Khalifah Pertama Dalam Sejarah Turki Utsmaniyah

May 05, 2025 04:44 PM - 2 minggu yang lalu 22764

Kincai Media , JAKARTA -- Dalam sejarah Turki Utsmaniyah, Selim I adalah penguasa pertama yang bergelar khalifah. Di bawah pemerintahannya, kesultanan tersebut menguasai tiga tanah suci umat Islam, ialah Makkah, Madinah, dan Baitul Makdis. Kesuksesan itu dimulai dengan kemenangannya atas daulah Bani Mamluk.

Raja kesembilan dalam sejarah Utsmaniyah tersebut lahir pada 10 Oktober 1470 di Amasya, Anatolia utara. Selcuk Aksin Somel dalam Historical Dictionary of the Ottoman Empire (2003) menjelaskan, Selim adalah anak bungsu Bayezid II, sang penerus Mehmed II al-Fatih. Adapun ibundanya merupakan seorang putri ningrat yang berjulukan Gulbahar Hatun.

Selim menduduki bangku kekuasaan pada 25 April 1512 M usai mengungguli kakaknya, Pangeran (Sehzade) Ahmet. Dua berkerabat itu telah memperebutkan takhta sejak paruh akhir masa pemerintahan Beyezid II. Beberapa bulan sesudah lengser, ayahanda mereka wafat di pengasingan.

Utsmaniyah tidak hanya menghadapi tantangan dari dalam, melainkan juga luar negeri. Ancaman terbesar datang dari Dinasti Safavid yang menguasai Persia. Rezim Shah Ismail I yang berpatokan Syiah itu berupaya menggerus daerah perbatasan timur Anatolia.

Pada 1514 M, Selim mengerahkan pasukannya untuk melawan Safavid. Ia sukses menghalau bala tentara Shah Ismail hingga ke Tabriz. Akhirnya, satu per satu daerah Anatolia timur, Kaukasus, dan Irak utara jatuh ke tangan kerajaan yang berpatokan Sunni itu.

Usai membungkam Safavid, Selim juga bisa merebut Qizilbash di dekat Anatolia selatan. Daulah itu merupakan negeri penyangga (buffer state) yang terletak di antara daerah Utsmaniyah dan Mamluk. Adapun kerajaan yang dipimpin kaum jejak budak (mamalik) tersebut berpusat di Kairo.

Pada puncak kejayaannya, Dinasti Mamluk menguasai Mesir, Syam, dan sebagian Jazirah Arab. Daerah Hijaz pun termasuk dalam daerah kekuasaannya. Alhasil, para raja Mamluk ketika itu sesungguhnya berkuasa menyandang gelar khalifah. Walaupun demikian, mereka tetap mengakui Abbasiyah sebagai pemersatu umat Islam.

Pada 24 Agustus 1516, pecahlah pertempuran pertama yang memperhadapkan antara Utsmaniyah dan Mamluk. Selim yang memimpin sekira 60 ribu pasukan sukses menyabet kemenangan. Akibatnya, Kairo terpaksa menyerahkan kontrolnya atas Syam—termasuk tanah Palestina—kepada sultan Turki tersebut.

Selengkapnya