Implan Otak Dan Ancaman Baru: Data Pikiran Anda Bisa Dijual

Apr 30, 2025 02:01 PM - 3 minggu yang lalu 29043

Pernahkah Anda membayangkan bahwa pikiran terdalam Anda bisa menjadi komoditas yang diperjualbelikan? Di era di mana informasi pribadi sudah menjadi peralatan dagangan, ancaman privasi sekarang merambah ke daerah yang lebih intim: otak manusia. Sebuah surat terbuka dari senator Amerika Serikat mengungkap kekhawatiran serius tentang praktik pengumpulan informasi dari implan otak oleh perusahaan teknologi.

Surat yang ditandatangani oleh Chuck Schumer, Maria Cantwell, dan Edward Markey ini menyoroti sungguh rentannya informasi neural—informasi yang dihasilkan dari kegiatan otak—terhadap pemanfaatan komersial. Mereka memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan seperti Neuralink milik Elon Musk mengumpulkan informasi ini dengan kebijakan yang samar dan kewenangan spesial untuk membagikannya ke pihak ketiga, termasuk perusahaan iklan dan developer AI.

Lalu, gimana implikasi nyata dari praktik ini bagi privasi dan keamanan kita? Mari kita telusuri lebih dalam.

Data Neural: Harta Karun Baru di Era Digital

Data neural bukan sekadar catatan kegiatan otak biasa. Informasi ini bisa mengungkap kondisi mental, emosi, hingga keahlian kognitif seseorang. Dalam suratnya, para senator menyebut informasi ini sebagai “sangat pribadi” dan “sensitif secara strategis”. Namun, menurut penelitian NeuroRights Foundation, sebagian besar perusahaan implan otak mengumpulkannya dengan kebijakan yang tidak jelas dan berpotensi menyalahgunakannya.

Ilustrasi implan otak dan informasi neural

Jathan Sadowski, peneliti teknologi dan ekonomi, dalam bukunya “The Mechanic and the Luddite”, menjelaskan bahwa informasi telah menjadi corak modal baru—seperti duit dan mesin. “Logika akumulasi informasi adalah: kumpulkan sebanyak mungkin, dari semua sumber, dengan langkah apa pun,” tulisnya. Ini berfaedah perusahaan mempunyai insentif besar untuk mengeksploitasi informasi neural, apalagi jika melanggar privasi pengguna.

Neuralink, perusahaan implan otak milik Elon Musk, menjadi sorotan utama dalam surat tersebut. Perusahaan ini telah melakukan uji coba implan chip pada manusia dan hewan, tetapi juga dituduh melakukan pemotongan drastis terhadap tim regulator yang mengawasinya. Ini menimbulkan pertanyaan: seberapa transparan Neuralink dalam mengelola informasi penggunanya?

Lebih mengkhawatirkan lagi, informasi neural bisa menjadi sasaran lembek bagi kepentingan geopolitik. Surat tersebut menyebut kekhawatiran tentang akses China terhadap teknologi ini, meski tanpa bukti konkret tentang “senjata kendali otak” seperti yang diklaim para senator.

Masa Depan Privasi Neural: Perlukah Larangan Total?

Para senator mendesak Federal Trade Commission (FTC) untuk mengambil tindakan tegas dalam mengatur implan otak. Namun, apakah izin cukup? Sadowski beranggapan bahwa solusi sesungguhnya adalah mengakhiri perdagangan informasi industri secara keseluruhan. “Pikiran kita mungkin menjadi aset terakhir yang tersisa untuk dieksploitasi,” tulisnya.

Dengan perkembangan pesat teknologi implan otak—seperti yang terlihat pada Neuralink yang siap meluncurkan implan tahun ini—isu privasi ini tidak bisa lagi diabaikan. Jika tidak, kita mungkin bakal memasuki era di mana tidak ada lagi ruang pribadi, apalagi di dalam pikiran kita sendiri.

Lantas, siapkah Anda mengambil akibat memasang implan otak jika informasi pikiran Anda bisa dijual ke pihak ketiga? Pertanyaan ini tidak lagi berkarakter hipotetis, tetapi sangat nyata dan mendesak.

Selengkapnya