Kumpulan Doa Berhubungan Intim Suami Istri Dalam Islam, Baca Sesudah Dan Sebelum 

Jan 11, 2025 09:20 PM - 4 bulan yang lalu 132435

Bagi pasangan Muslim yang baru menikah, perlu tahu nih bahwa angan berasosiasi suami istri dapat diamalkan, seperti dari angan sebelum berasosiasi suami istri dan angan setelah berhubungan. Dengan membaca angan berasosiasi suami istri secara Islam, sepasang suami istri menjadi terhindar dari gangguan setan dan mendapat keberkahan.

Memanjatkan angan berasosiasi suami istri  juga dapat dilakukan dengan penuh pengharapan, baik membaca angan setelah berasosiasi suami istri dengan angan agar sigap mengandung maupun agar punya anak.

Terdapat keistimewaan dalam membaca angan berasosiasi suami istri. Selain itu, dalam membaca angan berasosiasi suami istri, terdapat hal-hal yang krusial untuk diperhatikan.

Mari simak kumpulan angan berasosiasi suami istri berikut ini, mulai dari angan sebelum berasosiasi suami istri hingga angan setelah berhubungan.

Wasiat Rasulullah kepada pengantin baru

Ketika menikahkan anaknya, Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, Rasulullah memberikan tuntunan, pandangan, dan wejangan kepada pengantin baru tersebut. Dikutip dari kitab Menjadi Suami dan Ayah Hebat oleh Haikal Hassan Baras, ada tiga perihal krusial yang disampaikan Rasulullah dalam khutbah pernikahan Fatimah dan Ali.

Pertama, pernikahan adalah kuasa Allah. Tidak ada satupun semua perihal yang ada di jagat raya ini tidak luput dari kekuasaan dan ketetapan Allah, termasuk pernikahan. Dalam perihal pernikahan, Allah telah menetapkan sebuah ketentuan. Jika pasangan suami istri mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan-Nya, maka pernikahan bisa langgeng dan bahagia.

Kedua, pernikahan merupakan sarana memperoleh keturunan. Rasulullah juga menegaskan bahwa pernikahan adalah sarana untuk memperoleh keturunan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menikah dengan wanita yang subur sehingga dapat melahirkan banyak anak. Namun, jumlah anak juga kudu dibarengi dengan upaya menjadikan anak sebagai generasi yang berkualitas.

Ketiga, menikah dapat memperkuat tali kekerabatan. Pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan, tetapi juga dua family yang berbeda. Dengan demikian, tali kekerabatan bakal semakin meluas.

Etika berasosiasi suami istri dalam Islam

Melansir laman detikcom, terdapat etika berasosiasi suami istri dalam Islam sebagaimana yang dirangkum dari kitab Fikih Wanita oleh Ustaz Muiz al Bantani berikut ini.

1. Membersihkan diri

Pasangan suami istri hendaknya membersihkan diri terlebih dulu sebelum berhubungan. Membersihkan diri dapat diawali dengan mandi untuk menghilangkan hadas mini yang ada menempel di tubuh. Selain itu, disarankan untuk buang air mini sebelum melakukan hubungan badan.

2. Melaksanakan salat sunnah

Melaksanakan salat dua rakaat sebelum melakukan hubungan suami istri disunahkan untuk dilakukan. Tujuan sholat sunnah ini bermaksud agar jiwa pasangan suami istri bersih dari beragam macam penyakit hati. Salat sunah ini bisa dilaksanakan secara berjamaah.

3. Diawali dengan senda gurau

Hubungan suami istri hendaknya diawali dengan emosi sukacita yang dirasakan di antara keduanya. Salah satu langkah untuk menghadirkan emosi sukacita tersebut dapat dilakukan dengan bersenda gurauan alias bercanda.

4. Mencium dan memeluk istri

Sebaiknya suami melakukan sentuhan mini kepada sang istri. Hal tersebut bisa dilakukan dengan langkah mencium dan memeluk penuh kasih sayang.

5. Membaca doa

Membaca angan menjadi etika yang paling krusial ketika hendak melakukan hubungan suami istri, agar hubungan intim tidak diganggu setan dan mendapat keberkahan.

Hukum berjimak alias berasosiasi suami istri dalam Islam

Dikutip dari kitab Ensiklopedia Fiqih Indonesia: Pernikahan karya Ahmad Sawarawat, Lc., terdapat lima macam norma dalam hubungan intim antara pasangan suami istri menurut Islam .

1. Wajib

Melakukan hubungan suami istri menjadi wajib bagi seseorang saat dia sudah mempunyai pasangan yang resmi. Sehingga saat kondisi biologis membutuhkannya, maka dia dapat melakukan hubungan badan tersebut tanpa melakukan zina dan lainnya.

2. Sunah

Hukum berjimak alias berasosiasi suami istri berubah menjadi sunnah, ketika ada perihal lain yang menyertainya. Misalnya, jimak dilakukan dengan niat ibadah dari hamba pada Allah SWT, serta dengan niat memenuhi perintah-perintah Rasulullah SAW.

3. Mubah

Melakukan hubungan suami istri mubah alias diperbolehkan, serta halal, jika dilakukan dengan pasangan hidup yang sah statusnya di mata agama. Oleh karenanya, berjimak pada suami-istri adalah jimak yang hukumnya termasuk mubah.

4. Makruh

Hukum hubungan suami istri dinilai makruh ketika dilakukan pada waktu tertentu, seperti di malam takbiran di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Hal ini dikarenakan pada waktu- waktu tersebut bakal lebih baik, andaikan diisi dengan ibadah ibadah yang lain. Namun, melakukan hubungan suami istri tidak masalah.

5. Haram

Melakukan hubungan suami istri dikategorikan norma haram jika termasuk dalam dua kategori ini, ialah jimak yang masyru’ tetapi terlarang dan jimak yang tak masyru’ sejak awal.

Jimak masyru’ terlarang adalah saat berasosiasi suami istri ketika istri sedang masa nifas, ketika sedang berpuasa Ramadhan di siang hari, sedang beriktikaf di masjid, dan sebagainya. 

Sementara itu, jimak yang tidak masyru’ ialah bersetubuh dalam dengan bukan mahramnya (zina), menggauli istri dalam duburnya, dan sebagainya.

Keutamaan membaca angan sebelum berasosiasi seks suami dan istri

Mengamalkan angan berasosiasi suami istri mempunyai keutamaan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits ialah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

Artinya: "Kemudian jika ditakdirkan (lahirnya) anak bagi mereka berdua dari hubungan intim tersebut, maka syaitan tidak bakal bisa mencelakai anak tersebut selamanya." [HR. al-Bukhâri no. 6388 dan Muslim no. 1434].

Berdasarkan sabda tersebut, angan berasosiasi dapat dibaca agar punya anak yang kehidupannya senantiasa diliputi keberkahan. Anak yang dilahirkan nantinya bakal terjaga dari bujukan setan yang menyebabkan seseorang keluar dari Islam dan fitrah. Apabila terjerat bujukan setan, anak tersebut bakal segera bertobat.

Waktu yang makruh berasosiasi intim

Makruh didefinisikan sebagai perbuatan yang jika dikerjakan tidak mendapat dosa. Namun, jika ditinggalkan bakal mendapat pahala. Sehingga, hal-hal yang makruh ada baiknya untuk dihindari.

Dalam melakukan hubungan suami istri, terdapat waktu-waktu yang makruh. Berikut waktu yang makruh berasosiasi intim.

  • Pada malam takbir sebelum hari raya Idul Fitri dan Idul Adha
  • Pada malam Nisfu Sya'ban
  • Malam Rabu
  • Saat eklips Matahari alias eklips Bulan
  • Di antara azan dan iqamah
  • Pada awal, pertengahan, dan akhir bulan
  • Pada awal malam
  • Saat dalam perjalanan

Waktu yang dianjurkan berasosiasi intim

Selain terdapat waktu-waktu yang sebaiknya dihindari dalam melakukan hubungan suami istri, ada pula waktu yang dianjurkan berasosiasi intim, yaitu:

  • Malam Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat
  • Hari Kamis, saat setelah mentari turun dari garis tengah
  • Malam Jumat selepas akhir waktu Isya
  • Hari Jumat selepas waktu Asar
  • Malam pertama di bulan Ramadhan

Dalam Islam, terdapat patokan mengenai waktu yang dianjurkan dan dilarang untuk berasosiasi suami istri. Dirangkum dari kitab Fiqih Keluarga Terlengkap karya Rizem Aizid, terdapat lima waktu yang dilarang berjima.

1. Siang hari di waktu berpuasa Ramadan

Jika dalam kondisi yang memenuhi syarat puasa, umat Muslim diwajibkan berpuasa selama satu bulan penuh. Apabila suami istri melakukan hubungan intim di siang hari, maka puasanya batal. Hal ini tercantum dalam firman Allah di QS Al-Baqarah ayat 187.

Selain itu, dalam sebuah sabda riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

Abu Hurairah mengatakan bahwasanya seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW. dan berkata, “Celakalah aku, wahai Rasulullah!” Nabi SAW terheran, “Apa yang sudah mencelakakanmu?” Lelaki itu menimpali, “Aku telah menyetubuhi istriku di (siang hari) bulan Ramadhan.”

Kemudian, Rasulullah SAW bertanya kesanggupan laki-laki tersebut untuk bayar kafarat bersetubuh di siang hari bulan Ramadhan.” (HR. Muslim).

2. Saat i'tikaf di masjid

Larangan melakukan hubungan suami istri ketika beri'tikaf di masjid dijelaskan dalam  QS Al-Baqarah 187:

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

Artinya: ““Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah busana bagimu dan Anda adalah busana bagi mereka. Allah mengetahui bahwa Anda tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, ialah fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika Anda (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah Anda mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.”

3. Saat menstruasi alias nifas

Suami istri dilarang berasosiasi badan sewaktu istri sedang berada dalam masa menstruasi alias nifasnya. Sebagaimana yang tercantum dalam QS Al-Baqarah ayat 222:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah suatu kotoran.” Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu menstruasi dan jangan Anda dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka betul-betul suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.

4. Ketika melaksanakan ibadah haji alias umroh

Waktu keempat yang menjadi larangan berasosiasi suami istri menurut pandangan Islam adalah saat berjalan dalam ibadah haji alias umroh. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah 197:

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

Artinya: (Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah melakukan rafaṡ, melakukan maksiat, dan bentrok dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang Anda kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah lantaran sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai logika sehat.

Rafas merupakan kegiatan dari berbincang yang membangkitkan birahi, perbuatan tak senonoh, hingga hubungan intim. Sehingga, dapat dikatakan haram hukumnya sepasang suami istri melakukan hubungan badan semasa mereka beragama di tanah suci Mekkah.

5. Suami Melakukan Zhihar pada Istri

Zhihar merupakan suatu ucapan yang dilontarkan suami pada pasangannya dengan menyamakan punggung sang ibunya dengan istri, alias ucapan lain yang bermaksud menyamakan nilai antara istri dan ibu. 

Apabila seorang suami melakukan zhihar pada istrinya, maka berasosiasi badan menjadi haram baginya. Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah SWT surah Al-Mujadilah ayat 2 dan 3:

الَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْكُمْ مِنْ نِسَائِهِمْ مَا هُنَّ أُمَّهَاتِهِمْ ۖ إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إِلَّا اللَّائِي وَلَدْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنْكَرًا مِنَ الْقَوْلِ وَزُورًا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ

وَالَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُوا فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا ۚ ذَٰلِكُمْ تُوعَظُونَ بِهِ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: "Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."

"Orang-orang yang menzihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang Anda kerjakan."

Siapa yang sebaiknya membaca angan sebelum berasosiasi suami istri?

Mengutip laman detikcom, dalam kitab Minhatul 'Allâm 7/348, Syaikh Abdullah Al-Fauzan berpesan bahwa seorang suamilah yang sebaiknya mengamalkan angan sebelum berasosiasi suami istri.

"Semestinya seorang (lelaki) antusias kuat untuk mengamalkan angan ini (ketika bakal berasosiasi intim dengan istrinya) sehingga menjadi kebiasaan, dalam rangka mengamalkan pengarahan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan angan besar agar anaknya menjadi terjaga dan terpelihara dari syaitan dan tumbuh di atas jalan yang lurus melalui barokah angan ini."

Doa sebelum berasosiasi intim suami istri dalam Islam

Berikut ini angan sebelum berasosiasi suami istri dalam Bahasa Arab disertai referensi latinnya.

بِسْمِ اللهِ العِلِيِّ العَظِيْمِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنْ قَدَّرْتَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ صُلْبِيْ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنِيْ

Arab latin: Bismillâhil 'aliyyil 'azhîm. Allâhummaj'alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbî. Allâhumma jannibnis syaithâna wa jannibis syaithâna mâ razaqtanî.

Artinya: "Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah dia keturunan yang baik jika Kau takdirkan dia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan saya dari setan, dan jauhkan setan dari bibit janin yang Kau anugerahkan padaku."

Doa saat berasosiasi intim suami istri dalam Islam

Berikut ini angan berasosiasi agar lama dan dijauhkan dari gangguan setan dilansir dikutip dari kitab Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi oleh Imam an-Nawawi:

بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Arab latin: "Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa".

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami."

Bacaan angan berasosiasi intim ketika mengeluarkan air mani

Berikut ini angan berasosiasi intim yang dapat dibaca sesaat suami mengeluarkan air mani. Doa ini dapat dibaca dalam hati alias cukup dengan menggerakan bibir tanpa suara.

اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً

Arab latin: Allahummaj'alnuthfatanaa dzurriyyatan thayyibah.

Artinya: "Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik (saleh)."

Doa setelah berasosiasi intim suami istri

Berikut angan yang dapat dilafalkan setelah berasosiasi suami istri.

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا

Arab latin: Alhamdu lillaahi ladzii khalaqa minal maa i basyaraa.

Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).

Gaya berasosiasi seks suami Istri yang dilarang dalam Agama Islam

Meskipun berasosiasi intim bagi suami istri diperbolehkan, terdapat style berasosiasi seks suami Istri yang dilarang dalam Agama Islam. Bukan tanpa alasan, ada argumen tertentu, baik secara kepercayaan maupun medis, mengenai pelarangan style berasosiasi seks berikut.

1. Gaya berasosiasi WOT

Dikutip dari kitab Mahkota Pengantin karya Majdi bin Manshur bin Sayyid asy-Syuri’, posisi seks woman on top (WOT)  tidak  disarankan dalam Islam dengan argumen kepercayaan dan kesehatan.

Dalam pandangan kepercayaan Islam, posisi seks WOT tak disarankan lantaran menyelisihi posisi lumrah yang dikodratkan Allah SWT atas laki-laki dan wanita. Sementara itu, secara medis, posisi ini berisiko memberi akibat buruk, seperti sperma suami susah keluar secara keseluruhan.

Apabila tetap ada sperma dalam kelamin, maka sperma bisa membusuk dan membahayakan kesehatan suami. Selain itu, posisi WOT juga memungkinkan cairan dari kelamin istri mengalir ke lubang penis suami yang bisa menyebabkan penyakit kuning.

2. Gaya berasosiasi intim apa pun yang dilakukan tanpa foreplay

Posisi seks apa pun yang dilakukan tanpa foreplay juga dilarang dalam Islam. Dalam sebuah hadis, Rasullulah SAW bersabda, “Janganlah menyetubuhi istrimu begitu menemuinya, tapi tempatkanlah dia di bilik sesaat, lampau cumbulah, ciumlah dan dekaplah. Sebab jika engkau langsung melakukan perihal itu saat berjumpa maka itu suatu yang tercela.”

Dari segi medis, posisi seks apa pun yang dilakukan tanpa foreplay dapat menyakiti wanita. Seks yang dilakukan tanpa foreplay bisa menyebabkan memek kering dan mengalami kesakitan, iritasi, hingga jangkitan saat bercinta.

Asisten guru besar klinis ginekologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, Amerika Serikat, Alyssa Dweck, MD beranggapan bahwa  "Vagina kering bisa membikin hubungan seks tidak nyaman dan menjadi penyebab paling umum ketidaknyamanan pascaseks," ujarnya, dilansir Women's Health.

3. Posisi seks yang dilakukan lewat anus

Bersetubuh lewat anus dilarang dalam Islam. Secara agama, posisi ini tak disukai Allah SWT dan itu dosa besar, Rasulullah SAW bersabda:

"Terlaknat siapa saja yang mendatangi istrinya pada duburnya." (HR. Abu Dawud (216)

"Allah SWT tidak memandang laki-laki yang menyetubuhi istrinya pada duburnya." (HR. Ahmad (2/344) dan At-Tarmidzi (1/218))

"Barang siapa menggauli wanita yang sedang menstruasi alias wanita pada duburnya, alias mendatangi dukun lampau mempercayainya, maka dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad."

Sementara itu, menurut pandangan medis, dubur tidak disiapkan dan tak diciptakan untuk kegiatan seks. Ini bisa rawan bagi laki-laki lantaran tak bisa menarik semua sperma dari penis lantaran posisinya menyimpang. Selain itu, posisi ini menyebabkan mobilitas yang melelahkan lantaran menyalahi sesuatu yang alami.

4. Posisi seks apa pun yang dilakukan saat haid

Larangan melakukan hubungan intim dengan posisi seks apa pun yang dilakukan saat menstruasi tercantum dalam QS Al Baqarah ayat 222.

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ - ٢٢٢

Artinya:

“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan Anda dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”

Allah SWT melarang posisi seks apa pun saat menstruasi lantaran darah yang keluar ketika menstruasi merupakan kotoran yang dapat menimbulkan penyakit pada tubuh.

Sementara itu, dari segi kesehatan, melakukan hubungan intim saat menstruasi berisiko terhadap jangkitan rahim, mengalami endometriosis, terkena penyakit kelamin, hingga menyumbat pembuluh darah jantung. 

5. Gaya berasosiasi intim apa pun saat puasa di siang hari pada bulan Ramadhan

Saat bulan Ramadhan, melakukan hubungan suami istri di siang hari dilarang dan dapat membatalkan puasa. Apabila perihal ini dilanggar, maka kudu bayar denda alias kafarat. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist nabi. 

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: هَلَكْتُ، وَقَعْتُ عَلَى أَهْلِي فِي رَمَضَانَ، قَالَ: أَعْتِقْ رَقَبَةً قَالَ: لَيْسَ لِي، قَالَ: فَصُمْ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ قَالَ: لاَ أَسْتَطِيعُ، قَالَ: فَأَطْعِمْ سِتِّينَ مِسْكِينًا

Artinya: "Abu Hurairah meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lantas berkata, "Celakalah aku! Aku mencampuri istriku (siang hari) di bulan Ramadan. Beliau bersabda, "Merdekakanlah seorang hamba sahaya perempuan." Dijawab oleh laki-laki itu, "Aku tidak mampu." Beliau kembali bersabda, "Berpuasalah selama dua bulan berturut-turut." Dijawab lagi oleh laki-laki itu, "Aku tak mampu." Beliau kembali bersabda, "Berikanlah makanan kepada enam puluh orang miskin.” (HR. Bukhari)

Dari segi kesehatan, posisi seks apa pun yang dilakukan saat puasa di bulan Ramadan dapat  melemahkan antusiasme seksual lantaran bercinta dalam keadaan lapar alias perut kosong. Ini memungkinkan tubuh gemetar dan kekuatan tubuh melemah.

6. Gaya berasosiasi intim apa pun saat sedang i’tikaf

Melakukan hubungan seks saat i’tikaf adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Sehingga, melakukan style berasosiasi intim apa pun saat sedang i’tikaf tidak diperbolehkan. Allah SWT berfirman dalam  Al-Baqarah ayat 187.

بَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ - ١٨٧

Artinya:

“Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah busana bagimu, dan Anda adalah busana bagi mereka. Allah mengetahui bahwa Anda tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan mengampuni kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, ialah fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan Anda campuri mereka, ketika Anda beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah Anda mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.”

Itulah angan berasosiasi suami istri bahasa Arab dan disertai latin yang bisa dibaca sebelum, saat, dan setelah berasosiasi intim.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya