KincaiMedia, BANDUNG --Di antara ibadah yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW terutama pada sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah itikaf.
Secara singkat itikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub ilallah).
Namun demikian menurut master tafsir Alquran yang juga pengajar Pondok Pesantren Al-Wutsqo Depok, Ustadz Mukhrij Shidqy, itikaf juga mempunyai makna memutuskan diri dari kesibukan pada makhluk.
Kemudian mengosongkan hati dari segala urusan dunia, dan menyibukan diri hanya kepada Allah SWT.
Menurut Ustadz Mukhrij orang yang beritikaf berfaedah sedang beromantis berbareng Allah. Orang yang beritikaf bakal berikir tentang apa yang Allah SWT ridhai dan berupaya mencapai keridhaan itu.
"Hingga dari perbuatan aktivitas-aktivitas tersebut bakal menghasilkan kerinduan, menuju kerinduan hanya kepada Allah SWT," kata Ustadz Mukhrij saat mengisi tausiyah bakda Tarawih di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran pada Jumat (22/4/2022) yang juga disiarkan melalui kanal resmi Bayt Alquran.
Lebih lanjut Ustadz Mukhrij mengatakan bahwa ibadah itikaf tak hanya dikenal oleh umat nabi Muhammad SAW. Itikaf juga merupakan ibadah yang terkenal dikerjakan oleh umat-umat terdahulu. Seperti dilakukan pada masa Nabi Ibrahim. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud.” (QS Al Baqarah ayat 125).
Itikaf juga dilakukan oleh ibu Nabi Isa, yakni Sayyidati Maryam. Dia mempunyai tempat itikafnya sendiri di mihrab. Tempat itu juga dijadikan oleh nabi Zakaria bermohon kepada Allah. Ini dapat ditemukan pada surat Ali Imran ayat 37-39.
Ustadz Mukhrij menjelaskan bahwa itikaf yang betul maka bakal mendekatkan diri kepada Allah. Itikaf mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Seseorang yang itikaf bakal mengintrospeksi dirinya dalam menjalin kedekatan dengan Allah. Pada sisi lain, itikaf juga menjadi ibadah yang dapat memperbaiki hubungan dengan sesama manusia, habluminannas. Sebab orang yang beritikaf bakal mengintrospeksi diri terhadap amal-amal yang pernah dilakukannya dan merencanakan amal-amal yang bakal dilakukannya.
"Secara tidak langsung memberi pengaruh sosial. Kita berpikir tentang ibadah kita. Apa yang pernah kita perbuat, adakah yang kita perbuat itu menzalimi roang lain, mendatangkan kedurhakaan pada Allah SWT, jadi introspeksi memperbaiki diri kedepannya. Maka jika betul itikafnya bakal melahirkan manusia yang saleh secara sosial," katanya.