KincaiMedia, JAKARTA — Paham komunisme memunculkan perlawanan ekstrem yang mengakibatkan simba darah dan nyawa berjatuhan. Indonesia punya pengalaman pahit demikian, seperti pada peristiwa pemberontakan PKI 1948 dan G 30 S PKI 1965. Gerakan bandel semacam itu membikin jutaan orang tergerak untuk melawan aktivitas komunisme.
Tak hanya Indonesia, komunisme juga tumbuh di sejumlah area Asia Tenggara, seperti Kamboja, di tangan tokoh berjulukan Pol Pot (1925-1998) yang pernah menjabat perdana menteri negara tersebut, komunisme menjadi pandangan hidup penduduk Kamboja, bil khusus militer negara itu.
Di era kejayaan Pol Pot ada seorang serdadu yang andal mengerjakan tugas sekaligus ‘kejam’. Sangat mudah baginya menekan pelatuk senjata api untuk kemudian memuntahkan ratusan peluru ke arah lawan-lawannya. Lawan tersebut bukan saja tentara, tapi juga rakyat sipil, apalagi anak-anak!
Kisah ini dituturkan oleh seseorang berinisial Z yang tak sengaja penulis temui di gedung tua warisan Keluarga Bin Thalib di Pasuruan Jawa Timur, dekat dengan Pesantren Sunniyah Salafiyah, Pesantren Sidogiri, dan Pesantren Dalwa, sebulan lalu.
Z berparas seperti orang China, bermata sipit, berkulit putih bersih, berbulu pendek, dengan tinggi tubuh sekitar 170 sentimeter. Di ruang makan gedung Bin Thalib, dia enak-enak melahap sepiring nasi berpadu dengan mie goreng dan telur dadar, menu sarapan yang sederhana. Istrinya senang berbelanja di Plaza Indonesia Jakarta.
Pada mulanya dia bercerita tentang Durian Musang King yang sekarang masyhur di beragam negara, seperti Indonesia, malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, dan sekitarnya. Menurutnya, dulu disebut durian kunyit. Yang membawa bibit durian itu adalah orang China berjulukan Chung Chun Seng dari Hokkien. Bibit itu ditanam di Pulau Raya Tanah Merah pada tahun 1790. Berdasarkan keterangan penduduk di sana, bibit awal yang ditanam di sana mempunyai tinggi 95 inchi.
Sebagian bibit itu kemudian meninggal pada tahun 1974. Namun sebagian lainnya tetap hidup. Bahkan dikembangbiakkan hingga pada 1980, bibit durian itu tersebar ke beragam kawasan, tumbuh lebat dan berbuah banyak. Bijinya kecil, tapi daging buahnya tebal. Penikmat durian dijamin puas ketika menyantap buah berkulit tajam tersebut.