Kisah Nabi Yusuf: Ekonom Dan Takwil Mimpi

Feb 11, 2025 04:12 PM - 1 bulan yang lalu 24902

KincaiMedia, JAKARTA -- Sebagaimana diceritakan dalam Alquran, selain berparas tampan, Yusuf juga dianugerahi oleh Allah SWT kepintaran dalam mengelola finansial negara (ekonomi) dan pandai mengungkapkan tabir mimpi.

Kecerdasannya dalam mengungkapkan takwil mimpi sudah didapatkannya sejak dia tetap kecil. Ketika itu, dia bermimpi memandang bulan, matahari, dan 11 bintang bersujud kepadanya. Yusuf menakwilkan, petunjuk itu adalah bakal bersujudnya ayah, ibu, dan ke-11 saudaranya kepada Yusuf. Khawatir bakal membikin iri kerabat tirinya, Ya'kub meminta Yusuf untuk menyimpan takwil mimpi tersebut.

Kenyataannya, ketika Yusuf diangkat menjadi bendaharawan raja Mesir dan bekerja mengelola finansial negara serta musim paceklik yang menimpa negeri-negeri sekitarnya, termasuk negeri Ya'kub; ke-11 saudaranya duduk bersimpuh untuk memohon maaf padanya atas perbuatan mereka mencelakakan Yusuf ke dalam sumur.

Selain takwil mimpi itu, ketika berada di penjara, Yusuf juga diminta untuk menakwilkan mimpi dua orang rekannya yang ada di penjara.

Takwil mimpi yang mengantarkan Yusuf menjadi bendaharawan negara adalah ketika menafsirkan mimpi sang raja. ''Raja berbicara (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya), 'Sesungguhnya, saya bermimpi memandang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, Terangkanlah kepadaku tentang tabir mimpiku itu jika Anda dapat menabirkan mimpi'.'' (QS Yusuf: 43).

Para orang terkemuka Mesir itu tak bisa menafsirkannya. ''Mereka menjawab, '(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menabirkan mimpi itu'.'' (QS Yusuf: 44).

Sementara itu, ketika perihal itu disampaikan kepada Yusuf, Yusuf mengatakan, ''Supaya Anda bercocok tanam selama tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa, maka apa yang Anda tuai, hendaklah Anda biarkan dibulirnya, selain sedikit untuk Anda makan. Kemudian, sesudah itu bakal datang tujuh tahun yang banget susah (paceklik--Red) yang menghabiskan apa yang Anda simpan untuk menghadapinya (tahun paceklik), selain sedikit dari (bibit gandum) yang Anda simpan. Kemudian, setelah itu bakal datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu, mereka memeras anggur.'' (QS Yusuf: 47-49).

Takwil Yusuf tentang mimpi raja ini akhirnya menjadi kenyataan. Penduduk negeri Mesir diperintahkan untuk bercocok tanam demi menghadapi masa paceklik. Ketika musim itu tiba, negeri Mesir dan sekitarnya mengalami masa-masa susah selama kurang lebih tujuh tahun.

Beruntung, negeri Mesir mempunyai persediaan gandum cukup banyak lantaran mereka menyimpan gandum sewaktu musim subur. Sementara itu, daerah lainnya mengalami kesulitan, termasuk negeri Ya'kub, hingga Nabi Ya'kub mengutus anak-anaknya untuk membeli persediaan gandum di negeri Mesir.

Prof Dr Abdul Majib Balabid dari Universitas Wajdah di Maroko, sebagaimana ditulis Sami bin Abdullah Al-Maghluts dalam kitab Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, melakukan penelitian (percobaan) untuk memastikan pernyataan Nabi Yusuf AS tentang langkah menyimpan gandum yang baik. Yakni, menyimpan sebagian gandum tetap dengan tangkainya dan sebagian lagi tanpa tangkai selama dua tahun.

Hasilnya, biji-biji gandum yang disimpan berbareng tangkainya tidak mengalami perubahan sedikit pun, baik isi, unsur kandungan, maupun kemampuannya untuk tumbuh, selain hanya mengalami kehilangan sedikit kandungan air.

Selengkapnya