Islam mengajarkan bahwa persahabatan yang baik itu lantaran mau meraih ridha Allah (ilustrasi)
KincaiMedia, JAKARTA -- Manusia adalah makhluk sosial. Seorang insan bakal selalu memerlukan orang lain di manapun dirinya berada. Pertalian relasi itu memunculkan ikatan keluarga, pertemanan, dan masyarakat pada umumnya.
Dalam aliran Islam, memupuk persahabatan adalah salah satu karakter orang yang beriman. Nabi Muhammad SAW mencontohkan perihal itu. Hingga akhir usianya, beliau melakukan dakwah dengan support dari para sahabatnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan kawan yang baik dan yang jelek seperti seorang penjual minyak wangi dan pandai besi.
Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia bakal memberikan bingkisan kepadamu, alias engkau membeli darinya, alias engkau terkena wangi wangi darinya. Sementara (dengan) pandai besi, mungkin dia bakal membakar pakaianmu, alias engkau memperoleh aroma yang buruk.”
Pengaruh positif
Hadis di atas mengisyaratkan, perlunya memilih sahabat secara sungguh-sungguh. Memang, keadaan seseorang bisa dipengaruhi oleh kawan terdekatnya. Jika betul persahabatannya, dia bakal memperoleh banyak ilmu, hikmah, dan manfaat. Sebaliknya, andaikan salah dalam berteman, percikan kesalahan itu juga bakal menimpanya.
Sekurang-kurangnya, ada dua kemungkinan jika berkawan dengan kawan yang baik, ialah diri sendiri bakal ikut menjadi baik alias mendapati kebaikan dari sang sahabat. Karena itu, andaikan dalam hati sudah ada kemauan untuk menjadi seorang Muslim yang bertakwa, janganlah keliru dalam memilih sahabat. Ingat pesan dari surah az-Zukhruf ayat 67, yang artinya, “Teman-teman karib pada hari itu (Kiamat) saling berbeda satu sama lain, selain mereka yang bertakwa.”
Doa mustajab