Ini Alasan Pelampung Leher Untuk Bayi Saat Berenang Disebut Tidak Aman

Dec 03, 2024 04:00 AM - 1 bulan yang lalu 52650

Jakarta -

Keamanan kudu menjadi prioritas ketika bayi diperkenalkan dengan kegiatan berenang. Ya, American Academy of Pediatrics (AAP), sebuah asosiasi ahli master anak di Amerika Serikat mengatakan bahwa pelajaran berenang bayi tidak disarankan sampai bayi setidaknya berumur satu tahun.

Mengapa? Hal tersebut lantaran saat ini tidak ada bukti bahwa program berenang bayi dapat menurunkan akibat tenggelam, sekalipun anak sudah pakai pelampung.

Berkaitan dengan pengamanan, pelampung leher untuk Si Kecil rupanya juga disebut tidak kondusif untuk bayi. Dalam kurun lima tahun terakhir, Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika Serikat (CPSC) telah menerima laporan setidaknya 85 bayi yang mengalami kecelakaan akibat pelampung leher. Bahkan, ada dua kasus anak meninggal, Bunda.

Sekarang, CPSC sedang mempertimbangkan patokan yang lebih ketat seputar kreasi dan pengetesan keamanan untuk pelampung leher bayi, bakal tetapi beberapa regulator mengatakan itu tidak cukup. Di bulan Oktober lalu, satu komisaris CPSC mengusulkan pelarangan pelampung leher sama sekali. 

"Saya pikir kategori produk ini adalah buahpikiran yang jelek dan saya tidak percaya bahwa saya sepenuhnya setuju dengan pendekatan yang kita telaah hari ini," kata Komisaris Peter Feldman, dikutip dari Motherly.

Penyebab pelampung leher tidak aman

Pelampung leher bayi dipasarkan kepada orang tua sebagai langkah untuk menjaga kepala bayi di atas air saat mereka mengapung dan bermain di bak mandi alias di kolam renang. Beberapa terbuat dari busa yang kuat, sementara yang lain berliang dan dapat digelembungkan.

Pelampung leher dimaksudkan untuk digunakan saat bayi di dalamnya berada di bawah pengawasan terus-menerus. Namun, orang tua di Amerika Serikat telah melaporkan kecelakaan yang nyaris terjadi kepada CPSC apalagi saat mereka mengawasi bayi mereka di pelampung leher mereka. Hal ini tentu menjadi ironi.

Menurut laporan yang didapat CPSC, bayi yang berumur antara 17 hari hingga 12 bulan telah terlepas melalui pelampung dan kepala, mulut, alias hidung mereka masuk ke dalam air. Hal ini dapat terjadi jika pelampung kurang angin, mulai bocor, menjadi licin lantaran sabun alias lantaran argumen yang sama sekali tidak diketahui.

Dalam sebagian besar kejadian di mana bayi terlepas dari pelampung leher mereka, mereka diselamatkan dengan sigap dan tanpa cedera. Namun, dua bayi dirawat di rumah sakit, serta dua bayi lainnya (yang ditinggalkan tanpa pengawasan di bak mandi) dilaporkan tenggelam dan meninggal.

Food and Drug Administration (FDA) AS telah memperingatkan agar tidak menggunakan pelampung leher, dengan mengatakan bahwa pelampung tersebut dapat menyebabkan ketegangan dan cedera leher, terutama pada bayi dengan kebutuhan khusus. CPSC juga telah memperingatkan orang tua agar tidak menggunakannya, menyusul salah satu kematian bayi yang terjadi.

Pelampung tidak sama dengan life jacket

AAP merekomendasikan agar orang tua secara umum menghindari penggunaan "pelampung" alias perangkat bantu renang tiup pada anak-anak lantaran dapat memberikan rasa kondusif yang salah kepada anak-anak. Mereka juga mencatat bahwa pelampung dan perangkat bantu renang bukanlah pengganti yang memadai untuk life jacket, Bunda.

"Tidak ada informasi yang mendukung pelampung leher ini. Jadi, menurut saya, itulah perihal terpenting yang perlu diketahui orang tua," kata dr. Sarah Denny, seorang master anak dan ahli bicara AAP, dikutip dari ABC News.

"Hal lainnya adalah dalam perihal keselamatan air, tidak ada peralatan ditiup yang dianggap sebagai perangkat keselamatan dalam air. Jadi, kami mempunyai perangkat pengapung pribadi di jaket pelampung yang disetujui Penjaga Pantai AS yang dapat kami rekomendasikan. Namun, tidak satu pun dari perangkat tersebut yang bakal dikalungkan di leher anak-anak," lanjutnya.

Denny menambahkan FDA mengeluarkan peringatan dan mereka sebagai akademisi tidak menentang barang-barang tertentu. Namun, dari perspektif pandang keselamatan, dia bakal mendorong orang tua untuk tidak menggunakan pelampung.

Tips kondusif berenang berbareng bayi

Jika Bunda mau berenang berbareng bayi, maka pastikan ikuti tips berikut ini seperti dilansir beragam sumber:

Tetap dekat dengan anak

Dilansir dari laman Parents, menurut seorang master anak dan penulis utama, Jeffrey Weiss, M.D., pernyataan kebijakan AAP tentang pencegahan tenggelam, orang tua kudu selalu dekat dengan anaknya ketika berenang. Jaga agar mereka dalam jangkauan lengan, dan waspadalah. Bayi pun dapat tenggelam dalam air yang sangat sedikit, Bunda.

Waspadalah terhadap kolam renang tiup

Bayi mini mudah membungkuk dan jatuh dengan kepala lebih dulu ke dalam tempat air berdinding lunak ini. Awasi dengan saksama, kosongkan kolam mini setelah digunakan.

Pelajari teknik keselamatan dasar

Manajer pengembangan teknis akuatik di American Red Cross Preparedness, Health and Safety Services, Connie Harvey menyarankan orang tua kudu mempunyai keahlian CPR dan training dasar keselamatan air. Bunda bisa mendapatkannya melalui beberapa situs resmi di internet alias belajar langsung dengan ahlinya.

Tunda les renang hingga anak 1 tahun

Tunda pelajaran renang hingga anak berumur 12 bulan. AAP tidak merekomendasikan anak-anak berumur di bawah 1 tahun untuk les renang lantaran tidak ada program umum untuk pengamanan di air untuk anak-anak usia tersebut.

Kalau pun ada, orang tua kudu betul-betul ikut berenang dan tidak boleh membiarkan anak dalam kondisi sendiri. Jangan lupa konsultasikan kondisi anak terlebih dulu kepada master ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya