Kisah Bunda Kehilangan Bayi Kembar Tanpa Sadar Pernah Hamil, Sempat Mengira Keguguran

Jan 25, 2025 04:50 PM - 2 minggu yang lalu 22779

Jakarta -

Ada banyak kisah Bunda yang tidak sadar sedang mengandung hingga bayinya lahir. Terbaru, Bunda berjulukan Omoniyi Komolafe melahirkan anak kembar tanpa sadar tengah hamil.

Komolafe diketahui telah menjalani program bayi tabung sebelum mengandung dan melahirkan. Namun secara keliru, master mengatakan bahwa dia mengalami keguguran di awal kehamilannya. Komolafe pun percaya bahwa dia telah kehilangan janin di dalam kandungannya.

Komolafe baru menyadari kehamilannya memperkuat setelah melahirkan bayi wanita kembar di rumahnya, hanya beberapa jam setelah keluar dari Royal Oldham Hospital di Inggris Raya. Namun, lantaran usia kehamilannya baru masuk sekitar 19 hingga 21 minggu, kedua bayinya tidak bisa memperkuat hidup.

Penyelidikan pun dilakukan oleh pengadilan untuk memeriksa penyebab kematian bayi kembar Komolafe.

Terbang ke Nigeria untuk jalani program bayi tabung

Pada April 2023, Komolafe dan suaminya Ambimbola Komolafe menghubungi Dr. Edi-Osage di sebuah klinik swasta untuk memulai perawatan untuk program bayi tabung. Pada September 2023, keduanya pun terbang ke kota Lagos di Nigeria untuk menjalani transfer embrio lantaran susah menemukan donor ras Afro-Karibia di Inggris.

Di tanggal 30 September, Komolafe menjalani transfer tiga embrio dan disarankan untuk menunggu beberapa minggu sebelum menjalani tes kehamilan. Setelah menjalani empat tes, Komolafe pun dinyatakan hamil.

Komolafe mengatakan bahwa dia tidak mengalami masalah yang berfaedah pada kehamilannya, sebelum melakukan konsultasi ke master Osage pada 3 November 2023. Tetapi, info yang diperoleh adalah sebaliknya. Dokter menemukan masalah dalam kandungannya.

"Kami masuk ke ruang pemeriksaan dan master Osage melakukan pemindaian (USG). Dia mengatakan tidak dapat menemukan janin," kata Komolafe kepada pihak pengadilan, dilansir laman Manchester Evening News.

Setelah pemeriksaan, Komolafe diberi tahu bahwa tidak ada janin di dalam kandungannya. Ia juga tidak disarankan untuk melakukan tes kehamilan lanjutan oleh dokter.

Alih-alih tes kehamilan, master justru meminta Komolafe untuk datang kembali membahas apakah dia dan suami mau melanjutkan program bayi tabung. Tetapi, Komolafe sangat terpukul oleh apa yang dia yakini sebagai keguguran, sehingga tidak kembali berjumpa dokter.

"Kami tidak datang lantaran kami tetap sangat terpukul dengan buletin tersebut, setelah melakukan tes kehamilan yang hasilnya positif dan kemudian hasil pemindaian menunjukkan negatif. Jadi, kami tidak dalam kondisi pikiran yang tepat untuk membahas langkah selanjutnya," ungkap Komolafe.

Selama berminggu-minggu setelah dinyatakan tidak hamil, Komolafe mengalami beberapa gejala, termasuk morning sickness. Namun, dia dan suami mengira bahwa itu adalah akibat dari keguguran.

Ilustrasi Janin USGIlustrasi Janin USG/ Foto: iStockphoto/Getty Images/September15

Mengetahui kehamilan setelah pergi ke RS

Pada tanggal 30 Januari 2024, Komolafe dibawa dengan ambulans ke Royal Oldham Hospital, dengan keluhan nyeri perut, batuk, dan demam.

Setelah pemeriksaan awal, dia lampau ditangani oleh Dr. Tom Parish, yang memberikan pernyataan kepada pengadilan bahwa dia tidak mengetahui adanya tes darah yang dilakukan kepada Komolafe, yang menunjukkan adanya kehamilan.

Parish lampau meresepkan antibiotik Komolafe dan memintanya pulang. "Saat itu saya tidak punya firasat alias kecurigaan. Saat ibu Komolafe keluar, saya tidak punya kecurigaan bahwa dia sedang hamil," kata Parish.

Setelah pulang dan berencana untuk tidur, Komolafe mulai merasakan sakit yang parah. Ia pun kembali dibawa ke rumah sakit oleh ambulans. Hanya berselang 8 menit setelah ambulans tiba, Komolafe melahirkan seorang bayi perempuan. Tak lama, bayi kembar yang lain lahir.

Meskipun bayi kembar Komolafe dilarikan ke rumah sakit, nyawa keduanya tidak bisa diselamatkan. Ahli patologi anak, Dr. Gemma Petts, memperkirakan bahwa bayi kembar Komolafe ini lahir pada usia kehamilan antara 19 dan 24 minggu alias tidak cukup bulan.

Petugas forensik Joanne Kearsley menyimpulkan bahwa bayi-bayi tersebut meninggal lantaran karena alamiah. Bayi kembar ini meninggal akibat prematuritas ekstrem yang disebabkan oleh Acute Maternal Chlorioamnionitis, ialah kondisi ketika kantung ketuban terinfeksi bakteri.

Demikian kisah Bunda Komolafe yang mesti kehilangan bayi kembar lantaran tak sadar sedang hamil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Selengkapnya