Jakarta -
Muntah pada bayi kerap terjadi dan membikin para Bunda panik. Kenapa bayi sering muntah setelah minum ASI? Kenali penyebab dan langkah mengatasinya, Bunda.
Sejak lahir hingga usia 12 bulan, bayi diketahui muntah dan itu hanya salah satu karakter khasnya. Namun, meskipun muntah adalah perihal yang normal, muntah juga dapat membikin orang tua khawatir. Kadang-kadang, muntah dapat menjadi tanda penyakit alias komplikasi, tetapi bagi kebanyakan bayi, muntah dan refluks terjadi hanya lantaran usus mereka tetap berkembang.
Penyebab bayi muntah setelah minum ASI
Ada beberapa jenis muntah yang mungkin dialami bayi, termasuk setelah minum ASI. Berikut ini beberapa di antaranya, Bunda:
1. Possetting adalah istilah untuk sejumlah mini susu yang keluar setelah menyusu.
2. Refluks terjadi ketika katup di bagian atas perut bayi tidak cukup rapat untuk menahan susu di dalamnya. Esofagus (saluran makanan) bayi pendek, jadi ketika katup terbuka dan hanya ada jarak pendek antara katup dan mulut bayi, muntah dapat terjadi.
3. Muntah proyektil adalah muntah dengan kekuatan. Muntah proyektil dapat menjadi indikasi penyumbatan di saluran keluar perut bayi. Jika terjadi setelah sebagian besar alias semua waktu menyusu, bawa bayi Bunda ke dokter.
Secara umum, muntah ringan terjadi lantaran bayi tetap terbiasa menyusu, mencerna, dan membuang susu. Rata-rata, perut bayi yang baru lahir dapat menampung sekitar 20 mililiter, jadi tidak perlu banyak susu untuk mengisinya dan memuntahkan kelebihannya seperti dikutip dari laman Pregnancybirthbaby.
Cara mengatasi bayi sering muntah setelah minum ASI
Beberapa langkah bisa membantu mengatasi bayi sering muntah setelah minum ASI. Agar bisa mengatasinya, simak beberapa langkah berikut ini ya, Bunda:
1. Susui bayi dalam posisi yang tidak membuatnya berbaring, misalnya straddle hold alias berebahan telentang.
2. Setelah menyusu, jaga bayi tetap tegak dan diam.
3. Pegang bayi dengan hati-hati di bahu setelah menyusu.
4. Jika Bunda perlu menyendawakan bayi, lakukan dengan sangat lembut dan jaga agar bayi tetap tegak daripada membungkuk.
5. Gunakan gendongan bayi yang tegak daripada gendongan yang melingkar.
6. Saat mengganti popok bayi, jaga agar kepala bayi lebih tinggi dari tubuhnya dan gulingkan pantat bayi ke samping daripada mengangkatnya.
Cara mencegah agar bayi tidak muntah setelah minum ASI
Saat bayi muntah usai menyusu, tentu Bunda merasa khawatir. Tak sedikit yang merasa bahwa bayi sedang tidak baik-baik saja. Padahal, muntah pada bayi sebenarnya perihal yang normal terjadi. Guna mencegah bayi tidak muntah setelah minum ASI, Bunda dapat melakukan beberapa langkah berikut:
1. Bayi mungkin lebih suka menyusu lebih sedikit dan lebih sering. Hal ini mengurangi tekanan pada otot yang menutup bagian atas perutnya, sehingga susu tidak bakal naik lagi.
2. Bayi mungkin tidak mau menyusu di kedua tetek setiap kali menyusu. Mereka mungkin lebih jarang muntah jika hanya diberi satu payudara, tetapi perlu menyusu lebih sering.
3. Jika Bunda mempunyai banyak ASI, cobalah berikan bayi tetek yang sama dua kali berturut-turut saat hanya ada jarak singkat di antara waktu menyusu. Mereka dapat menyusu di tetek yang lain beberapa saat kemudian.
4. Ibu-ibu lain mendapati bayi mereka lebih suka menyusu lebih sedikit lantaran bagian refluks lebih parah pada jam pertama setelah menyusu. Bayi-bayi ini mungkin lebih suka menyusu dari kedua tetek setiap kali menyusu dan mempunyai jarak yang lebih lama di antara waktu menyusu seperti dikutip dari laman Breastfeeding.asn.
Berapa kali bayi muntah lantaran ASI dikatakan berbahaya?
Sebagai orang tua, Bunda adalah penilai terbaik untuk mengetahui apa yang normal bagi bayi Bunda dan apa yang tidak. "Percayalah pada hatikecil diri sendiri," kata Lauren Beene, MD, master anak di UH Rainbow Suburban Pediatrics. “Jika Bunda cemas tentang muntah bayi Bunda, alias tidak percaya apa yang normal, tanyakan kepada master anak Bunda.”
Jika Bunda memandang beberapa tanda berikut ini, ada baiknya segera membawanya ke master ya, Bunda:
1. Sering muntah lebih dari 1 alias 2 sendok makan sekaligus
2. Gumpalannya kuat, mirip dengan muntah proyektil
3. Bayi mengalami tersedak, batuk alias mengi
4. Bayi menolak makan alias mudah marah saat makan
5. Bayi melengkungkan tubuhnya setelah alias selama menyusu
6. Jika muntah bayi berwarna hijau alias kuning, alias berdarah, alias mengandung unsur yang terlihat seperti serbuk kopi, sebaiknya segera diperiksakan ke master seperti dikutip dari laman Uhhospitals.
Kenali perbedaan bayi muntah dan gumoh
Gumoh merupakan kejadian umum pada bayi yang sehat di awal kehidupannya. Hal ini sebagian disebabkan oleh sistem pencernaan mereka yang belum matang. Gumoh relatif tidak rawan dan biasanya sembuh seiring dengan matangnya sistem pencernaan, saat bayi mencapai usia 12 hingga 14 bulan.
Saat lahir, perut bayi seukuran kelereng kecil. Setelah 3 hari, ukurannya kira-kira sebesar bola pingpong, tetapi tetap belum bisa menampung banyak. Hingga berumur sekitar 4 bulan, sebagian besar perut bayi hanya dapat menampung sedikit susu dalam satu waktu. Terlalu banyak susu selama menyusui dapat menyebabkan bayi gumoh alias rewel.
Bayi juga mempunyai otot yang kurang berkembang di kerongkongan bagian atas, yang memudahkan cairan mengalir kembali dari lambung. Gumoh juga dapat terjadi ketika bayi bersendawa (disebut sendawa basah) alias menelan terlalu banyak udara. Itu tidak menyakitkan bagi bayi dan sebagian besar bayi apalagi tidak menyadari bahwa mereka telah melakukannya.
Selama bayi tampak sehat dan bertambah berat badan, gumoh semestinya dianggap sebagai bagian normal dari masa bayi.
Perbedaan bayi gumoh dan muntah ialah jika gumoh mulai membikin bayi tidak nyaman dan lebih banyak cairan dari biasanya keluar dengan kekuatan yang lebih besar, ini mungkin muntahan.
Bila bayi muntah lebih dari sekali, biasanya disebabkan oleh virus. Virus biasanya tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan Si Kecil mengalami dehidrasi. Bila bayi berumur kurang dari 1 tahun, mereka berisiko lebih tinggi mengalami dehidrasi. Segera konsultasikan dengan master jika Bunda merasa bayi mengalami dehidrasi seperti dikutip dari laman Similac.
Meskipun dapat mengkhawatirkan, muntah sesekali biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika bayi Bunda sering muntah, ini bisa menjadi tanda penyakit refluks, obstruksi usus, infeksi, alias alergi protein. Hubungi master anak jika muntahan bayi Bunda yang biasa menunjukkan indikasi berikut:
1. Meningkat dalam jumlah alias kekuatan
2. Menyebabkan tersedak alias kesulitan bernapas seperti mengi alias batuk
3. Menyebabkan masalah lain termasuk rasa tidak nyaman, rewel, berat badan yang tidak bertambah, alias penurunan berat badan
4. Disertai dengan demam, diare, lendir berdarah, alias perut kembung
5. Berwarna hijau
6. Bersifat 'proyektil', yang berfaedah sangat tiba-tiba dan dengan kekuatan yang besar
7. Muntah berulang pada bayi antara usia 2 minggu dan 4 bulan dapat menjadi tanda penyumbatan di lambung.
Segera hubungi ahli perawatan kesehatan jika bayi tampak muntah berulang kali.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)