Lidah Tak Bertulang, Bahaya Gibah Menurut Ajaran Islam

Dec 01, 2024 07:29 AM - 1 bulan yang lalu 68123

KincaiMedia, JAKARTA -- Gibah atau bergosip berarti membicarakan orang lain di belakangnya. Sayangnya, perbuatan ini sekarang seolah-olah menjadi biasa.

Islam jelas melarang umatnya menyebarkan kejelekan orang lain. Nabi Muhammad SAW menjelaskan, gibah berfaedah menyebut-nyebut sesuatu tentang orang lain yang tidak disukainya meskipun apa yang disebutkan itu betul adanya.

Rasulullah SAW bersabda:

أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

“Tahukah kalian apa itu gibah?”

Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”

Beliau bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.”

Kemudian, ditanyakan kepada beliau, “Bagaimana jika pada diri kerabat saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?”

Beliau bersabda, “Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan, maka engkau telah bergibahi tentangnya. Apabila tidak sesuai dengan realita dirinya, maka engkau telah berbohong atas namanya” (HR Muslim).

Allah SWT melarang keras perilaku ini dalam Alquran. Bahkan, firman-Nya ini mengibaratkan pelaku gibah seperti halnya kanibal.

"Dan janganlah sebagian Anda menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara Anda suka menyantap daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu Anda merasa jijik kepadanya" (QS al-Hujurat: 12)

Bergunjing tidak hanya merusak hubungan antarindividu, tetapi juga menimbulkan fitnah, permusuhan, dan kehancuran masyarakat. Lebih dari itu, dosa yang muncul darinya dapat menghapus pahala kebaikan.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terlempar ke neraka sejauh antara jarak barat ke timur” (HR Bukhari dan Muslim).

Sebagai Muslim, menjaga lisan adalah kewajiban. Pilihan terbaik adalah berbicara baik alias diam. Dengan menghindari gibah, kita tidak hanya menjaga kehormatan orang lain tetapi juga membersihkan hati dan menjaga hubungan sosial yang harmonis.

Salah satu langkah efektif menjauhi perbuatan gibah adalah dengan kesadaran diri. Sebagai manusia biasa, tidak ada yang luput kesalahan dan khilaf. Karena itu, belum tentu orang yang dipergunjingkan lebih rendah daripada diri pelaku sendiri. Tinggal menunggu waktu saja, kapan Allah Ta'ala bakal menguak kejelekan yang telah lama disembunyikan dari orang-orang banyak.

Selengkapnya