KincaiMedia, JAKARTA -- Rasulullah Muhammad SAW merupakan utusan Allah bagi semesta alam. Mereka yang beragama kepada beliau tidak hanya dari golongan manusia dan jin. Hewan-hewan pun menyaksikan kebenaran risalah Islam.
Seperti tersebut dalam kisah yang diriwayatkan Anas bin Malik. Pada mulanya, Rasulullah SAW sedang duduk-duduk berbareng dengan para sahabat beliau.
Sejurus kemudian, datanglah seorang sahabat beliau dengan betis yang bergelimang darah. Nabi SAW pun menanyakan penyebab lukanya itu.
“Wahai Rasulullah, saya tadi berhadapan dengan seekor anjing milik fulan yang munafik di jalan. Anjing itu lantas menggigit betisku,” ujar dia.
Rasulullah SAW pun mempersilakan sahabat tersebut untuk duduk di samping beliau. Tak lama kemudian, datang pula sahabat yang lain. Kakinya juga tampak berceceran darah.
“Wahai Rasulullah, saya tadi berjumpa dengan anjing milik fulan yang munafik. Anjing itu telah menggigitku,” kata sahabat ini saat ditanya Rasulullah SAW.
Setelah mendengarkan penuturan kedua orang tersebut, beliau memutuskan untuk bertindak. “Mari kita datangi anjing itu untuk membunuhnya,” ujar Nabi SAW seraya bangkit dari tempat duduk.
Keputusan Nabi SAW ini bukan kejam. Sebab, anjing gila boleh dibunuh lantaran dikhawatirkan menyebarkan penyakit (rabies).
Sampailah Rasulullah SAW dan para sahabatnya di tempat anjing itu berada. Saat seseorang dari mereka hendak menghunuskan pedang, tiba-tiba hewan tersebut mendekati Nabi SAW.
Anjing ini bercakap-cakap dengan fasih selayaknya manusia.
“Janganlah saya dibunuh. Sebab, saya adalah anjing yang beragama kepada Allah dan Rasul-Nya,” ucap anjing tersebut.
“Mengapa engkau menggigit kedua orang ini?” tanya Rasulullah SAW lagi.
“Wahai Rasulullah,” jawab anjing itu, “Aku adalah anjing yang diperintahkan untuk menggigit siapa saja yang mencela Abu Bakar dan Umar.”
Mendengar kesaksian anjing tersebut, kedua sahabat yang kakinya luka-luka kemudian mengakui kesalahannya.
“Sesungguhnya kami bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya,” kata mereka.