Ketahui Ciri-ciri Bayi Dehidrasi Karena Diare Dan Tanda Kurang Asi Beserta Cara Mengatasinya

Jan 11, 2025 01:20 PM - 5 bulan yang lalu 169284

Jakarta -

Diare kerap dialami bayi dan membikin kondisi tubuh mereka lemas dan terancam dehidrasi. Ketahui ciri-ciri bayi dehidrasi lantaran diare dan tanda kurang ASI serta langkah mengatasinya.

Sama halnya dengan orang dewasa, diare dan dehidrasi bisa terjadi pada bayi kapan saja. Bunda pun perlu mewaspadai akibat tersebut agar bayi terpantau kesehatannya sepanjang waktu.

Diare merupakan masalah umum pada bayi dan anak-anak. Meskipun biasanya ringan dan singkat, diare akut bisa berjalan kurang dari 1 minggu, dan tidak lebih dari 14 hari seperti dikutip dari laman Caring for kids.

Bayi ASI dehidrasi

Seorang anak terindikasi mengalami diare jika dia buang air besar lebih banyak daripada biasanya, dan jika tinja kurang terbentuk dan lebih encer. Terkadang anak-anak yang mengalami diare mempunyai indikasi lain, seperti demam, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, kram, dan darah alias lendir dalam buang air besar.

Diare dapat rawan jika tidak ditangani dengan betul lantaran mengeluarkan air dan garam dari tubuh anak. Jika cairan ini tidak segera diganti, anak dapat mengalami dehidrasi dan mungkin perlu dirawat di rumah sakit.

Ada banyak penyebab yang menyebabkan bayi diare ya, Bunda. Yang paling umum adalah jangkitan virus. Kuman diare menyebar dengan mudah dari orang ke orang, dan terutama dari anak ke anak. Mereka biasanya menyebar dengan sigap di antara anak-anak yang belum belajar menggunakan toilet.

Anak-anak yang mengalami diare perlu terus minum cairan dalam jumlah yang tepat untuk menghindari dehidrasi. Jika Bunda menyusui, teruslah memberi makan sesuai permintaan. Bunda juga dapat menawarkan makanan yang biasa dimakan anak.

Tanda dehidrasi pada bayi ASI

Dehidrasi merupakan kondisi saat bayi kehilangan terlalu banyak air dan tidak dapat minum cukup cairan (susu) untuk segera menggantinya. Ukurannya yang mini memudahkan bayi dan balita kehilangan air dan mengalami dehidrasi. Dalam kasus yang serius, dehidrasi dapat rawan bagi bayi jika tidak diobati.

Tanda dan indikasi dehidrasi pada bayi dapat bervariasi tergantung pada seberapa banyak kehilangan air yang dialami bayi. Gejalanya mungkin juga berbeda pada bayi baru lahir, bayi, dan balita, seperti dikutip dari laman Healthline.

Secara umum, ciri-ciri bayi dehidrasi pada bayi baru lahir meliputi beberapa perihal berikut ya, Bunda:

1. Bagian lunak di atas kepala tampak cekung
2. Terlalu banyak tidur
3. Mata cekung
4. Menangis dengan sedikit alias tanpa air mata
5. Rewel
6. Kulit keriput

Sementara itu, ciri-ciri umum dehidrasi pada bayi dan balita ditandai dengan indikasi berikut ya, Bunda:

1. Tidak mau bermain
2. Lelah alias rewel
3. Popok kering selama 6 jam alias lebih
4. Mata cekung
5. Menangis dengan sedikit alias tanpa air mata
6. Mulut kering
7. Sembelit alias buang air besar yang keras alias lebih sedikit (jika dehidrasi disebabkan oleh tidak cukup minum air)
8. Tangan dingin
9. Napas cepat
10. Detak jantung cepat

Penyebab dehidrasi pada bayi ASI

Bayi baru lahir sering mengalami beberapa cegukan saat pertama kali belajar langkah mendapatkan susu. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan menelan dan mencerna susu. Berikut ini beberapa penyebab dehidrasi pada bayi baru lahir ya, Bunda:

1. Bayi tidak dapat menyusu dengan betul pada puting susu
2. Suplai ASI yang sedikit pada awalnya
3. Bayi tidak dapat menyedot susu dari puting susu alias botol dengan baik
bayi terlalu banyak gumoh alias muntah
4. ASI tidak seimbang alias campuran air dan garam tidak tepat (penyebab dehidrasi yang sangat jarang terjadi pada bayi baru lahir)

Pada bayi yang lebih besar dan balita, penyebab dehidrasi yang nyaris sama. Mereka kemungkinan besar mengalami dehidrasi saat merasa tidak lezat badan. Flu, virus perut, dan intoleransi makanan alias alergi semuanya dapat menyebabkan dehidrasi sementara.

Pengobatan dan perawatan dehidrasi pada bayi ASI

Perawatan dan pengobatan untuk dehidrasi pada Si Kecil berjuntai pada penyebab dan usia bayi ya, Bunda. Berikut ini beberapa pengganti langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi dehidrasi pada bayi:

1. Berikan ASI secara teratur

Jika bayi belum dapat menyusu dengan benar, teruslah berupaya untuk menyusui secara teratur. Biarkan bayi mencoba menyusu dan kemudian beristirahatlah saat dia lelah. Cobalah untuk menyusui lagi setelah sekitar 15 menit.

2. Cobalah pemberian susu botol alias pipet

Jika bayi tidak dapat menyusu alias Bunda belum menghasilkan cukup ASI, cobalah beragam langkah untuk memberikan ASI. Pompa ASI alias buat susu formula bayi. Gunakan botol, pipet steril, alias sendok bayi mini untuk memberikan susu kepada bayi dengan lembut.

3. Kenakan busana tipis

Untuk mengatasi keringat malam, kenakan busana tipis pada bayi
Jika bayi alias balita berkeringat di malam hari alias saat tidur, kenakan busana yang menyerap keringat, pilih sprei yang lebih tipis, dan turunkan suhu termostat, agar mereka tidak kepanasan di malam hari.

4. Kompres air hangat saat demam

Jika bayi alias balita demam, Bunda dapat mencoba membasahi mereka dengan air hangat. Pertimbangkan juga kiat-kiat berikut untuk membantu menurunkan demam. Salah satunya menawarkan makanan yang berair. Jika bayi alias balita rewel minum air alias susu, berikan mereka buah dan sayuran berair seperti semangka, plum, alias mentimun.

Kapan kudu ke dokter?

Bayi dan balita dapat mengalami dehidrasi dengan sigap lantaran ukurannya yang kecil. Bayi baru lahir mempunyai perut yang sangat mini sehingga mereka tidak dapat menampung banyak susu sekaligus. Hubungi master jika Bunda memandang indikasi dehidrasi. Kondisi ini dapat berubah menjadi serius dengan cepat.

Cara menghindari akibat bayi ASI dehidrasi

Untuk mengurangi akibat dehidrasi pada bayi, sebaiknya Bunda dapat melakukan beberapa perihal seperti memastikan bayi minum pada waktu makan dan menawari makanan dengan kandungan air tinggi seperti sup, melon, dan lainnya, seperti dikutip dari laman Nhs.

Berikan pula sedikit cairan rehidrasi secara teratur untuk mengganti cairan yang hilang. Mintalah apoteker untuk merekomendasikannya ya, Bunda. Kemudian, teruslah menyusui bayi dan memberikannya dalam jumlah sedikit tetapi lebih sering dari biasanya.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya