KincaiMedia, DEPOK -- Universitas Indonesia (UI) menggelar Karya Intelektual Ulama Nusantara yang fenomenal dan mendunia, seperti bagian tafsir, tasawuf, karya klasik, sampai produk modern seperti Alquran digital dan lainnya yang dipamerkan di Perpustakaan Utama UI.
Hal itu diungkapkan Ketua Pelaksana Masjid UI sebagai penanggung jawab Gelar Karya Intelektual Ulama Nusantara KH Achmad Solechan, M.Si di Kampus UI Depok, Jumat.
Gelar Karya Intelektual Ulama Nusantara abad 16 - 20 Masehi tersebut berjalan pada 28 - 30 November 2024. Pihaknya bekerja sama dengan Bayt Alquran & Museum Istiqlal Kementerian Agama RI.
"Kita berambisi kegiatan ini menjadi inspirasi bagi civitas akademika UI dan masyarakat umum untuk terus melestarikan tradisi intelektual dalam konteks kekinian. Sebagaimana yang dilakukan oleh para ustadz terdahulu," ujarnya usai kegiatan Diseminasi Produk Lajnah Pentashih Mushaf Alquran dan Pameran karya Ulama Nusantara.
Pembukaan diselenggarakan dengan melibatkan tim internal UI, ialah Makara Art Center dan Masjid Ukhuwah Islamiyah bekerja-sama dengan tim dari Museum Istiqlal dan Bayt Al Qur'an, Kementerian Agama RI.
Ia berambisi generasi muda bisa terus menggali dan memperkaya khazanah keilmuan Islam yang luas.
"Ulama Nusantara sangat dahsyat dalam menghasilkan karya keilmuan Islam, baik di bagian Tafsir Al-Qur'an, tasawuf, adab dan lainnya. Harapannya, dengan mempelajarinya, tidak hanya menambah khazanah keilmuan saja, juga keberkahan di bumi dan akhirat," kata Koordinator Dosen Mata Kuliah Agama Islam UI ini.
Kepala Makara Art Center, Dr Zastrouw Ngatawi berambisi kegiatan ini bisa membuka alam mahasiswa UI, bahwa tradisi intelektual di Bumi Nusantara sudah berjalan berabad - abad yang lalu. Karya intelektual dari abad ke abad ini juga bisa menjadi bukti rekam jejak geneologi keilmuan ustadz Nusantara.
"Melalui karya intelektual Ulama Nusantara ini kita bisa melacak mata air peradaban aliran Islam. Tuhan itu satu, namun dalam mengekspresikan, mengamalkan, memahami dan mengajarkan sangat beragam," katanya.
Zastrouw mengungkapkan di Indonesia dalam mengajarkan Islam sangat beragam. Menurutnya, kondisi tersebut berbeda dengan di Arab yang mengenal Islam melalui ceramah.
"Kalau di Indonesia, mengungkapkan gimana Islam masuk bisa sastra, gamelan, melalui teks-teks dan sebagainya sebagai sarana dan mengajarkan serta membumikan Islam," terangnya.
Menurutnya, banyak hasil karya Ulama Nusantara mengarang kitab tafsir sesuai bangunan Nusantara. Munculah tafsir berkata Melayu, Jawa sampai karangan kitab Pegon Bahasa Sunda yang menjelaskan bahwa etos kerja bagian dari Islam.
"Jangan sampai dalam berakidah terasa sempit dan kurang, gara-gara kurang referensi. Betapa ustadz kita punya strategi yang jeli dalam memahami Islam akurat. Sebab, kepercayaan tidak bisa dipahami secara tertutup, tapi dipahami dengan terbuka. Sehingga, Islam yang penuh dengan kedamaian, kesejukan yang Rahmatan Lil Alamin (Rahmat bagi alam semesta-red)," harapnya.
Sementara itu, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Abdul Aziz Sidqi, MA mengapresiasi kegiatan tersebut.
Menurutnya, kegiatan tersebut kudu terus dilaksanakan dengan mengangkat rumor dan tema yang menarik.
"Ulama kita banyak dikenal bumi seperti Ibnu Sina mengarang Qonun Fit Tib alias Ensiklopedi pengetahuan kedokteran. Begitu juga dengan Ulama Nusantara, seperti Syekh Nawawi Al-Bantani, Abdur Rauf As-Sinkili, dan lainnya," katanya.
Menurutnya, LPMQ saat ini telah menghasilkan sejumlah produk, seperti Pedoman Membaca Al-Qur'an Isyarat, Al-Qur'an Isyarat 30 juz, Terjemahan Al-Qur'an jenis penyempurnaan, Paket Buku Tafsir Ilmi, Buku Pedoman Pentashihan, dan lainnya.
"Sudah banyak produk yang dihasilkan LPMQ, seperti Tafsir Tahlili 11 Jilid sampai aplikasi Al-Qur'an jenis Android yang bisa didownload secara umum," tuturnya.
sumber : Antara