KincaiMedia, JAKARTA -- Syekh Muhammad bin Abu Bakar dalam Al-Mawa'izh al-Ushfuriyah menuturkan kisah sebagai berikut. Pada suatu ketika, Nabi Muhammad SAW sedang berbincang dengan sejumlah sahabat.
Kemudian, Rasulullah SAW menyampaikan nubuat. Bahwa di alambaka kelak, Malaikat Jibril selama 40 ribu tahun berkeliling di sekitar neraka.
Hingga tibalah pada suatu ketika, Jibril mendengar sayup-sayup bunyi seseorang dari arah salah satu perspektif neraka. “Ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal jalali wal ikram,” kata sumber bunyi itu berulang-ulang.
Jibril meyakini, munajat dan zikir itu tidak mungkin diucapkan selain oleh orang yang beragama kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan perkataan lain, orang yang bersuara itu adalah umat Nabi Muhammad SAW.
Jibril kemudian menghadap Allah SWT. Ia bersujud di kaki Arsy.
“Ya Tuhanku, saat saya mengelilingi neraka kudengar bunyi seorang Muslim sedang menyebut asma-Mu. Ia mengucapkan, 'Ya Han nan, ya Mannan, ya Dzal Jalali wal Ikram' selama 40 ribu tahun. Aku yakin, dia merupakan salah seorang pengikut Nabi-Mu, Muhammad SAW,” kata Jibril dengan tetap bersimpuh.
“Ya Tuhanku, Engkau mengetahui gimana persahabatanku dengan Muhammad. Oleh lantaran itu, saya mau sekali melakukan baik melalui kedudukan Nabi-Mu itu. Berilah kepadaku mandat untuk menyampaikan syafaat (pertolongan),” lanjut dia.
Allah yang Mahamengetahui kemudian memberikan mandat syafaat itu kepada makhluk-Nya tersebut.
“Pergilah Anda kepada Malik. Sampaikan kepadanya bahwa Aku telah mengeluarkan hamba-Ku itu dan menyerahkannya kepadamu!” demikian firman Allah SWT kepada Jibril.
Malaikat itu lampau segera menemui Malik.
“Wahai Malik, sesungguhnya Allah telah menyerahkan si fulan kepadaku. Maka keluarkanlah hamba Allah itu dari neraka,” kata Jibril kepada malaikat penjaga neraka itu.
Malik kemudian masuk ke dalam neraka, berupaya mencari orang yang dimaksud. Bahkan, seribu tahun lamanya malaikat tersebut memeriksa seisi neraka. Si fulan yang bermunajat "ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal jalali wal ikram" tak kunjung ditemukan.
“Wahai Jibril, sungguh neraka telah merintih panjang dan menggelegak. Di sana, besi ibaratkan batu dan manusia ibaratkan besi. Aku telah mencarinya, tetapi tidak dapat menemukan si fulan yang dimaksud,” kata Malik.
Jibril kemudian melapor kepada Allah SWT dengan bersujud di kaki Arsy. “Ya Tuhanku, Malik telah mencarinya, tetapi tidak sukses menemukannya. Di manakah fulan berada?” tanya Jibril.
“Katakan kepada Malik bahwa hamba-Ku itu ada di lembah ini, dasar ini, perspektif ini, dan sumur ini dalam neraka,” demikian Allah memberikan petunjuk.
Jibril bergegas mengabarkan perihal itu kepada Malik. Malaikat penjaga neraka itu lantas pergi menuju letak yang diinformasikan Jibril.
Benar saja, hamba Allah yang terus-menerus bermunajat itu sedang berada di sana. Kepalanya berada di bawah, sedangkan kakinya mengarah ke atas. Seluruh tubuhnya dililit ular dan kalajengking. Malik melepaskan belenggu pada kaki dan tangan orang itu, dan lampau membawanya pergi.
“Apakah engkau datang kepadaku untuk menambah siksa alias menyelamatkan?” tanya si Muslim kepada Malik.
“Aku tidak tahu, tetapi di luar sana Malaikat Jibril menunggumu,” jawab Malik.
Di pintu neraka, si fulan diserahkan kepada Jibril. Malaikat itu kemudian memegangi tangannya dan mengajaknya menuju kaki Arsy.