Jakarta -
Tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak penuh dengan perkembangan baru bagi anak itu sendiri dan orang tuanya, mulai dari penyesuaian terhadap siklus tidur bayi hingga kegembiraan bayi yang tidur sepanjang malam.
Menerapkan keamanan dan kenyamanan saat tidur bagi bayi yang baru lahir itu sangat penting. Di mana pun dan kapan pun bayi tidur, mereka kudu dapat bernapas dengan mudah. Bayi dapat bernapas dengan mudah saat saluran napasnya terbuka.
Dikutip dari Raising Children, lingkungan tidur yang kondusif membantu menjaga saluran napas bayi tetap terbuka dan mengurangi akibat kematian mendadak yang tidak terduga pada masa bayi termasuk sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) dan kecelakaan tidur yang fatal.
Lingkungan tidur yang kondusif untuk bayi itu meliputi permukaan tidur yang aman, ruang tidur yang aman, posisi tidur yang aman, dan letak tidur yang aman. Faktanya, bahwa posisi tidur memengaruhi kesehatan dan keselamatan bayi.
Oleh lantaran itu, krusial bagi pengasuh untuk memahami posisi tidur yang tepat bagi bayi, serta langkah-langkah lain yang dapat diambil untuk menciptakan lingkungan tidur yang kondusif dan nyaman.
Kapan bayi diperbolehkan tidur tengkurap?
Para mahir mengatakan bahwa kebanyakan bayi dapat ditidurkan tengkurap setelah mencapai usia 1 tahun. Sebelum berumur 12 bulan, selalu baringkan bayi dalam posisi telentang setiap kali tidur, baik saat tidur siang alias malam hari.
“Ketika mereka sudah cukup besar untuk bergulir ke depan dan ke belakang dengan bebas, mereka mungkin memilih untuk tidur tengkurap dan itu tidak masalah,” kata Elizabeth Murray, DO, seorang master anak di Rumah Sakit Anak Golisano di Rochester, New York dan personil American Academy of Pediatrics.
"Kuncinya di sini adalah bayi kudu dapat dengan mudah bergerak masuk dan keluar dari posisi itu," sambungnya dikutip dari Parents.
Setelah bayi berumur 1 tahun, mereka semestinya sudah bisa ditidurkan tengkurap, jika itu yang mereka inginkan. Jika bayi lahir prematur, sesuaikan usia mereka berasas tanggal perkiraan lahir sebelum menganggap mereka kondusif untuk tidur tengkurap.
5 Risiko ancaman bayi tidur tengkurap
Ada beberapa akibat ancaman yang dapat dialami bayi jika tidur dalam posisi tengkurap seperti dikutip beragam sumber:
1. Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
Membaringkan bayi dalam posisi tengkurap secara drastis meningkatkan akibat sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Seperti diketahui, SIDS adalah kematian yang tidak dapat dijelaskan pada bayi yang sehat di bawah usia 1 tahun.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa tidur tengkurap dikaitkan dengan SIDS. Meskipun SIDS jarang terjadi saat ini, jangan anggap remeh ya, Bunda.
2. Kepanasan
Jika bayi tengkurap, napasnya yang hangat dapat terkumpul di sekitar wajah dan kepalanya. Bayi mudah kepanasan dan mereka tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mendinginkan diri.
“Bayi mini yang tidur tengkurap berisiko mengalami hipertermia, alias suhu tubuh yang tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang kepanasan mempunyai akibat SIDS yang lebih tinggi,” ujar Dokter Anak Matthew Badgett, MD, dikutip dari Cleveland Health.
3. Sesak napas
Ilustrasi bayi tidur/Foto: Getty Images/hxyume
Berbicara tentang napas bayi, bayi yang tidur tengkurap mungkin lebih mungkin mengalami sesak napas.
"Saat manusia mengembuskan napas, mereka melepaskan udara yang mengandung lebih banyak karbon dioksida. Bayi yang tidur tengkurap menghirup sebagian udara yang dihembuskannya, yang mengandung terlalu banyak karbon dioksida dan terlalu sedikit oksigen," kata Dr. Badgett.
Kekurangan oksigen yang dikenal sebagai hipoksia dan terlalu banyak karbon dioksida alias hiperkapnia, merupakan aspek akibat SIDS yang menakut-nakuti jiwa. Saat bayi telentang, udara yang dihembuskannya bakal menjauh dari mereka sehingga mereka dapat dengan mudah menghirup oksigen yang mereka butuhkan.
Jauhkan selimut, bantal, boneka binatang, alias bemper dari tempat tidur bayi alias keranjang bayi mereka. Semua barang ini dapat menyebabkan sesak napas, jadi tunggu hingga anak berumur 12 bulan sebelum menggunakannya.
4. Tersedak
Semua bayi terkadang memuntahkan sebagian ASI alias susu formula mereka. Dalam nyaris semua kasus, muntahan bukanlah perihal yang perlu dikhawatirkan. Kekacauan mini ini terjadi lantaran sistem pencernaan bayi belum belajar untuk mencerna makanan dan cairan.
Namun, muntahan dapat menjadi ancaman jika bayi tidur tengkurap. "Jika bayi tengkurap dan muntah, wajahnya bisa tersangkut di genangan susu alias susu formula yang dimuntahkan," jelas Dr. Badgett.
"Mereka berisiko menghirup susu dan tersedak. Sayangnya, sebagian orang percaya bahwa tidur telentang dapat menyebabkan bayi tersedak muntahan, padahal yang terjadi justru sebaliknya," lanjutnya.
5. Bernapas Ulang
Saat bayi tidur tengkurap, mereka mungkin menghirup kembali udara yang telah dihembuskan yang terperangkap di tempat tidur.
"Hal itu dapat menyebabkan kadar karbon dioksida yang sangat tinggi dan kadar oksigen yang rendah di dalam tubuh mereka," kata Joan Becker Friedman, RN, konsultan tidur anak bersertifikat di Pea Pod Sleep Consultants, Milwauke, Amerika Serikat.
Ketidakseimbangan ini dapat membahayakan kegunaan otak dan pernapasan. Sebagian besar bayi bakal bangun dan menghirup udara segar, setelah itu mereka baik-baik saja, katanya. Namun, sebagian bayi lebih lambat merespons alias tidak dapat berguling, dan bakal kehilangan kesadaran.
Posisi tidur bayi 0–3 bulan
Posisi tidur yang paling kondusif untuk bayi adalah telentang. Hal ini dikarenakan beberapa alasan:
- Refleks yang menjaga saluran udara bayi tetap terbuka bekerja lebih baik saat bayi telentang. Refleks ini meliputi menelan, mengaduk, dan bangun jika saluran udaranya tersumbat.
- Bayi condong tidak menghirup kembali udara yang baru saja dihembuskannya. Udara yang dihirup kembali mengandung lebih sedikit oksigen.
- Bayi mempunyai banyak ruang di sekitar mulut dan hidungnya, sehingga saluran udaranya condong tetap terbuka.
Tips tidur kondusif dan nyaman untuk bayi
Bunda dapat mengusahakan bayi tidur dengan kondusif dan nyaman sepanjang malam. American Academy of Pediatrics (AAP) menekankan bahwa tidak boleh tidur dengan bayi di tempat tidur bersama.
Tetap bedong bayi saat tidur untuk membantunya tetap telentang. Jauhkan tempat tidur bayi dari mainan dan selimut dan jaga agar seprai tetap rapat. Selimut yang lenggang dapat meningkatkan akibat SIDS.
Tips lainnya, sorong bayi untuk banyak melakukan tummy time saat dia terjaga, sehingga dia mempunyai banyak latihan untuk bergerak telentang sendiri saat dapat mengawasinya. Hal ini juga membantu mengatasi sindrom kepala peyang.
Gunakan kasur bayi yang keras dan pastikan kasur tersebut memenuhi standar keselamatan. Hindari penggunaan bantal untuk bayi saat mereka tidur.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)