KincaiMedia– KH Asmawi, seorang ustadz sekaligus pembimbing yang menjadi figur orang tua, mempunyai peran krusial dalam perjalanan intelektual saya. Sejak awal, beliau telah menanamkan pemahaman mendalam tentang pengetahuan Nahwu, Mantiq, dan Ushul Fiqh, tiga disiplin pengetahuan yang menjadi fondasi bagi siapa pun yang mau mendalami syariat.
Saya tumbuh tanpa pernah mondok di pesantren mana pun, selain belajar berbareng uwa (kakak dari ayah). Meskipun demikian, KH Asmawi mempunyai langkah unik dalam membimbing saya. Setelah menyelesaikan pelajaran Alfiyah, beliau melarang saya untuk melanjutkan ke kitab-kitab lain. Larangan ini bukan tanpa alasan; beliau mau memastikan bahwa saya betul-betul memahami dasar-dasar pengetahuan secara mendalam sebelum melangkah lebih jauh.
Setelah saya pulang dari Maroko, tanpa banyak basa-basi, KH Asmawi langsung meminta saya membaca kitab Jam’ul Jawami’ karya Imam As-Subki. Kitab ini terkenal dengan kompleksitasnya, terutama dalam pembahasan Ushul Fiqh. Perintah tersebut terasa berat, mengingat tingkat kesulitan kitab itu, proses itu berjalan nyaris 2 tahun dan kami hanya berdua sampai larut pagi di setiap hari selasa.
Di sela-sela saat separuh malam kala itu, satu pesan beliau yang terus saya ingat :
“Baka wong berilmu iku kaya tebu. Wong-wong baka deleng tebu iku kaya kayu biasa. Tapi tebu baka wis diperes, mili banyu manise. Wong sing due pengetahuan ya kudu mengkonon, Ora usah gumude kealimane. tapi baka dibutuhakn, ndadekna kaya tebu sing maringi rasa manis kanggo sapa bae sing butuh”
(Pesan ini mengajarkan bahwa seorang yang berilmu tidak perlu memamerkan kealimannya. Ketika dibutuhkan, dia semestinya memberikan faedah yang indah, layaknya manisnya tebu yang dirasakan oleh semua orang.)
Bersama beliau, saya belajar bahwa pengetahuan bukan sekadar hafalan, melainkan kedalaman pemahaman yang diamalkan dengan rendah hati. Larangan dan tantangan yang diberikan beliau menjadi bukti kecintaannya dalam membimbing siswa agar menjadi pembelajar yang matang, bukan sekadar sigap menyelesaikan kitab. Hingga kini, pengetahuan dan metode beliau menjadi inspirasi besar dalam hidup saya.