Kota-kota Kuno Arab Yang Hilang

Mar 04, 2025 03:45 PM - 1 minggu yang lalu 12219

KincaiMedia,BAGHDAD –Catatan sejarah di dunia Arab menceritakan tentang ketersebaran kota-kota Arab. Selama bertahun-tahun, kota-kota muncul di antara lautan dan Teluk. Sebagian kota telah punah lantaran perang sengit di daerah tersebut.

Berikut ini adalah daftar kota-kota Arab bersejarah. Sebagian sudah punah, dan sebagian lagi di periode kepunahan:

1. Palmyra di Suriah (Dari milenium kedua Sebelum Masehi hingga tahun 273)

Kerajaan Palmyra yang berfaedah "kerajaan yang gigih" di Suriah adalah salah satu peradaban sejarah tertua, apalagi bersaing dengan Kekaisaran Romawi di bawah kepemimpinan ratunya Zenobia di masa keemasannya. Setelah empat tahun perang di Suriah, hanya sedikit yang tersisa setelah dihancurkan rezim Suriah dan ISIS. 

Palmyra dulunya mempunyai Kuil "Baal" yang merupakan monumen paling terkenal selain "penjara Palmyra" yang menjadi saksi pembantaian paling terkenal dari rezim Suriah di era tahun delapan puluhan yang lalu. abad.

2. Petra di Yordania (Dari tahun 312 SM sampai tahun 746)

Penemuan kota Petra, ibu kota Nabatean dalam sejarah kontemporer, dimulai pada 1812 setelah diabaikan selama periode pemerintahan Ottoman. Petra nyaris terkubur di bawah tanah sampai ditemukan kembali, lampau diklasifikasikan dalam daftar warisan manusia dan salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Kampanye militer melawan Kota Petra berlangsung berturut-turut sepanjang sejarah, dari Yunani hingga Roma. Namun setelah orang Arab menetap di dalamnya dan menjadi sasaran gempa bumi pada pertengahan abad ketujuh Masehi, Petra memasuki periode hibernasi sampai penemuannya. Meskipun dulu lokasinya strategis di "Jalur Sutra", Petra sekarang lebih menjadi letak wisata lantaran kepentingan geopolitiknya berkurang.

3. Kartago di Tunisia (Dari 814 SM sampai 164 SM)

Pendirian Kartago, alias "kota baru", dimulai pada abad ke-8 SM oleh Putri Elissar, yang melarikan diri dari Tirus di Lebanon, dan kemudian menjadi pusat laut yang krusial bagi orang Fenisia. Kota ini memperoleh keunikannya setelah mengendalikan jalur perdagangan maritim antara tiga benua.

Terlepas dari mitos seputar penguasanya ialah komandan militer Hannibal, Kartago bertempur dalam sejarah panjang perang dengan Romawi yang berhujung dengan kehancuran total pada 164 SM. Meskipun dibangun kembali beberapa kali selama peradaban berturut-turut, hanya sedikit yang tersisa dari reruntuhan kota pertama.  

4. Kota Iram Dzaatil Imad

Pentingnya keberadaan kota berhistoris Iram, terletak pada kitab suci dari tiga kepercayaan monoteistik. Hingga sekarang tidak ada info yang jeli tentangnya, tetapi apa yang disebutkan oleh teks-teks kepercayaan menunjukkan bahwa suatu kekuatan ilahi mengirimkan angin kencang yang sarat dengan pasir untuk mengubur kota tersebut 

Kota Iram disebut-sebut dibangun Shaddad yang mau menantang keelokan surga yang ditawarkan Tuhan kepada para hamba-Nya. Upayanya ini juga sekaligus untuk menentang rayuan Nabi Hud. Banyak yang mempertanyakan kebenaran keberadaan kota Iram. Namun sejarawan percaya keberadaannya ada di Yaman alias Suriah, tetapi tidak ada yang mengonfirmasi perihal ini.

5. Babilonia di Irak (Dari 1894 SM sampai 141 SM)

Babilonia dianggap yang paling terkenal di antara kota-kota mati. Tanda historisnya terletak pada kehadirannya dalam teks-teks dari semua kepercayaan monoteistik. Menurut Perjanjian Lama, sebuah menara besar dibangun di dalamnya. Kehadirannya yang legendaris dan perkembangan pengetahuan pengetahuan serta budaya yang diketahui kota itu pada masa pemerintahan Raja Hammurabi Babilonia. Banyak dari monumen kota tersebut tetap ada, tetapi dijarah setelah invasi Amerika Serikat ke Irak.

6. Libda di Libya (Dari 1000 SM sampai 7 SM)

Baru-baru ini Kota Libda ditemukan di Libya khususnya pada tahun 2006. Di antara monumen terpentingnya adalah mosaik raksasa dari abad pertama Masehi. Sejarah kota Libda kembali ke peradaban Fenisia, di mana mereka menetapkannya sebagai pelabuhan untuk kapal mereka.

Dengan suksesi pendudukan Yunani dan Romawi, dan kehadiran penaklukan Islam di pertengahan abad keenam, hanya sedikit yang tersisa dari istananya. Konflik politik bukan satu-satunya argumen kepunahannya. Alasan terbesarnya adalah lantaran terkena banjir di Lembah Ain pada abad kelima yang menghancurkan bangunannya. Hanya tempat pemandian, amfiteater batu, dan beberapa kuil yang tersisa.  

sumber : Dok Republika

Selengkapnya