Kisah Muslimah Pemberani Pada Zaman Nabi

Apr 08, 2025 04:18 PM - 1 minggu yang lalu 12810

Kincai Media , JAKARTA -- Di belakang tangan perkasa para tentara Islam yang menegakkan panji kepercayaan di tengah peperangan, tampil tangan-tangan lembut yang memberikan sentuhan berfaedah bagi para pejuang itu.

Kehadiran mereka bukan hanya memberikan support moril, tetapi juga mereka terlibat langsung dalam membantu perjuangan para mujahid. Salah satunya adalah Hamnah binti Jahsy. Dengan keberaniannya, wanita tersebut berada di barisan belakang saat Perang Uhud. Tugasnya antara lain untuk memberi minum dan mengobati tentara Muslimin yang terluka.

Kesaksian datang dari beragam pihak soal keterlibatannya dalam peperangan. Adalah Mu’awiyah bin Ubaidillah bin Abi Ahmad, dia pernah mengatakan, “Saya memandang dengan kedua mata saya, Hamnah binti Jahsy memberi minum kepada orang-orang yang kehausan dan mengobati orang-orang yang terluka.”

Perempuan mulia itu berasal dari golongan Bani Asad bin Khuzaimah. Ia berkerabat dengan Zainab binti Jahsy, istri Rasulullah SAW. Hamnah juga mempunyai hubungan kerabat dengan Ummu Habibah, istri Abdurrahman bin ‘Auf, salah seorang sahabat yang tergolong assabiqunal awwalun, sahabat Nabi Muhammad yang pertama kali masuk Islam.

Dengan Rasulullah SAW, Hamnah mempunyai ikatan saudara, ialah sepupu. Ibunda Hamnah, Umaimah binti Abdul Muthathalib, adalah tante dari Nabi Muhammad SAW.

Kedekatan ini pula yang menyebabkan Hamnah termasuk satu di antara perempuan-perempuan yang berbaiat kepada Rasulullah SAW. Hamnah dipersunting seorang pemuda pemberani, cerdas, dan beradab luhur, namanya Mush’ab bin ‘Umair. Buah pernikahan mereka dikarunia seorang anak perempuan.

Suami Hamnah mengemban tugas mulia. Pemuda yang tergolong sahabat Nabi SAW nan wangi namanya itu didaulat sebagai duta Islam pertama ke Yatsrib (Madinah). Ia merupakan tokoh di kembali hijrahnya Rasulullah SAW berbareng para sahabat.

sumber : Hikmah Republika oleh Susie Evidia Y

Selengkapnya