Saat anak buang air besar dan terjadi pendarahan, tentu perihal ini bisa membikin orang tua merasa panik dan cemas. Terlebih lagi jika kondisi tersebut muncul secara tiba-tiba dan tanpa adanya keluhan rasa sakit dari Si Kecil.
Situasi seperti ini sering kali menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran, terutama lantaran darah identik dengan luka alias kondisi medis yang serius. Apalagi, Si Kecil terkadang belum bisa menyampaikan apa yang dirasakan, sehingga membikin orang tua semakin khawatir.
Tidak adanya rasa sakit memang bisa membikin kondisi ini terlihat tidak mendesak. Namun, Bunda tetap perlu memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tubuh anak mempunyai langkah sendiri dalam menunjukkan adanya gangguan, dan terkadang sinyal-sinyal tersebut tidak selalu muncul dalam corak rasa nyeri alias demam.
Pada beberapa kasus, perubahan warna dan tekstur feses menjadi petunjuk awal yang tidak boleh diabaikan. Terlebih jika bercak alias tetesan darah muncul secara berulang, meski hanya sedikit, kondisi tersebut tetap patut diperhatikan.
Bagaimana pun corak dan teksturnya, darah dalam feses anak tetap memerlukan perhatian khusus, Bunda. Lantas, apa saja penyebab dari kondisi tersebut?
Penyebab BAB keluar tetesan darah
Terkadang, feses Si Kecil saat buang air besar bisa mengandung tetesan darah. Yuk, kenali penyebabnya menurut ulasan Cleveland Clinic untuk antisipasi kesehatan Si Kecil.
1. Ambeien (hemoroid)
Ambeien adalah pembengkakan pembuluh darah di area rektum alias anus. Kondisi ini biasanya dipicu oleh tekanan berlebih, seperti saat mengejan alias mengangkat beban berat.
Meski bisa menyebabkan pendarahan, ambeien umumnya tidak rawan bagi kesehatan Si Kecil. Namun, jika terjadi berulang alias disertai indikasi lain, sebaiknya segera konsultasikan ke jasa kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Divertikulosis
Divertikulitis merupakan peradangan pada kantong mini di usus besar bagian bawah. Saat kantong ini terinfeksi, pembuluh darah di sekitarnya bisa pecah dan menyebabkan pendarahan rektum. Jika Si Kecil mengalami kondisi tersebut, Bunda kudu segera menghubungi master untuk menangani kesehatan Si Kecil.
3. Penyakit radang usus (IBD)
Penyakit radang usus (IBD) menyebabkan peradangan jangka panjang pada usus. Penyakit Crohn biasanya menyerang usus kecil, sedangkan kolitis ulseratif menyerang usus besar. Kondisi ini bisa menimbulkan nyeri perut, diare, dan pendarahan jika parah.
4. Polip usus
Polip merupakan benjolan yang tumbuh di tembok usus besar dan bisa berdarah, terutama jika ukurannya besar alias berubah menjadi kanker. Pendarahan rektal yang tidak jelas penyebabnya, memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan kolonoskopi untuk memastikan tidak ada kanker usus besar.
5. Infeksi pada saluran pencernaan
Infeksi saluran pencernaan alias dikenal jangkitan gastrointestinal (GI) alias gastroenteritis biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, alias parasit yang menyerang lambung dan usus anak.
6. Angiodysplasia
Angiodysplasia adalah kondisi di mana pembuluh darah di saluran pencernaan tumbuh tidak normal. Pembuluh darah ini bisa rentan dan mudah berdarah, yang kadang membikin anak jadi kekurangan darah (anemia).
Biasanya, masalah ini terjadi di bagian usus besar, tapi bisa juga muncul di area pencernaan lainnya. Meski lebih sering dialami orang lanjut usia, kondisi ini juga bisa jadi salah satu penyebab perdarahan di saluran cerna bagian bawah.
Cara mengatasi BAB keluar tetesan darah
Sering kali, pendarahan dari anus bisa berakhir sendiri, terutama jika penyebabnya hanya sembelit. Dalam kasus seperti ini, biasanya tidak perlu pengobatan khusus. Tetapi jika penyebabnya lebih serius, perawatan bakal disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya, Bunda.
Misalnya, master bakal memberikan antibiotik jika ada jangkitan kuman seperti H. pylori, obat untuk mengurangi masam lambung, alias obat anti-radang jika penyebabnya adalah peradangan usus (seperti kolitis). Dalam beberapa kasus, diperlukan tindakan operasi, seperti untuk mengangkat polip alias bagian usus yang rusak lantaran kanker, divertikulitis, alias penyakit radang usus, dikutip dari WebMD.
Pada sejumlah kasus pendarahan pada feses yang ringan, Bunda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini yang dikutip dari WebMD. Simak selengkapnya untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.
- Memberikan makanan yang tinggi serat agar buang air besar lebih lancar dan tidak memperparah wasir alias luka di anus (fisura).
- Bunda dapat mengarahkan Si Kecil untuk mandi air hangat (sitz bath) sebagai upaya mengurangi nyeri dan peradangan.
- Menggunakan krim wasir yang tersedia di toko obat untuk meredakan rasa sakit, dan tetap aktif berolahraga agar pencernaan tetap lancar.
Makanan penyebab BAB berdarah yang sebaik dihindari
Sebagai upaya mencegah pendarahan pada BAB anak, Bunda perlu menghindari beberapa makanan yang memicu pendarahan pada BAB anak yang dikutip dari Healthline. Simak selengkapnya.
1. Bit
Bua bit tidak selalu dicerna alias diserap tubuh dengan langkah yang sama pada setiap anak. Proses pemecahannya bisa dipengaruhi oleh beragam hal, seperti pola makan. Pada sebagian pigmen ini bisa tetap utuh dan mencapai bagian akhir saluran pencernaan tanpa banyak berubah.
2. Tomat
Tomat mempunyai warna merah yang berasal dari unsur alami ialah likopen, perihal ini termasuk dalam golongan karotenoid. Seperti halnya sayuran bit, tubuh setiap orang memproses likopen dengan langkah yang berbeda, dan kadang pigmen ini tidak sepenuhnya dicerna sehingga ikut keluar berbareng tinja.
3. Paprika merah
Paprika merah, tomat, dan sayuran lainnya mengandung serat yang tidak sepenuhnya dicerna tubuh. Serat ini memperlambat pencernaan dan memberi makan kuman baik di usus. Namun, jika makanan bergerak terlalu sigap dalam sistem pencernaan, serat bisa keluar dalam corak nyaris utuh.
4. Makanan pedas
Cabai rawit yang menjadi favorit setiap orang memang terasa pedas lantaran mengandung capsaicin, senyawa yang menimbulkan sensasi panas dari mulut hingga bokong. Pada sebagian orang, capsaicin bisa memicu diare.
Jika parah, diare dapat menyebabkan robekan mini di anus (fisura), sehingga menimbulkan darah berwarna merah terang, biasanya terlihat di tisu alias kloset. Pewarna merah dalam makanan pedas olahan, seperti keripik, juga bisa membikin tinja tampak kemerahan. Selain itu, kulit cabe yang tidak tercerna bisa ikut keluar berbareng tinja.
5. Penyakit bawaan makanan dari daging merah dan unggas
Diare berdarah bisa menjadi tanda keracunan makanan, terutama akibat makan daging merah alias unggas yang terkontaminasi. Bakteri seperti Salmonella, E. coli, Campylobacter, dan Listeria sering jadi penyebabnya.
Beberapa kasus bisa sembuh sendiri, tapi ada yang memerlukan pengobatan alias antibiotik. Sebagai upaya untuk mencegahnya, pastikan daging dimasak dan disimpan dengan suhu yang tepat.
Demikian ulasan tentang penyebab BAB disertai pendarahan namun tidak sakit. Semoga berfaedah untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)