Ini Ciri-ciri Bunda Yang Akan Punya Anak Pintar Menurut Pakar

Feb 21, 2025 09:20 AM - 2 bulan yang lalu 73284

Bagaimana caranya agar punya anak pintar? Bicara tentang kepintaran anak, pertanyaan tersebut cukup susah dijawab, Bunda. Hal ini lantaran kepintaran anak itu beragam.

Karena setiap anak itu unik, sebagai orang tua, kita perlu konsentrasi pada kenapa anak-anak berbeda dalam perihal kecerdasan. Selain itu, perlu dipahami tentang langkah untuk menjadi yang terbaik untuk mereka.

"Kecerdasan mencerminkan keahlian umum untuk memproses informasi, yang mendorong pembelajaran, pemahaman, penalaran, dan pemecahan masalah," kata Linda S. Gottfredson, PhD, seorang guru besar pendidikan di University of Delaware di Newark, dikutip dari WebMD.

"Kecerdasan memengaruhi beragam macam perilaku sehari-hari," lanjutnya.

Kemudian, sebuah studi oleh Mei Elansary, seorang ahli pediatrik di Boston Medical Center dan lima master lainnya menemukan bahwa pola pikir berkembang seorang Bunda dapat mendorong perkembangan otak anak.

Pekerjaan tim itu dibangun berasas penelitian sebelumnya, termasuk penelitian Meredith Rowe, Profesor Saul Zaentz untuk pembelajaran dan perkembangan anak usia awal yang menunjukkan pengaruh positif dari pola pikir berkembang dalam hubungan Bunda-anak.

“Pola pikir berkembang keibuan adalah kepercayaan bahwa Anda dapat mengembangkan keahlian melalui kerja keras dan usaha, dan bahwa saya dapat membantu anak-anak saya mempelajari hal-hal baru dan mengembangkan serta memperluas keahlian mereka,” kata Elansary, dikutip dari laman The Harvard Gazette.

“Sebaliknya, pola pikir tetap keibuan adalah kepercayaan bahwa keahlian bakal tetap sama seiring berjalannya waktu, tidak peduli seberapa keras saya bekerja alias seberapa besar investasi yang saya berikan sebagai seorang Bunda untuk pembelajaran anak saya," imbuhnya.

Ciri-ciri Bunda yang bakal punya anak pintar

Ternyata, tidak hanya genetik yang berkedudukan krusial dalam menentukan kepintaran anak. Akan tetapi, juga sikap dan pengasuhan seorang Bunda yang bisa mendorong perkembangan otak mereka. Menurut pakar, berikut ini ciri-ciri Bunda yang bakal mempunyai anak pintar:

1. Selalu mendukung anak

Dukungan dari Bunda mempunyai akibat yang signifikan terhadap perkembangan kepintaran umum anak dan pengaruh ini dapat memperkuat hingga akhir masa kanak-kanak. Hal ini menurut penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Intelligence.

“Efek Wilson (peningkatan heritabilitas seiring bertambahnya usia) menunjukkan bahwa perbedaan perseorangan di awal kehidupan dalam kepintaran umum sebagian besar disebabkan oleh lingkungan yang dimiliki oleh orang-orang yang tinggal di rumah yang sama, sedangkan di masa dewasa perbedaan sebagian besar disebabkan oleh genetika," jelas penulis studi Curtis Dunkel, seorang peneliti dan konsultan independen.

"Tampaknya masuk logika untuk memprediksi bahwa salah satu pengaruh lingkungan awal ini adalah support dari Bunda,” lanjutnya seperti dikutip dari PsyPost.

Para peneliti menemukan bahwa ada hubungan positif antara support dari ibu dan kepintaran umum anak. Hal ini berfaedah bahwa ketika ibu lebih mendukung anak-anak mereka, anak-anak condong mempunyai skor kepintaran umum yang lebih tinggi. Hubungan ini tetap signifikan apalagi setelah mengendalikan faktor-faktor lain seperti kepintaran ibu sendiri.

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang lebih tertarik dan responsif terhadap upaya orang tua mereka untuk merangsang pemikiran mereka mungkin menerima lebih banyak support dari Bunda mereka. Hal ini dapat berkontribusi pada skor kepintaran umum yang lebih tinggi.

2. Selalu belajar dari anak-anak

Anak-anak kita mungkin adalah pembimbing yang paling bijaksana. Kepolosan seperti anak mini adalah sesuatu yang dapat kita pelajari darinya.

Soalnya, dipikir-pikir anak-anak selalu mencoba hal-hal baru nyaris setiap hari lantaran banyak perihal yang tetap baru bagi mereka. Anak mencoba semua makanan baru saat mereka mulai makan makanan padat, mencoba perosotan besar yang baru, mencoba kelas dancing untuk pertama kalinya alias klub baru di sekolah saat mereka bertambah dewasa.

Sebagai orang dewasa, kita masuk ke dalam lingkungan dan rutinitas yang kondusif dan sering kali lupa gimana melangkah keluar dari area kondusif kita untuk mencoba sesuatu yang baru. Kita manusia tidak bakal pernah bisa mengetahui semuanya, jadi kita tetap mempunyai begitu banyak kesempatan untuk menjadi berani dan mempelajari perihal baru.

3. Tidak bandingkan anak-anak dengan orang lain

3 Cara Ajarkan Anak Mengelola Emosi agar Bahagia dan Jadi SuksesIlustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/Edwin Tan

Kadang rumput tetangga memang lebih hijau. Namun, jangan pernah bandingkan anak Bunda dengan orang lain. Bunda perlu memahami bahwa setiap anak itu unik dan tumbuh dengan kecepatannya sendiri. Orang tua mencintai anak-anak lantaran pribadi mereka yang unik.

Membanding-bandingkan justru menimbulkan rasa tidak bisa dengan menyoroti kekurangan anak dibandingkan dengan kawan sebayanya. Alih-alih mendorong pertumbuhan, perihal ini dapat menanamkan rasa takut kandas dan keengganan untuk mengambil akibat alias mengejar kesempatan baru.

4. Terbuka dan selalu pengesahan emosi anak

Terkadang Bunda mungkin berpikir bahwa anak tidak perlu menunjukkan semua emosinya di hadapan, tetapi keahlian anak untuk menunjukkan kemarahan, kesedihan, alias ketakutan merupakan tanda yang baik lantaran anak merasa aman. Berhati-hatilah agar anak tidak merasa "dibungkam" dan pujilah dia lantaran menunjukkan emosi, apa pun emosinya.

Lalu, ketika anak terluka alias mempunyai masalah, dia bakal datang kepada Bunda. Jika perihal ini terjadi, maka Bunda adalah pintu gerbang yang kondusif bagi anak.

Mendengarkan masalah anak, tidak peduli seberapa mini alias besar, menciptakan hubungan terbuka yang baik antara ibu dan anak tentang hal-hal susah dalam hidup.

5. Tidak terlalu mengakomodasi anak dalam menyelesaikan masalah

Lynn Lyons seorang psikoterapis di Concord, New Hampshire, mengatakan bahwa setiap kali kita mencoba memberikan kepastian dan kenyamanan, kita menghalangi anak-anak untuk mengembangkan keahlian mereka sendiri dalam memecahkan masalah dan menguasai diri.

Lyon memberikan contoh dramatis tetapi tidak jarang terjadi. Misalkan seorang anak pulang sekolah pukul 3:15. Namun, mereka cemas orang tua mereka bakal menjemput mereka tepat waktu. Jadi, orang tua tersebut tiba satu jam lebih awal dan parkit mobil di dekat ruang kelas anak sehingga mereka dapat memandang orang tua tersebut ada di sana.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya