Kenali Ciri-ciri Pneumonia Pada Bayi, Penyebab, Dan Penanganan Yang Tepat

Dec 10, 2024 06:30 PM - 2 bulan yang lalu 76026

Jakarta -

Pneumonia merupakan salah satu penyakit jangkitan paru-paru yang rentan menyerang bayi dan anak-anak. Saat anak terkena pneumonia, saluran udara mini di paru-parunya bakal tersumbat oleh lendir. Apa saja ciri-ciri pneumonia pada bayi baru lahir?

Dikutip dari Raising Children, perlu dipahami bahwa sumbatan lendir pada saluran udara napas bayi bakal mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuhnya.

Penyakit ini diketahui dapat disebabkan oleh virus, termasuk virus yang menyebabkan flu biasa. Pneumonia juga dapat disebabkan oleh bakteri, termasuk kuman yang menyebabkan penyakit pneumokokus.

Pada bayi dan anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun, pneumonia lebih mungkin disebabkan oleh virus. Sementara pada anak-anak yang berumur di atas 5 tahun, pneumonia lebih mungkin disebabkan oleh bakteri.

Apa itu Pneumonia?

Pneumonia adalah jenis jangkitan dada, yang terjadi ketika virus alias kuman masuk ke paru-paru anak. Beberapa anak mengalaminya segera setelah terserang flu alias pilek.

Pneumonia terkadang ringan, hanya memerlukan antibiotik dan sedikit perawatan. Jika anak mengalami kasus ringan, kondisinya bakal mulai membaik dalam waktu seminggu alias lebih.

Namun pada kasus lainnya, anak mungkin perlu waktu berminggu-minggu alias apalagi berbulan-bulan untuk dapat pulih kembali seperti semula.

Cara Menghitung Laju Pernapasan Bayi

Dikutip dari Medical News Today, langkah menghitung laju pernapasan bayi baru lahir juga krusial diketahui orang tua. Angka laju pernapasan bayi biasanya berada pada nomor 40–60 kali napas per menit. 

Bayi biasanya bernapas lebih sigap daripada orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua. Sebuah studi tahun 2016 terhadap 953 bayi baru lahir yang sehat dan cukup bulan menemukan bahwa laju pernapasan mereka bervariasi secara signifikan. 

Laju pernapasan rata-rata 2 jam setelah lahir adalah 46 napas per menit. Namun, sekitar 5 persen bayi yang diteliti bernapas 65 napas per menit alias lebih pada usia 2 jam. 

Ini menunjukkan bahwa laju pernapasan yang sedikit lebih sigap mungkin umum dan sehat dalam beberapa kasus. Bayi yang sedang marah alias menangis mungkin bernapas lebih cepat. Umumnya, pernapasan mereka bakal kembali normal saat sudah tenang.

Laju pernapasan bayi bakal terus melambat seiring bertambahnya usia. Nantinya pada usia 1 hingga 3 tahun, laju pernapasan normal adalah 24–40 napas per menit.

Penyebab Pneumonia pada Bayi

Penyebab pneumonia pada bayi biasanya terjadi ketika virus alias kuman masuk ke paru-paru anak. Jika disebabkan oleh virus, maka dikenal sebagai viral pneumonia alias pneumonia virus. Sementara itu jika disebabkan oleh bakteri, maka disebut sebagai bacterial pneumonia alias pneumonia bakteri.

Pneumonia virus lebih umum terjadi pada anak-anak. Namun susah untuk membedakan kedua jenis ini, lantaran gejalanya biasanya sama.

Hal yang lebih jarang terjadi, pneumonia juga dapat terjadi jika anak menghirup sesuatu yang tidak seharusnya, seperti asap atau bahan kimia lain. Ini dikenal sebagai pneumonia aspirasi.

Dokter ahli anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri Sp.A menjelaskan asap rokok yang terhirup oleh anak juga bakal membikin Si Kecil menderita penyakit pneumonia.

"Benar (asap rokok sebabkan pneumonia pada anak). Paparan asap rokok merupakan salah satu aspek akibat terjadinya pneumonia pada anak. Sudah banyak studi yang menyatakan hubungan keduanya," tutur Dian saat diwawancarai HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, dr. Dian mengatakan bahwa paparan asap rokok bisa mengakibatkan gangguan dari kegunaan pertahanan paru-paru. Ketika terdapat virus alias bakteri, anak bakal rentan mengalami peradangan.

"Paparan asap rokok bakal mengakibatkan gangguan dari kegunaan pertahanan paru-paru sehingga jika terdapat kuman alias virus, anak bakal rentan mengalami peradangan paru (pneumonia)," ungkapnya.

Dalam kasus yang jarang terjadi, pneumonia dapat disebabkan oleh jamur, tetapi ini sebagian besar memengaruhi orang dengan sistem kekebalan yang lemah (seperti mereka yang menjalani kemoterapi) dan bukan kasus umum pada anak-anak.

Ciri-ciri Pneumonia pada Bayi

Ilustrasi Kenali Gejala Kanker pada Anak, Ketahui Sejak Dini Sebelum Terlambat BunIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/AgFang

Pneumonia sering kali dimulai dengan pilek alias jangkitan saluran pernapasan atas lainnya, lampau berkembang menjadi pneumonia.

Gejala utama pneumonia adalah kesulitan bernapas dan demam. Ciri-ciri pneumonia pada bayi 1 tahun yang mungkin Bunda perhatikan lainnya adalah:

  • Muntah
  • Diare
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mengi
  • Napas cepat
  • Batuk
  • Kulit, bibir, alias kuku berwarna abu-abu alias kebiruan (karena berkurangnya oksigen dalam aliran darah)
  • Pucat
  • Tampak lemah dan tidak bersemangat 
  • Rewel yang tidak biasa
  • Gejala lain, seperti sakit kepala dan nyeri otot, sering kali susah dideteksi pada bayi

Ciri-ciri pneumonia pada bayi baru lahir umumnya mempunyai jumlah dahak yang lebih banyak dan perubahan tertentu. Misalnya, menjadi lebih kental dan berwarna. Bayi mungkin sangat sakit dan mempunyai suhu tubuh yang tidak stabil.

Kemudian untuk ciri-ciri pneumonia pada bayi 1 bulan dan 2 bulan tidak jauh berbeda dengan indikasi pneumonia secara umum. Selain itu, selalu hubungi master juga jika bayi mengalami demam alias tanda-tanda sakit lain di usia kurang dari 3 bulan. Bayi seusia ini perlu diperiksakan sesegera mungkin untuk mengetahui penyakit apa pun.

Diagnosis Pneumonia pada Bayi

Jangan tunda untuk segera membawa Si Kecil periksa ke master jika ada ciri-ciri pneumonia pada bayi. Dokter bakal menanyakan gejala-gejala yang muncul, termasuk seberapa baik mereka menyusu, makan dan seberapa waspada mereka.

Dokter juga bakal melakukan pemeriksaan bentuk lengkap. Mulai dari memeriksa pernapasan bayi dengan mendengarkan paru-paru menggunakan stetoskop dan dengan memperhatikan langkah bayi bernapas. 

Untuk memastikan anak mendapatkan cukup oksigen, master juga dapat menggunakan oksimeter degub nadi (alat sederhana yang dijepitkan ke jari untuk mengukur saturasi oksigen).

Biasanya tidak ada perihal lain yang diperlukan untuk mendiagnosis pneumonia, tetapi master juga dapat meminta dilakukan pemeriksaan seperti:

  • Rontgen dada
  • Pemeriksaan darah
    Uji usap hidung (untuk memeriksa virus seperti influenza)

Apakah Pneumonia pada Bayi Bisa Sembuh Sendiri?

Pengobatan untuk pneumonia berjuntai pada penyebabnya, bakteri, virus, alias jamur, seberapa serius indikasi pada bayi. Dalam banyak kasus, penyebabnya mungkin tidak dapat ditentukan dan pengobatan difokuskan pada penanganan indikasi dan memastikan kondisi Si Kecil tidak bertambah buruk.

Pada pneumonia virus, biasanya tidak diobati dengan obat dan dapat lenyap dengan sendirinya. Namun, master dapat meresepkan antivirus untuk mengurangi lama dan tingkat keparahan sakit akibat virus.

Jadi meski dalam sebagian besar kasus pneumonia ringan pada bayi akibat virus sering kali dapat lenyap dengan sendirinya, tetapi Bunda tetap kudu selalu mengikuti rekomendasi master untuk mengobati indikasi dan mengurangi akibat komplikasi serius.

Pengobatan Pneumonia pada Anak

Ilustrasi anak sakitIlustrasi anak sakit/Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d

Apakah pneumonia pada bayi bisa disembuhkan? Seperti disebutkan sebelumnya, langkah mengobati pneumonia pada bayi bakal berjuntai pada apakah anak mengalami pneumonia virus alias bakteri.

Karena pneumonia virus tidak merespons antibiotik, pengobatan mungkin terbatas pada istirahat, cairan, dan mencoba mengendalikan indikasi dengan hal-hal seperti konsumsi obat penurun demam sesuai rekomendasi dokter.

Untuk pneumonia bakteri, master biasanya bakal meresepkan antibiotik. Jika bayi diberi antibiotik untuk pneumonia bakteri, teruskan pemberiannya hingga pengobatan selesai. 

Meskipun kondisinya mulai membaik dalam beberapa hari, jangkitan dapat kembali jika dia tidak menghabiskan obatnya.

Jika anak dirawat di rumah sakit, dia mungkin bakal diberi antibiotik beserta cairan melalui infus. Kadar oksigen dalam darahnya juga bakal dipantau secara berkala dengan oksimeter. 

Sebagian besar pneumonia tanpa komplikasi membaik dalam seminggu, meskipun batuknya dapat berjalan selama berminggu-minggu.

Pencegahan Pneumonia pada Anak

Orang tua mungkin tidak selalu dapat mencegah anak sakit, tetapi beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan untuk menurunkan risikonya terkena pneumonia:

1. Jauhkan dari orang yang mungkin terinfeksi

Pastikan semua orang yang melakukan kontak dengan bayi baru lahir dalam keadaan sehat. Mintalah visitor untuk mencuci tangan sebelum menyentuh bayi.

Selain itu, mintalah personil family yang sudah dewasa untuk memastikan vaksinasi mereka sudah diperbarui, khususnya vaksin flu, COVID, dan pertusis.

2. Vaksinasi

Bayi dapat memperoleh vaksin pneumokokus (yang melindungi dari beragam jenis pneumonia) ialah Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV). Vaksin ini diberikan pada bayi dan anak-anak mulai usia 2 bulan. Dosis diberikan pada usia 2, 4, 6, dan 12 hingga 15 bulan.

Pastikan juga semua vaksinasi bayi sudah diperbarui, lantaran beberapa penyakit lain juga dapat menyebabkan pneumonia. Termasuk di antaranya:

  • Hib: Diberikan pada usia 2, 4, 6, dan 12 hingga 15 bulan, untuk melindungi dari Haemophiles influenzae tipe b, sebuah jangkitan kuman yang serius.
  • Vaksin flu: Diberikan satu kali setiap tahun, untuk melindungi dari virus influenza. Bayi dapat memperoleh dosis pertama mulai usia 6 bulan.

3. Cuci tangan

Untuk mencegah penyebaran kuman, orang dewasa di sekitar bayi perlu mencuci tangan sesering mungkin. Selain itu, bersihkan permukaan yang sering disentuh seperti mainan, gagang pintu, dan gagang lemari es secara teratur. 

Jaga kebersihan dot dan mainan, hindari membiarkan anak-anak lain berbagi cangkir alias peralatan makan dengan bayi.

4. Jaga rumah bebas asap rokok

Jangan pernah merokok di dalam rumah dan jangan pula mengizinkan tamu merokok. Jika ada orang dewasa yang merokok di luar rumah, bayi dapat terpapar racun dari asap rokok di rambut, napas, dan busana orang tersebut setelahnya.

Anak-anak yang tinggal di sekitar asap rokok lebih sering sakit (dengan pneumonia, jangkitan saluran pernapasan atas, jangkitan telinga, dan asma) dibandingkan anak-anak di lingkungan bebas asap rokok.

Demikian ulasan tentang karakter ciri pneumonia pada bayi, termasuk juga penyebab dan penanganan yang tepatnya. Untuk kesehatan bersama, jaga kebersihan lingkungan dan jangan tunda untuk segera cek ke master andaikan ada karakter ciri pneumonia pada bayi pada Si Kecil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya