Kisah Bayi Kembar Lahir Prematur Di Usia Kehamilan 22 Minggu, Masuk Rekor Dunia

Jan 26, 2025 01:40 PM - 2 minggu yang lalu 21619

Jakarta -

Adiah dan Adrial Nadarajah lahir prematur pada 4 Maret 2022. Sang Bunda Shakina Rajendram melahirkan keduanya di Mount Sinai Hospital pada usia kehamilan 22 minggu.

Kelahiran keduanya masuk dalam rekor bumi Guinness World Records. Menurut informasi, Adiah lahir dengan berat 330 gram alias 23 menit sebelum Adrial yang beratnya 420 gram. Adiah dan Adrial menjadi bayi kembar paling ringan yang pernah lahir.

Sebelum anak kembarnya lahir, Shakina Rajendram sempat mengalami masalah pada kehamilannya. Pada satu titik, master apalagi mengatakan anak-anaknya tidak punya kemungkinan untuk memperkuat hidup.

Kisah persalinan bayi kembar Adiah dan Adrial

Rajendram pernah mengandung sebelum melahirkan anak kembarnya. Namun, kehamilan ini kudu berhujung lantaran dia mengalami kehamilan ektopik, alias mengandung di luar rahim.

Saat mengetahui kehamilan keduanya, Rajendram begitu terkejut. Di kehamilan ini, master sempat mengatakan bahwa mereka tidak dapat melakukan banyak untuk menyelamatkan dua bayi di dalam kandungan Rajendram.

Rajendram dan sang suami Nadarajah lampau memutuskan untuk pergi ke Mount Sinai Hospital, di mana terdapat neonatal intensive care unit (NICU).

Pada hari kedua proses persalinan alias tepatnya usia kehamilan 21 minggu enam hari, Rajendram diberi tahu tentang realita pahit. Bila anak-anaknya lahir apalagi beberapa menit sebelum usia kandungan 22 minggu, bayi kembarnya bakal dibiarkan tidak hidup.

Meskipun Rajendram mengalami perdarahan hebat, dia mengatakan bakal berupaya sekuat tenaga untuk 'menahan bayi-bayinya' selama beberapa jam lagi. Ketuban Rajendram pun pecah 15 menit setelah tengah malam. Kurang dari dua jam setelah masuk usia kandungan 22 minggu, bayi kembarnya lahir.

Adiah dan Adrial sekarang telah hidup hingga berumur dua tahun. Di awal kehidupan, bayi kembar ini sempat mengalami masalah medis yang serius.

"Kami menyaksikan bayi-bayi itu nyaris meninggal di depan mata kami berkali-kali," ujar Rajendram, dikutip dari BBC.

Adiah dan Adrial dirawat di rumah sakit selama nyaris enam bulan, menghadapi komplikasi berupa pendarahan otak, sepsis, dan gangguan mengenai manajemen cairan di tubuh. Kedua bayi tersebut juga lahir dengan kulit yang sangat tipis dan transparan.

Minggu kedua setelah lahir, Adrial tiba-tiba mengalami perforasi usus, yang menyebabkan jangkitan aliran darah dan peradangan dahsyat di sekujur tubuhnya. Kulitnya yang rentan mengalami pengelupasan parah setiap kali kateter dipasang, Bunda.

Rajendram dan suami menghabiskan hingga 12 jam setiap hari untuk berada di sisi bayi kembarnya saat berada di rumah sakit. Setelah nyaris enam bulan dirawat, Adiah diizinkan pulang, diikuti dengan Adrial seminggu kemudian.

"Kami akhirnya dapat membawa mereka pulang, tanpa selang pernapasan alias selang makanan," ungkap Rajendram.

Ilustrasi USGIlustrasi USG/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PonyWang

Risiko persalinan prematur

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, semakin awal bayi lahir, maka semakin tinggi akibat kematian dan kecacatan yang serius. Bayi yang lahir prematur, sebelum 37 minggu, dapat mengalami beragam masalah kesehatan, Bunda.

Masalah tersebut dapat menjadi sangat parah bagi bayi prematur mikro, yang lahir sebelum usia kehamilan 26 minggu dengan berat kurang dari 26 ons. Namun, kesempatan risikonya dapat menurun jika bayi mendapatkan perawatan yang aktif setelah lahir.

Menurut studi yang diterbitkan di American Academy of Pediatrics (AAP) tahun 2019, bayi yang lahir pada usia kehamilan 22 minggu dan mendapatkan perawatan medis aktif mempunyai tingkat kelangsungan hidup sebesar 25 persen hingga 50 persen.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa ada beberapa subkategori kelahiran prematur berasas usia kehamilan, yakni:

  • Extremely preterm (kurang dari 28 minggu)
  • Very preterm (28 hingga kurang dari 32 minggu)
  • Moderate to late preterm (32 hingga 37 minggu).

Secara global, prematuritas merupakan penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun.

"Kelahiran prematur terjadi lantaran beragam alasan. Sebagian besar kelahiran prematur terjadi secara spontan, tetapi beberapa disebabkan lantaran argumen medis, seperti infeksi, alias komplikasi kehamilan lainnya yang memerlukan induksi persalinan awal alias operasi caesar," tulis WHO.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebab dan sistem kelahiran prematur. Penyebabnya dapat meliputi kehamilan ganda, infeksi, dan kondisi kronis seperti glukosuria dan tekanan darah tinggi. Namun, sering kali tidak ada penyebab yang teridentifikasi.

Demikian penjelasan mengenai kisah Bunda melahirkan bayi kembar prematur dan komplikasi persalinan prematur. Semoga info ini berfaedah ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Selengkapnya