Ketahui Bahaya Minum Alprazolam (xanax) Saat Menyusui, Bisa Terserap Ke Dalam Asi

Jan 26, 2025 08:30 AM - 2 minggu yang lalu 20964

Jakarta -

Minum obat saat menyusui memang perlu selektif ya, Bunda, agar pengaruh sampingnya bisa diminimalisasi. Ketahui ancaman minum Alprazolam saat menyusui yang bisa terserap ke dalam ASI, Bunda.

Banyak wanita mengalami depresi pascapersalinan dan kekhawatiran setelah melahirkan. Meskipun mudah untuk mengonsumsi obat resep seperti Alprazolam (atau Xanax) untuk menenangkan kekhawatiran tersebut, Bunda mungkin bertanya-tanya, "Apakah Xanax kondusif untuk ibu menyusui?"

Ya, perlu Bunda ketahui sebenarnya obat-obatan ini dapat masuk ke dalam ASI dan mencapai bayi dalam dosis yang sangat kecil, yang ditentukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Oo et al. Para peneliti mengawasi kadar Alprazolam ibu dalam ASI dari ibu yang menerima dosis harian obat sebesar 0,5 mg. 

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa waktu paruh Alprazolam dalam ASI adalah 14,5 jam. Oleh lantaran itu, Bunda perlu berkonsultasi dengan master kandungan untuk menentukan aspek keamanan obat tersebut saat menyusui seperti dikutip dari laman Mom Junction.

Apa itu Alprazolam?

Alprazolam alias Xanax adalah tablet oral bermerek yang diresepkan untuk gangguan kecemasan. Xanax mengandung bahan aktif alprazolam dan mungkin tidak kondusif untuk dikonsumsi selama kehamilan dan menyusui. 

Obat ini termasuk golongan obat benzodiazepin yang termasuk obat yang dapat masuk ke dalam ASI. Xanax juga tersedia dalam corak yang disebut tablet oral lepas lambat Xanax XR. Dengan Xanax XR, obat dilepaskan perlahan ke dalam tubuh seiring berjalannya waktu. 

Penting diketahui bahwa Xanax meningkatkan neurotransmitter otak GABA, yang menimbulkan emosi rileks dan tenang. Pasien depresi pascapersalinan diperingatkan untuk tidak mengonsumsi Xanax guna menghindari konsumsi obat oleh bayi melalui ASI yang dapat menyebabkan kantuk dan penurunan berat badan.

Selain itu, patut diwaspadai juga ya, Bunda bahwa overdosis Xanax saat menyusui dapat menyebabkan sakit kepala, kebingungan, gangguan koordinasi, dan kantuk.

Pengobatan alami seperti meditasi, yoga, dan mendengarkan musik disarankan untuk mengatasi kekhawatiran dan stres, sebagai pengganti mengonsumsi Xanax.

Bisakah mengonsumsi Alprazolam alias Xanax saat menyusui?

Bayi mungkin menolak untuk menyusu jika Bunda mengonsumsi Xanax. Sehingga, disarankan untuk menghindari Xanax selama masa menyusui. Karena obat tersebut dapat mencapai bayi yang sedang menyusui dalam jumlah mini melalui ASI. 

Xanax masuk ke dalam ASI dan dapat menimbulkan pengaruh rawan pada anak yang disusui. Efek ini dapat meliputi rasa kantuk yang berlebihan dan indikasi putus obat. Gejalanya dapat meliputi mudah tersinggung, masalah tidur, dan muntah. Diare, otot berkedut, dan tremor juga merupakan indikasi yang mungkin terjadi seperti dikutip dari laman Medical News Today.

Jika Bunda sedang menyusui alias berencana untuk menyusui, bicarakan dengan master tentang pilihan pengobatan lainnya. Jika Bunda diresepkan Xanax, bicarakan dengan master tentang langkah memberi makan anak saat mengonsumsi obat tersebut.

Efek samping konsumsi Xanax saat menyusui

Meskipun dosis yang tertelan tidak mematikan, obat tersebut dapat menyebabkan masalah pernapasan dan sedasi pada bayi. Beri tahu master bahwa Bunda sedang menyusui dan diskusikan obat apa pun yang sedang Bunda konsumsi, sebelum mereka meresepkan apa pun. Jika master tetap merekomendasikan Xanax saat menyusui, perhatikan pengaruh sampingnya pada bayi ya, Bunda.

Beberapa ketidaknyamanan kesehatan umum yang dialami bayi akibat Alprazolam adalah:

1. Mengantuk
2. Penurunan berat badan
3. Masalah makan alias penolakan untuk menyusui
4. Kelesuan
5. Jika Bunda memandang perilaku yang tidak biasa alias pengaruh samping yang parah pada bayi, segera hubungi master untuk memastikan keselamatan mereka.

Oh iya, Bunda, pengaruh samping mengonsumsi Alprazolam alias Xanax saat menyusui bisa berkisar dari ringan hingga berat dan berjuntai pada dosisnya. Sebagian besar pengaruh samping tidak berbahaya. Efek samping condong memudar seiring waktu. Segera cari pertolongan medis setelah mengalami pengaruh samping apa pun.

Efek samping Xanax yang paling umum meliputi sembelit, pembengkakan pada ekstremitas, insomnia, mulut kering, pusing, kantuk, amnesia, perubahan libido, sakit kepala, perubahan penglihatan.

Efek samping yang parah meliputi depresi, kehilangan ingatan jangka pendek, penyakit kuning, masalah pernapasan, bicara tidak jelas, kemauan bunuh diri, goyah, gangguan koordinasi, retensi urine, dan vertigo.

Tanda-tanda alergi yang umum adalah masalah pernapasan dan pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, alias tenggorokan. Ingat ya, Bunda, setiap pengaruh samping alias alergi yang mengenai dengan Xanax kudu dilaporkan ke master yang meresepkan.

Bisakah ibu menyusui mengonsumsi Alprazolam dosis rendah?

Menurut Wendy Colson, seorang konsultan laktasi bersertifikat internasional di California, “Alprazolam (Xanax) pada dosis rendah umumnya dianggap aman, dengan hanya 8,5 persen yang masuk ke dalam ASI. Dosis 0,25 mg, terutama yang diminum pada malam hari, dianggap rendah. Konsentrasi tertinggi Alprazolam dalam ASI biasanya terjadi satu hingga dua jam setelah konsumsi dan memperkuat selama 12-15 jam.”

Satu dosis Xanax tidak perlu menghentikan ibu menyusui untuk menyusui. Jika Bunda kudu mengonsumsi satu dosis Xanax, selama periode 14 jam ada baiknya keluarkan ASI dan buang selama 14 jam setelah minum obat, untuk memastikan bahwa Xanax keluar dari sistem Bunda dan memberi sinyal pada tetek untuk melanjutkan produksi ASI. Kemudian, Bunda dapat melanjutkan menyusui.

Namun, konsumsi obat secara teratur dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan pada bayi. Jika Bunda kudu menggunakan Xanax secara teratur selama periode tertentu, dan jika master merasa bahwa faedah Xanax lebih besar daripada menyusui, yang jarang terjadi, Bunda mungkin kudu mempertimbangkan untuk menyediakan susu donor bagi bayi yang sedang menyusui, alias menyapih bayi alias menawarkan susu formula.

Selanjutnya, konsultasikan dengan Konsultan Laktasi Bersertifikat Internasional (IBCLC) alias master jika Bunda bisa mendapatkan obat lain. Alternatif untuk Xanax yang bisa dikonsumsi termasuk di antaranya Lorazepam, dan Oxazepam.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya