungkin menderita stroke yang lebih mematikan ialah stroke hemoragik, yang terjadi akibat pendarahan di otak. Lalu 55 persen lebih mungkin mengalami stroke iskemik, disebabkan oleh gumpalan darah yang menghalang pasokan darah ke sebagian otak.

Stroke adalah penyebab utama kematian di kalangan ibu hamil, yang diduga disebabkan oleh tekanan yang ditimbulkan oleh kehamilan pada tubuh. Sekitar 30 dari setiap 100.000 wanita yang melahirkan mengalami stroke hingga satu tahun setelah melahirkan.

Penyebab ibu mengandung dengan bayi tabung lebih berisiko terkena stroke

Penyebab pasti kenapa ibu mengandung dengan metode bayi tabung berisiko lebih tinggi mengalami stroke belum jelas tapi para peneliti mengatakan bahwa perihal ini bisa disebabkan oleh pengobatan hormon yang kudu dijalani wanita yang menjalani prosedur tersebut.

Jumlah wanita yang mengandung melalui IVF alias IUI terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya wanita yang menunda untuk mempunyai keluarga. Jumlah wanita berumur 40-an yang melahirkan sekarang mencapai nomor tertinggi, menurut informasi resmi, sementara tingkat kelahiran di AS terus menurun.

IVF adalah salah satu dari beberapa perawatan kesuburan yang tersedia untuk hamil. Selama proses ini, sel telur diambil dari indung telur dan dibuahi dengan sperma di laboratorium. Embrio ini kemudian ditanamkan ke dalam rahim wanita untuk tumbuh dan berkembang. IUI adalah proses yang melibatkan penyuntikan sperma langsung ke dalam rahim.

Selama menjalani perawatan, pasien disuntikkan hormon estrogen untuk merangsang pelepasan sel telur ovulasi  dan pertumbuhan serta pemeliharaan lapisan rahim.

Tingginya kadar estrogen yang bisa jauh lebih tinggi dibandingkan kadar alami dapat merusak lapisan pembuluh darah dan meningkatkan jumlah aspek pembekuan darah, yang dapat meningkatkan akibat stroke.

Selain itu, akibat lebih tinggi bagi mereka yang mengalami implantasi plasenta yang tidak tepat. wanita yang menjalani IVF juga berisiko lebih tinggi mengalami penyakit iskemik plasenta ketika plasenta terlalu mini alias tidak menempel dengan baik pada lapisan rahim.

Para intelektual mengatakan bahwa perihal ini dapat meningkatkan akibat stroke dengan memicu tekanan hipertensi lantaran tubuh berupaya untuk mengalirkan lebih banyak darah dan nutrisi ke rahim. Sehingga meningkatnya peradangan akibat stres, dan peningkatan jumlah aspek pembekuan darah untuk mencegah pendarahan berat.

Usia juga disarankan sebagai aspek pemicu ibu mengandung metode bayi tabung lebih rentan mengalami stroke.b Meskipun usia rata-rata wanita yang menggunakan IVF dalam penelitian ini adalah 32 tahun di bawah periode usia 35 tahun di mana akibat meningkat usia tersebut lebih tua dibandingkan dengan mereka yang 'hamil secara spontan' dalam penelitian inirata-rata berumur 27 tahun.

Para intelektual mengatakan bahwa stroke tidak terjadi hingga setelah kehamilan lantaran dipicu oleh penurunan tekanan darah saat tubuh kembali ke kondisi sebelum hamil.

Dikutip laman Pmc.ncbi, pada studi Kohort menemukan bahwa perawatan infertilitas dikaitkan dengan peningkatan akibat rawat inap stroke sebesar 66 persen.

Risiko ini lebih besar untuk rawat inap akibat stroke hemoragik daripada stroke iskemik. Selain itu, akibat rawat inap akibat stroke, baik hemoragik maupun iskemik, umumnya meningkat seiring waktu setelah persalinan, tetapi akibat lebih besar untuk stroke hemoragik. 

Meski begitu, stroke tidak bakal langsung muncul sesaat setelah melahirkan. Namun peningkatan akibat sudah terlihat apalagi dalam 30 hari pertama setelah persalinan yang menyoroti perlunya tindak lanjut lebih awal. 

Faktor peningkatan akibat stroke

Faktor-faktor yang mengenai dengan peningkatan akibat stroke pada ibu mengandung metode bayi tabung ada pada  periode antepartum dan postpartum meliputi gangguan hipertensi, kelahiran prematur, pembatasan pertumbuhan janin, diabetes, dan obesitas, di antara banyak lainnya. 

Di antara kondisi-kondisi ini, gangguan hipertensi merupakan ancaman terbesar bagi akibat stroke di masa depan. Sebuah studi pangkas lintang besar menggunakan Nationwide Inpatient Sample 1994 hingga 2011 melaporkan peningkatan akibat stroke sebesar 5,2 persen pada pasien dengan gangguan hipertensi selama kehamilan.

Semoga info berfaedah ya Bunda tentang akibat ibu mengandung metode bayi tabung lebih tinggi terserang stroke dibandingkan mereka yang mengandung secara alami. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya