Jakarta -
Meminjamkan duit kepada personil family dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan jika Bunda tidak berhati-hati. Lantas, gimana langkah menyikapi family suami yang selalu minta uang?
Berdasarkan Bankrate’s 2024 financial taboos survey, nyaris seperempat orang yang meminjamkan duit alias menanggung pengeluaran dengan angan bakal dibayar kembali mengatakan tindakan tersebut berakibat negatif pada hubungan mereka dengan pihak lain.
Dalam finansial rumah tangga, tentunya masalah ini bakal memengaruhi hubungan Bunda dan pasangan. Terlebih lagi ketika suami selalu memberikan pinjaman kepada keluarganya, meskipun hanya mau membantu.
Sebagai istri, pastinya Bunda merasa bingung dalam menyikapi masalah ini. Pakar finansial berjulukan Aja Evans menyarankan untuk menetapkan batas dan komunikasi yang jelas.
“Putuskan apakah Anda bisa memberi mereka duit dan jika tidak, Anda mungkin tidak betul-betul dalam posisi untuk membantu,” ungkap Evans, dikutip dari laman CNBC Make It, Jumat (2/5/2025).
“Kamu tidak mungkin menenggelamkan kapal sendiri untuk menyelamatkan orang lain, bukan?” sambungnya.
Evans mengatakan bukan berfaedah membicarakan perihal itu mudah. Sering kali, kawan dekat alias personil family mungkin mengetahui hal-hal yang Bunda belanjakan, seperti busana alias liburan, dan membikin penilaian tentang apa yang bisa dan tidak bisa Bunda beli.
Namun, krusial untuk mengingatkan diri sendiri bahwa tidak ada seorang pun yang lebih memahami finansial Bunda daripada diri sendiri.
“Hanya lantaran Anda memilikinya di rekeningmu, bukan berfaedah Anda dapat memberikannya. Terutama jika Anda tahu bakal ada tagihan lain yang kudu dibayarkan,” ungkap Evans.
Cara menyikapi family suami yang selalu minta uang
Berikut beberapa contoh batas sehat dan langkah menyikapi yang dapat Bunda lakukan ketika family suami pinjam uang.
1. Diskusi dengan suami
Dilansir dari laman detikcom, tentu saja tidak ada salahnya membantu orang tua alias kerabat dari pihak suami. Namun, tentunya dengan keahlian yang ada.
Jika suami tidak mau bicara alias susah menerima, Bunda bisa mempertimbangkan jasa financial planner alias perencana finansial sebagai penengah yang netral dan bisa memberikan penjelasan secara objektif.
2. Berikan apa yang Bunda bisa
Mengatakan tidak secara langsung saat family pinjam duit mungkin tidak mudah. Salah satu langkah untuk melakukannya adalah dengan meminjamkan duit sesuai kemampuan, meskipun jumlahnya lebih mini dari yang diminta.
Meskipun tidak perlu dijelaskan alasannya, bakal sangat membantu jika Bunda bicara secara jujur tanggungjawab finansial lain yang sedang dikelola.
“Itu batas yang sehat lantaran meskipun Anda mungkin tidak dapat memberikan semua yang mereka inginkan, Anda memberikan apa yang Anda bisa tanpa menenggelamkan kapal Anda sendiri,” tutur Evans.
3. Tidak apa-apa untuk merasa bersalah
Merasa bersalah setelah menolak permintaan pinjam duit adalah perihal wajar. Untuk mengatasi rasa bersalah, bakal sangat membantu jika Bunda menuliskan batas finansial dan argumen menetapkannya.
Misalnya, Bunda mau menambah tabungan darurat dengan mengalokasikan pendapatan tambahan ke rekening tabungan berbunga tinggi.
Saat menuliskan tujuan itu, Bunda dapat dengan mudah merujuknya kembali saat seseorang mencoba membikin Bunda merasa bersalah lantaran tidak meminjamkan duit kepada mereka.
“Ingatkan diri sendiri apa yang mau Anda capai dan alasannya. Buat daftar batas sendiri sehingga saat batas itu dilanggar, Anda dapat meninjau kembali argumen melakukannya,” ungkap Evans.
Nah, itulah beberapa langkah menyikapi family suami yang selalu minta uang. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)