Kisah Empat Perempuan Yang Menemukan Islam Di Penjara Dubai

Mar 07, 2025 03:45 AM - 1 minggu yang lalu 11943

KincaiMedia,DUBAI -- Menjelang datangnya bulan Ramadhan kemarin, empat wanita dari beragam penjuru dunia, yang dipenjara di Dubai karena beragam kejahatan, menemukan tujuan dan kepercayaan barunya dalam Islam.

Kisah mereka dimulai dari kembali tembok penjara di Lembaga Pemasyarakatan Kepolisian Dubai di Al Awir. Mereka membagikan kisah perjalanan pribadi mereka yang mendalam dengan The National. Walaupun, nama mereka telah diubah demi privasi. 

Jalan empat wanita ini menuju penjara berbeda-beda, namun perjalanan mereka menuju Islam mempunyai benang merah yang sama. Karena, mereka semua tertarik pada kepercayaan tersebut melalui kebaikan, ketahanan, dan kasih sayang para wanita Muslim yang mereka temui di dalam penjara.

Pada Mei 2025 lalu, salah satu wanita berjulukan Greta (25 tahun) ditangkap di Bandara Dubai saat membawa delapan kilogram kokain. Wanita Brasil itu diyakinkan oleh seorang kawan masa kecilnya untuk menyelundupkan narkoba ke UEA dengan hadiah $ 5.175 alias sekitar Rp 84,5 juta. 

Uang itu sangat dia butuhkan untuk membiayai dua tahun terakhir kuliah fisioterapinya. "Saya ketakutan," ujarnya kepada The National. 

Dia takut bukan hanya lantaran ditangkap, tetapi lantaran semua yang ada di sekitarnya terasa asing. "Saya tidak bisa berkata Inggris dan untuk pertama kalinya saya memandang begitu banyak wanita berbusana Islami. Itu sangat luar biasa," ucapnya. 

Saat menunggu vonis, Greta merasa kagum dengan kebaikan hati para narapidana dan petugas penjara Muslim. “Mereka adalah orang-orang yang paling menghibur saya. Mereka mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah melupakan siapa pun," katanya. 

Penasaran dengan kepercayaan yang menumbuhkan kebaikan tersebut, dia mulai menghadiri ceramah-ceramah Islam di penjara. Hampir empat bulan lalu, dia pun mencari Alquran dalam bahasanya dan seorang polisi memutar rekaman Alquran dalam bahasa Arab untuknya.

"Saya tidak tahu gimana menjelaskannya, tetapi ketika saya mendengarnya, saya merasakan hubungan yang erat dengan Tuhan," ucapnya. 

"Tidak ada rasa takut, tidak ada beban di hati saya, hanya kedamaian. Saat itulah saya memutuskan untuk memeluk Islam," kata Greta. 

Kini Greta tengah menjalankan Ramadhan pertamanya. Menjelang bulan suci ini, dia pun belajar tentang puasa dari para wanita muslim di sekitarnya. 

"Mereka memberi tahu saya gimana puasa tidak hanya membersihkan tubuh tetapi juga jiwa," ujarnya. 

Perempuan lainnya yang menemukan Islam di penjara Dubai adalah Aadhya (25 tahun). Perjalan hidup wanita ini diwarnai pergolakan batin, kecanduan, dan penghancuran diri. 

Sebelum penangkapannya April lalu, Aadhya telah berjuang melawan penyalahgunaan unsur terlarang selama bertahun-tahun, memprioritaskan narkoba di atas segalanya, termasuk putrinya yang berumur enam tahun. 

“Saya tidak peduli dengan apa pun selain mabuk,” ujar Aadhya 

Ibunya, yang bekerja di UEA sebagai pembantu rumah tangga, mengatur agar dia bekerja di sebuah supermarket di Emirates tetapi Aadhya ditangkap di airport lantaran membawa narkoba sebelum dia dapat memulai pekerjaannya.

Perempuan asal India ini tumbuh dengan kepercayaan bahwa umat Islam kudu dijauhi. “Saya disuruh untuk tidak berbincang dengan mereka, tidak duduk dengan mereka, tidak makan dengan mereka. Jadi, dalam pikiran saya, Islam adalah sesuatu yang negatif,” katanya. 

Selama di tahanan sementara, dia pun tidak melakukan apa pun dan mulai membaca buku-buku dalam bahasa aslinya, Malayalam. Saat itulah dia mulai memahami aliran Islam. 

“Awalnya, saya membaca untuk mengisi waktu, tetapi kemudian saya mulai bertanya-tanya 'mengapa kepercayaan ini begitu berfokus pada kebaikan, amal, dan pengembangan diri?' Ternyata sangat berbeda dari apa yang selama ini saya dengar," ucapnya. 

Selengkapnya