Kenali Cara Mendeteksi Kelahiran Prematur Lewat Tes Darah

Dec 27, 2024 03:00 PM - 4 minggu yang lalu 34137

Jakarta -

Tes darah kehamilan dapat mendeteksi beragam masalah kesehatan pada ibu hamil, termasuk akibat kelahiran prematur. Kenali langkah mendeteksi kelahiran prematur lewat tes darah. 

Menurut informasi dari World Health Organization (WHO), sekitar 15 juta bayi lahir prematur setiap tahunnya, dan nomor ini terus meningkat. Padahal bayi prematur rentan mengalami beragam komplikasi kesehatan.

Ibu mengandung umumnya berambisi melahirkan bayi setelah mengandung selama 40 minggu. Kenyataannya, hanya 4 persen ibu yang melahirkan pada 'hari perkiraan lahir'.

Kira-kira satu dari sepuluh bayi lahir prematur, yang berfaedah bayi dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu, dan sebagian besar kelahiran ini 'spontan', terjadi tanpa peringatan sebelumnya. 

Semakin awal kehamilan seorang bayi lahir, semakin tinggi kemungkinan bayi tersebut mengalami akibat kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, termasuk masalah perilaku, ketidakmampuan belajar, kesulitan bernapas, dan infeksi. 

Jika master bisa memprediksi kelahiran prematur maka dapat melakukan intervensi lebih awal untuk menunda persalinan.

Mengenal kelahiran prematur

Kelahiran prematur alias partus prematur adalah kondisi ketika bayi dilahirkan sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu. Kelahiran prematur mempunyai beberapa tanda jika Bunda bakal mengalaminya. 

Ada beberapa penyebab ibu mengandung mengalami kelahiran prematur. Misalnya riwayat kehamilan yang tidak normal, jangkitan pada Bunda dan bayi, preeklamsia, dan masalah kesehatan pada Bunda seperti glukosuria alias tekanan darah tinggi. 

Terkadang, kelahiran prematur terjadi tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas. Untuk mencegahnya, Bunda dapat melakukan beberapa perihal seperti menjaga pola makan yang sehat, menghindari merokok dan alkohol, menghindari stres yang berlebihan, dan menghindari kegiatan bentuk yang berat. 

Benarkah kelahiran prematur bisa dideteksi dengan tes darah?

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tes darah dapat mendeteksi akibat kelahiran prematur. Salah satunya penelitian yang dipimpin Stanford. 

Dilansir dari laman Med Standford Edu, pengukuran bagian RNA dalam darah ibu mengandung dapat memberikan perkiraaan tentang due date bayi serta memprediksi apakah bayi bakal lahir prematur.

Peneliti melakukan tes yang mengukur kegiatan gen ibu, plasenta, dan janin dengan menilai kadar RNA bebas sel dalam darah ibu, bagian mini dari molekul pembawa pesan yang membawa petunjuk genetik tubuh ke pabrik kreator proteinnya. 

Cara mendeteksi lewat tes darah

Tes darah yang dilakukan untuk mendeteksi kelahiran prematur dapat dilakukan pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Cara mendeteksinya antara lain:

1. Pengambilan sampel

Sampel darah ibu mengandung diambil untuk diperiksa di laboratorium. Pada penelitian dari Stanford, para peneliti menggunakan sampel darah dari 38 wanita Amerika yang berisiko melahirkan prematur lantaran mereka telah mengalami kontraksi awal alias pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya. 

Setiap wanita memberikan satu sampel darah selama trimester kedua alias ketiga kehamilannya. Dari golongan ini, 13 melahirkan prematur, dan 25 sisanya melahirkan cukup bulan. Para intelektual menemukan bahwa kadar RNA bebas sel dari tujuh gen dari ibu dan plasenta dapat memprediksi kehamilan mana yang bakal berhujung lebih awal.

2. Pemeriksaan biomarker

Tim mengidentifikasi gen mana yang memberikan sinyal yang dapat diandalkan tentang usia kehamilan dan akibat prematuritas. “Kami menemukan bahwa beberapa gen sangat prediktif terhadap wanita mana yang berisiko melahirkan prematur,” kata Melbye, yang juga merupakan presiden dan CEO Statens Serum Institute di Kopenhagen. 

Mengukur RNA bebas sel dalam darah ibu juga dapat memberikan banyak info baru tentang pertumbuhan janin.

Mekanisme biologis di kembali kelahiran prematur tetap menjadi misteri, tetapi para intelektual berencana untuk menyelidiki peran gen yang menandakan prematuritas untuk lebih memahami kenapa perihal itu terjadi. Mereka juga berambisi untuk mengidentifikasi sasaran obat yang dapat menunda kelahiran prematur.

Penelitian dari Stanford University juga menemukan bahwa kecermatan tes darah ini mencapai lebih dari 80 persen dalam memprediksi kelahiran prematur. Ini merupakan kemajuan yang nyata dan signifikan dalam memahami kelahiran prematur.

3. Dokter mengevaluasi

Dokter bakal mengevaluasi hasil tes darah untuk menentukan tingkat akibat kelahiran prematur. Jika terdeteksi akibat tinggi maka perlu langkah pencegahan seperti pemberian obat alias bed rest dapat dilakukan.

Skrining pada bayi prematur

Bayi yang lahir prematur memerlukan beragam skrining untuk mematikan tidak ada komplikasi serius. Berikut beberapa jenis skrining dari beragam sumber:

1. Skrining pendengaran

Bayi prematur berisiko mengalami gangguan pendengaran. Ini akibat organ pendengaran yang belum matang. Untuk skrining, menggunakan alat otoacoustic emissions (OAE) alias auditory brainstem response (ABR) untuk mendeteksi masalah sejak dini.

2. Skrining mata

Pada bayi prematur salah satu masalah umum yang muncul adalah retinopati prematuritas (ROP). Dokter ahli perlu melakukan skrining mata demi mencegah komplikasi maupun kebutaan.

3. USG kepala

Pada bayi prematur sering muncul masalah pada otak. Untuk itu perlu dilakukan USG kepala untuk mendeteksi kemungkinan perdarahan intrakranial alias masalah pada otak lainnya pada bayi prematur.

4. Skrining tulang

Bayi prematur condong mempunyai masalah perkembangan tulang lantaran kekurangan kalsium dan fosfor selama kehamilan. Bunda perlu melakukan skrining untuk memastikan tulang bayi cukup baik.

5. Skrining lain

Skrining pada bayi prematur tak hanya yang di atas saja. Bayi prematur juga memerlukan pemeriksaan jantung, paru-paru, dan kegunaan metabolisme lainnya untuk memastikan kesehatannya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya