Ibu Menyusui Yang Obesitas Bisa Pengaruhi Nutrisi Asi

May 03, 2025 08:00 AM - 3 minggu yang lalu 25823

Jakarta -

Berat badan berlebihan alias obesitas memang bisa menimbulkan akibat dan masalah ya, Bunda. Salah satunya, ibu menyusui yang obesitas bisa pengaruhi nutrisi ASI lho.

Dalam sebuah penelitian terbaru ditemukan bahwa komposisi ASI pada ibu dengan berat badan normal berbeda dengan ibu yang mempunyai berat badan berlebih. Dan, bahwa adanya ragam metabolit molekul mini yang ditemukan dalam ASI merupakan aspek akibat yang mungkin untuk membikin obesitas pada anak.

Diketahui bahwa obesitas ibu merupakan salah satu prediktor terkuat terjadinya obesitas anak seperti dikutip dari laman Harvard.edu.

"Obesitas anak meningkatkan akibat glukosuria jenis 2, dan sejumlah komplikasi kesehatan lainnya. Tujuan kami adalah mengidentifikasi aspek akibat paling awal yang memprediksi obesitas pada anak," kata penulis utama studi Elvira Isganaitis, seorang guru besar kedokteran di Harvard Medical School dan seorang mahir endokrinologi pediatrik di Joslin Diabetes Center.

"Kami tahu bahwa salah satu aspek tersebut adalah paparan nutrisi pada periode pascanatal." Penelitian baru ini dipublikasikan secara daring di The American Journal of Clinical Nutrition.

Bekerja sama dengan rekan-rekan dari University of Oklahoma Health Sciences Center dan University of Minnesota, para peneliti menganalisis kandungan ASI dan ukuran tubuh bayi (lemak dan otot) pada usia satu bulan dan enam bulan pada 35 pasangan ibu-bayi.

Para ibu diklasifikasikan berasas indeks massa tubuh (IMT) sebelum mengandung yang kurang dari 25 (normal) alias lebih dari 25 (kelebihan berat badan alias obesitas).

Sebelum tahun 2010, tidak banyak yang diketahui tentang komposisi ASI manusia di luar unsur gizi makro dasar, kata penulis senior studi David Fields, seorang guru besar madya di University of Oklahoma Health Sciences Center dan seorang mahir glukosuria pediatrik. "Penelitian kami menggali lebih dalam komposisi ASI, di luar karbohidrat sederhana, protein, dan lemak."

Menggunakan kemajuan teknologi kajian metabolomik (teknik untuk studi skala besar molekul mini yang terlibat dalam metabolisme), Isganaitis dan kolaborator menganalisis konsentrasi 275 metabolit molekul mini perseorangan dalam ASI.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi ciri-ciri molekuler ASI menurut status berat badan ibu (normal versus kelebihan berat badan alias obesitas) dan kemudian untuk menentukan apakah ada perbedaan yang memprediksi kelebihan berat badan pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi.

Dari hasil penelitian tersebut, pada usia satu bulan, ditemukan 10 metabolit yang membedakan ibu menyusui yang obesitas dari ibu yang kurus. Dari jumlah tersebut, empat diidentifikasi sebagai turunan nukleotida dan tiga diidentifikasi sebagai karbohidrat kompleks yang disebut oligosakarida, yang dapat mengubah mikrobiota usus.

Pada usia enam bulan, kajian tersebut mengungkapkan bahwa 20 metabolit berbeda pada wanita yang kelebihan berat badan versus wanita kurus. Selain itu, adenina susu pada ibu yang obesitas dikaitkan dengan pertambahan berat badan yang lebih besar pada bayi.

Meskipun hanya ditemukan sedikit perbedaan dalam komposisi susu antara ibu menyusui yang obesitas dan ibu kurus (10 pada usia satu bulan dan 20 pada usia enam bulan, dari 275), ini adalah studi mendalam pertama yang dapat memandang unsur mana dalam ASI yang lebih banyak pada wanita yang kelebihan berat badan dan mana yang lebih sedikit, kata Isganaitis.

“Temuan kami menunjukkan bahwa campuran aspek tertentu - turunan nukleotida dan karbohidrat kompleks - dapat menjadi sasaran terapi untuk meningkatkan profil ASI dan mungkin melindungi anak-anak dari obesitas,” katanya.

Penelitian ini merupakan langkah maju dalam memahami bahwa status berat badan dan kesehatan ibu dapat memengaruhi ASI, dan, pada gilirannya, berakibat pada kesehatan bayi.

Fields, yang memulai proyek penelitian klinis di University of Oklahoma Health Sciences Center, menjelaskan bahwa dengan mengidentifikasi dan membikin profil molekul yang berbeda antara ibu normal dan ibu yang kelebihan berat badan, para peneliti meletakkan dasar untuk intervensi diet, farmakologis alias olahraga yang bakal meningkatkan kualitas ASI pada ibu menyusui yang obesitas.

Menyusui adalah perilaku yang sangat berfaedah bagi ibu dan anak-anak mereka, kata Isganaitis.

“Pemberian ASI kudu dipromosikan dan didukung. Pada akhirnya, kami mau mengidentifikasi jalur metabolisme yang memungkinkan ASI berfaedah dalam perihal penambahan berat badan bayi, dan hasil kesehatan anak lainnya. Harapannya adalah bahwa informasi ini juga dapat menginformasikan cara-cara untuk membikin susu formula bayi lebih protektif dalam perihal akibat obesitas anak di masa mendatang,” kata Isganaitis.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya