Jakarta -
Menghukum alias mendisiplinkan anak berfaedah mengajarkan mereka perilaku yang bertanggung jawab serta pengendalian diri, Bunda. Namun, nyatanya ada langkah menghukum anak yang salah sehingga IQ-nya menurun.
Dilansir dari laman Better Health, ketika Bunda dan Ayah mendisiplinkan anak secara tepat dan konsisten, mereka bakal belajar tentang akibat dan tanggung jawab atas tindakannya. Tujuannya adalah agar anak terdorong untuk belajar mengelola emosi dan perilaku mereka.
Menggunakan balasan bentuk alias menimbulkan rasa sakit pada anak untuk menghentikan perilaku jelek mereka hanya bakal mengajarkan mereka bahwa tidak apa-apa untuk menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Anak juga bakal belajar gimana perihal ini dilakukan dari orang tua mereka yang kerap menggunakan kekerasan bentuk terhadap mereka.
Menurut penelitian, menghukum anak dengan memberikan kekerasan bentuk tidak hanya bakal memengaruhi sikap mereka di masa depan, Bunda. Nyatanya, perihal ini turut memengaruhi IQ mereka.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa memukul anak bisa menyebabkan beragam akibat buruk. Studi yang melibatkan ratusan anak di Amerika Serikat ini menunjukkan semakin banyak seorang anak dipukul, semakin rendah IQ-nya dibandingkan dengan anak lain.
"Semua orang tua menginginkan anak yang cerdas. Penelitian ini menunjukkan bahwa menghindari memukul dan mengoreksi perilaku jelek dengan langkah lain bisa membantu perihal tersebut (anak cerdas)," ujar peneliti studi, Murray Straus, dari University of New Hampshire, mengutip dari laman NBC News.
Murray dan rekannya, Mallie Pachall dari Pacific Institute for Research and Evaluation di Maryland mempelajari sampel yang representatif secara nasional dari dua golongan umur, ialah usia dua sampai empat tahun, serta usia lima sampai sembilan tahun.
Para peneliti menguji IQ anak-anak tersebut dan kembali mengujinya di empat tahun kemudian.
Dua golongan anak menjadi lebih pandai setelah empat tahun. Namun, anak-anak berumur dua hingga empat tahun yang dipukul mendapat skor lima poin lebih rendah pada tes IQ daripada mereka yang tidak dipukul.
Untuk anak-anak usia lima hingga sembilan tahun, anak-anak yang dipukul mendapat skor rata-rata 2,8 poin lebih rendah daripada anak-anak yang tidak menerima pukulan.
Hasilnya signifikan secara statistik, Bunda. Hasil ini didapatkan juga setelah memperhitungkan pendidikan orang tua, pendapatan, stimulasi kognitif oleh orang tua, serta faktor-faktor lainnya yang bisa memengaruhi kondisi mental anak.
Mengapa memukul anak berakibat pada IQ-nya?
Dikutip dari NBC News, Murray menyebut bahwa memukul anak bakal menjadikan perihal tersebut sebagai pengalaman yang traumatis. Hal ini juga membikin anak lebih stres sehingga otaknya tidak berfaedah dengan baik.
"Bertentangan dengan apa yang diyakini semua orang, dipukul oleh orang tua adalah pengalaman yang traumatis. Kami tahu dari banyak penelitian bahwa tekanan traumatis berakibat jelek pada otak," ujarnya.
"Selain itu, trauma bisa menyebabkan anak-anak mempunyai respons yang lebih stres dalam situasi sulit, sehingga mungkin tidak berfaedah dengan baik secara kognitif," sambung Murray.
Dengan menggunakan pukulan daripada kata-kata, secara tidak langsung orang tua bisa merampas kesempatan belajar anak-anak-nya, Bunda. Dengan begitu, anak tidak bisa untuk berpikir secara mandiri.
"Dengan memukul, orang tua memberikan balasan untuk mendapatkan perhatian anak dan membikin mereka berperilaku dengan langkah tertentu. Ini tidak menumbuhkan pemikiran berdikari anak-anak," papar Elizabeth Gershoff yang mempelajari tentang perkembangan anak di Universitas Texas, Austin.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)