Jakarta -
Flu burung pada ibu mengandung berisiko tinggi mengalami komplikasi serius apalagi kematian akibat jangkitan ini. Benarkah demikian? simak penjelasan berikut Bun.
Flu burung alias avian influenza (H5N1) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menyerang manusia dan unggas. Flu burung menjadi perhatian serius lantaran dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi.
Salah satu golongan yang rentan terhadap flu burung adalah ibu hamil. Ibu mengandung yang terjangkit flu burung berada pada akibat tinggi mengalami komplikasi serius, apalagi kematian.
Mengutip laman Theguardian, sebagian besar ibu mengandung yang terjangkit flu burung bakal meninggal. Begitu juga dengan bayi dalam kandungan yang belum lahir bakal meninggal jika terinfeksi virus ini.
Seorang peneliti penyakit jangkitan dari Murdoch Children’s Research Institute di Melbourne, Dr. Rachael Purcell, mengatakan bahwa meskipun banyak orang yang terinfeksi influenza burung baik-baik saja tapi tidak dengan ibu hamil.
"Sistem kekebalan tubuh seorang ibu mengandung tidak berfaedah dengan langkah yang sama seperti sebelum kehamilan," kata Rachael Purcell.
Dalam penelitian berbareng rekan-rekanya pada 1.500 wanita dapat mengidentifikasi kasus flu burung yang dikonfirmasi pada ibu hamil. Mereka menemukan 30 kasus seperti itu di China, Vietnam, Kamboja, dan AS yang mengenai dengan beragam jenis dan wabah.
Hasilnya dalam jurnal yang diterbitkan pada Emerging Infectious Diseases menemukan bahwa 90 persen Bunda yang terinfeksi flu burung selama kehamilan meninggal, dan nyaris semua bayi mereka 87 persen juga meninggal berbareng mereka. Dari bayi yang selamat, sebagian besar lahir prematur.
"Yang kami soroti adalah bahwa meskipun akibat influenza burung menjadi pandemi manusia berikutnya diperkirakan rendah, sangat krusial untuk memikirkan golongan rentan dan gimana kita dapat melindungi mereka serta memasukkan mereka dalam program vaksinasi," kata Purcell.
"Meski menjadi golongan dengan akibat tinggi, ibu mengandung seringkali dikecualikan dari uji vaksin, akses prioritas terhadap terapi, dan mengalami keterlambatan dalam mengikuti program vaksinasi kesehatan masyarakat," imbuh Purcell.
Sayangnya sampai saat ini tidak ada vaksin spesifik untuk flu burung pada manusia, meskipun vaksin percobaan telah dikembangkan untuk kesiapsiagaan pandemi di beberapa negara. Namun, vaksin ini tidak direkomendasikan untuk ibu mengandung lantaran kurangnya informasi tentang keamanannya.
"Itulah salah satu tantangan yang sering kami hadapi dengan vaksin, lantaran dianggap tidak kondusif untuk mengujinya pada ibu hamil. Saya rasa, seiring berjalannya waktu, yang perlu kita lakukan adalah memikirkan gimana langkah mendapatkan informasi mengenai ibu hamil," tutur Purcell.
Sementara Seorang ahli penyakit jangkitan di Universitas Nasional Australia, Associate Prof Sanjaya Senanayake, mengatakan bahwa meskipun ukuran sampel dalam studi ini kecil.
Hal ini mencerminkan kebenaran bahwa sebagian besar kasus flu burung pada manusia tetap mengenai dengan kontak langsung alias dekat dengan unggas, yang berfaedah ibu mengandung condong lebih mini kemungkinannya untuk terpapar. Namun dalam studi yang dilakukan menemukan bahwa sebagian besar ibu mengandung dalam studi ini berasal dari negara berkembang.
"Meskipun perihal ini tetap relevan untuk pandemi influenza burung di masa depan, kita tidak bisa serta merta menggeneralisasi hasil yang begitu parah untuk bumi maju dengan akomodasi kesehatan yang lebih baik," katanya.
Mengutip laman Cdc, orang yang mempunyai kontak dekat alias berkepanjangan tanpa perlindungan dengan burung yang terinfeksi misalnya unggas yang sakit alias meninggal alias hewan terinfeksi lainnya sampai lingkungan yang terkontaminasi berisiko lebih besar untuk terinfeksi.
Penyakit pada manusia akibat jangkitan virus flu burung bervariasi mulai dari ringan misalnya indikasi saluran pernapasan atas, konjungtivitis hingga penyakit berat seperti pneumonia, kandas organ multiple yang dapat berujung pada kematian.
Gejala flu burung pada manusia
Gejala utama flu burung dapat muncul dengan sangat sigap seperti berikut;
- Suhu tubuh sangat tinggi alias merasa panas alias menggigil
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Batuk alias sesak napas
- Diare
- Mual
- Nyeri perut
- Nyeri dada
- Pendarahan dari hidung dan gusi
- Konjungtivitis
Biasanya, dibutuhkan waktu 3 hingga 5 hari untuk indikasi pertama muncul setelah Anda terinfeksi. Dalam beberapa hari setelah indikasi muncul, mungkin terjadi komplikasi yang lebih parah seperti pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan akut.
Mendapatkan perawatan dengan cepat, menggunakan obat antivirus, dapat mencegah komplikasi dan mengurangi akibat mengembangkan penyakit yang lebih parah.
Intinya flu burung pada Ibu mengandung berisiko tinggi meninggal dunia. Begitu juga dengan bayi yang ada di dalam kandungan Bunda. Semoga informasinya berfaedah ya Bunda.
(pri/pri)