KincaiMedia, Jakarta – Apple, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, tengah menjadi pusat perhatian dalam obrolan investasi asing di Indonesia. Dengan potensi pasar domestik yang besar dan pertumbuhan pesat generasi teknologi-savvy, Indonesia menawarkan kesempatan emas bagi Apple untuk memperluas jangkauan bisnisnya.
Namun, tantangan izin seperti kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi penghalang utama yang memengaruhi keputusan investasi perusahaan berbasis di Cupertino, Amerika Serikat ini.
Dalam obrolan forum Untung Rugi Larangan iPhone Bagi Masyarakat dan Negara, yang diadakan di Jakarta pada Kamis (05/12/2024), menurut Hendro Wiyono, Pengamat Teknologi Indonesia mencatat nomor penjualan produk Apple yang tinggi, dengan lebih dari 2,17 juta unit iPhone, tablet, dan komputer terjual pada tahun lalu.
BACA JUGA:
- Kemenperin Bakal Matikan IMEI iPhone 16 yang Masuk Indonesia
- Penjualan iPhone 16 Dilarang Masuk Indonesia, Ini Sebabnya!
“Angka ini jauh melampaui penjualan di Vietnam (1,3 juta unit) dan Singapura (di bawah 1 juta unit). Sayangnya, meski Indonesia menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara, kontribusi Apple dalam membangun ekosistem manufaktur lokal tetap tergolong minim,” ujar Hendro.
Kebijakan TKDN mengharuskan produk-produk yang dijual di Indonesia mempunyai kandungan lokal minimal 40%. Hal ini memaksa Apple untuk mempertimbangkan opsi investasi dalam akomodasi manufaktur alias kerjasama dengan mitra lokal untuk memenuhi syarat tersebut. Namun, kebijakan ini menuai pro dan kontra.
Di satu sisi, TKDN diharapkan mendorong pengembangan industri lokal dan membuka lapangan kerja. Di sisi lain, pendekatan ini sering dianggap kurang elastis dan dapat menghalang masuknya investasi besar.
Menurut data, Indonesia mempunyai tujuh pabrik manufaktur yang bisa memproduksi komponen Apple, seperti casing, chip, alias aksesoris lain. Jika diberdayakan melalui training dan peningkatan kapasitas, pabrik-pabrik ini dapat berkontribusi hingga 10% dalam rantai pasok dunia Apple.
Namun, perihal ini memerlukan support pemerintah dan komitmen jangka panjang dari pihak Apple untuk mengembangkan prasarana manufaktur lokal.
Salah satu aspek yang perlu diperkuat adalah training tenaga kerja lokal untuk memenuhi standar manufaktur global. Dengan jumlah masyarakat lebih dari 270 juta, Indonesia mempunyai sumber daya manusia melimpah yang bisa diberdayakan. Dibandingkan dengan Vietnam yang mengimpor tenaga kerja dari negara tetangga, Indonesia mempunyai kelebihan dalam perihal kesiapan tenaga kerja murah.
Namun, tantangan terbesar adalah meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Data menunjukkan bahwa produktivitas pekerja Indonesia tetap tertinggal dibandingkan dengan negara-negara seperti Vietnam, India, dan China.
Oleh lantaran itu, diperlukan kerjasama antara Apple, pemerintah, dan lembaga training untuk meningkatkan keahlian tenaga kerja agar dapat bersaing di pasar global.
Investasi Apple di Indonesia dapat memberikan akibat ekonomi yang signifikan. Selain membuka lapangan kerja baru, kehadiran Apple di sektor manufaktur lokal juga dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia.
Dengan membangun akomodasi produksi lokal, Indonesia mempunyai kesempatan untuk masuk dalam rantai pasok dunia Apple, yang selama ini didominasi oleh negara-negara seperti China dan Vietnam.
Apple juga dapat memanfaatkan insentif pemerintah Indonesia untuk mendukung investasi mereka, seperti pemangkasan pajak alias agunan izin yang stabil. Hal ini terbukti efektif di negara-negara seperti India, di mana pemerintah memberikan beragam insentif untuk menarik investasi besar dari Apple.
Indonesia mempunyai potensi besar untuk menarik investasi Apple, terutama mengingat skala pasar yang besar dan tenaga kerja melimpah. Namun, agar investasi ini terwujud, diperlukan pendekatan yang lebih elastis dari pemerintah dalam perihal izin seperti TKDN.
BACA JUGA:
- DPR RI Geram Apple Minta Tax Holiday 50 Tahun, Usul Blokir iPhone!
- Apple Siapkan Investasi Sebanyak USD100 Juta untuk Indonesia
Kolaborasi yang baik antara pemerintah dan Apple dapat menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan. Dengan membuka pintu lebar-lebar untuk investasi Apple, Indonesia tidak hanya bakal mendapatkan faedah ekonomi langsung, tetapi juga meningkatkan daya saing industri lokal di pasar global.
Inilah saatnya bagi Indonesia untuk unjuk gigi di kancah internasional, dengan menjadi salah satu mitra strategis bagi perusahaan teknologi terkemuka dunia.