Jakarta -
Manfaat ASI memang banyak diklaim bisa untuk beragam hal. Bahkan, katanya mata merah pada bayi bisa disembuhkan dengan tetesan ASI. Cari tahu lebih lanjut yuk, Bunda.
Mata merah pada bayi mungkin kerap membikin cemas para ibu. Entah apa pun penyebabnya, tentu saja perihal ini mau segera disembuhkan ya, Bunda.
Mengenal kondisi mata merah pada bayi
Kondisi mata merah pada bayi memang bisa disebabkan beragam perihal ya, Bunda. Salah satunya dikarenakan iritasi lingkungan, alergi, dan infeksi. Beberapa pengobatan rumahan mungkin dapat membantu tetapi terkadang diperlukan juga obat-obatan.
Biasanya, penyebab mata merah pada bayi dikarenakan beberapa argumen berikut ini ya, Bunda:
1. Menggosok
Kulit di sekitar mata mungkin merupakan kulit tubuh yang paling halus. Jika bayi mengucek matanya, area tersebut bakal mudah memerah.
2. Iritan
Iritan adalah unsur yang dapat melukai mata, kulit, alias saluran pernapasan. Anda dapat membagi iritan menjadi iritan dalam dan luar ruangan. Iritasi dalam ruangan meliputi asap rokok, parfum, tabir surya, sabun, dan lainnya. Sementara iritasi luar ruangan meliputi asap, klorin dalam air kolam renang, kabut asap, dan lainnya.
Iritasi biasanya menyebabkan kemerahan lokal yang lenyap setelah bayi dipindahkan dari area tempat iritan berada, alias iritan tersebut dipindahkan dari rumah Bunda.
3. Alergi
Alergi terjadi ketika mata seseorang bereaksi terhadap alergen. Alergen biasanya merupakan unsur tidak rawan yang memicu respons imun pada orang yang sensitif terhadap alergen. Alergen umum meliputi tungau debu, jamur, minyak wangi dalam kosmetik dan losion, obatan-obatan, makanan, dan lainnya.
4. Infeksi
Infeksi mata terjadi ketika virus alias kuman memasuki area mata. Penting untuk mengetahui perbedaannya, lantaran konjungtivitis kuman memerlukan perawatan antibiotik.
5. Konjungtivitis virus
Ini juga disebut mata merah, meskipun mata merah dapat disebabkan oleh virus alias bakteri. Anak-anak yang terkena flu biasanya mengalami jangkitan mata akibat virus. Gejalanya meliputi kelopak mata merah dan bengkak, merah di bagian putih mata, mata berair, dan lainnya.
6. Bintitan
Kondisi ini merupakan benjolan merah yang nyeri pada kelopak mata. Bintitan terjadi ketika folikel rambut, kelenjar minyak, alias kelenjar keringat terinfeksi.
Bisakah mata merah pada bayi disembuhkan dengan tetesan ASI?
Bagi ibu menyusui, memandang mata merah pada bayi mungkin bisa menimbulkan kepanikan. Terkadang, mendengar faedah ASI yang dapat digunakan untuk beragam perihal termasuk untuk mata, tidak jarang para ibu turut memanfaatkannya.
Seperti diketahui, rumor bahwa meneteskan sedikit ASI ke mata dapat menyembuhkan mata merah alias jangkitan mata pada bayi. Sehingga, perihal ini pun tak luput untuk dilakukan sebagai salah satu corak upaya pengobatan alami pada bayi daripada pengobatan medis.
Namun, apakah ASI merupakan pengobatan medis yang efektif untuk jangkitan mata pada bayi dan anak-anak?
Sebagai orang tua, krusial bagi Bunda untuk mengetahui bahwa mata berair yang disebabkan oleh saluran air mata yang tersumbat alias indikasi flu dapat lenyap dengan sendirinya tanpa pengobatan alias intervensi apa pun. Jadi, tidak perlu menggunakan ASI, alias pilihan pengobatan lain, sebagai obat untuk flu alias saluran air mata yang tersumbat seperti dikutip dari laman Ghtkids.
Sudah menjadi kebenaran umum bahwa ASI merupakan tambahan krusial bagi kesehatan bayi. ASI mengandung banyak perihal termasuk di antaranya ragam nutrisi seperti karbohidrat, protein, dan lemak, prebiotik, enzim, vitamin, mineral, dan beragam unsur krusial lainnya.
Dengan ragam unsur krusial tersebut, tak salah jika ASI banyak dimanfaatkan untuk beragam hal. Tidak saja sebagai makanan utama bayi tetapi juga salah satu obat tradisional untuk mata dan kondisi lainnya selama ribuan tahun. Namun, pertanyaan sebenarnya adalah, apakah sains mendukung penggunaan ASI untuk jangkitan mata alias kondisi lainnya?
Sejauh ini, penelitian medis penelitian medis telah menunjukkan bahwa kuman baik yang ditemukan dalam ASI efektif melawan jenis gonore tertentu yang menyebabkan jangkitan mata. Namun, ASI tidak efektif melawan semua jangkitan mata bakteri.
Selain itu, ASI biasanya tidak melenyapkan infeksi, tetapi tampaknya hanya menekannya. Jika jangkitan mata bayi tidak diobati, mereka dapat mengalami kerusakan mata jangka panjang. Oleh lantaran itu, yang terbaik adalah mencari perawatan medis yang tepat untuk bayi Bunda daripada mengandalkan kekuatan pengobatan yang dianggap dari ASI.
Melansir Healthline, menurut sebuah studi tahun 2019, penggunaan ASI sebagai obat untuk penyakit umum, termasuk mata merah, telah dilakukan selama ratusan tahun. Alasan kenapa ASI dianggap sebagai obat adalah lantaran kandungan antibakteri dan antivirusnya. Namun, hanya ada sedikit penelitian yang mendukung praktik ini.
Sebuah studi di 2021 menjelaskan sedikit tentang pendapat penggunaan ASI sebagai obat untuk mata merah alias kondisi mata serupa. Dalam studi tersebut, peserta yang bayinya mengeluarkan cairan dari mata diminta untuk mengoleskan ASI alias obat tetes antibiotik ke mata bayi mereka.
Para peneliti menemukan bahwa kedua pengobatan tersebut bekerja sama baiknya untuk membersihkan kotoran mata pada bayi, dan mereka menyarankan bahwa ASI mungkin merupakan solusi yang baik untuk iritasi mata.
Namun, lantaran penelitian tersebut tidak menyertakan golongan yang tidak diberi pengobatan, ada kemungkinan bayi yang diberi obat tetes ASI juga sembuh tanpa pengobatan.
Apakah Anak Memerlukan Antibiotik untuk Mata Merah?
Menurut AAP, sebagian besar waktu, mata merah pada anak-anak diobati seperti flu biasa. Bunda hanya perlu membiarkannya sembuh dengan sendirinya. Mata merah jarang serius pada anak-anak dan jarang memerlukan antibiotik alias pengobatan lain. Namun, jika bayi baru lahir mengalami konjungtivitis, mereka perlu dievaluasi lebih lanjut kondisinya dan mungkin memerlukan pengobatan.
Konjungtivitis jarang serius pada bayi. Namun, selama tahap bayi baru lahir, semua iritasi mata kudu dilaporkan ke master anak. Hal ini lantaran terkadang bayi dapat terpapar jangkitan kuman serius selama persalinan, yang memerlukan perawatan segera. Sebagian besar bayi diberikan perawatan mata antibiotik saat lahir untuk mencegah jangkitan ini.
ASI untuk jangkitan lainnya
Sepanjang sejarah manusia, ada bukti bahwa ASI digunakan untuk beragam penyakit. Berikut adalah jangkitan alias kondisi lain yang telah dan sedang digunakan untuk ASI:
1. Infeksi telinga
Ada klaim tambahan adalah bahwa ASI dapat disemprotkan ke dalam liang telinga pasien untuk mengobati jangkitan telinga. Padahal sebenarnya, ASI tidak dapat melewati gendang telinga untuk mencapai kuman di telinga tengah yang menyebabkan infeksi. Jadi klaim ini tidak valid.
2. Eksim
Beberapa ibu juga menyatakan bahwa ASI membantu mengatasi eksim anak mereka. Mengenai perihal ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung penggunaan ASI sebagai pengobatan topikal untuk eksim, lantaran belum ada penelitian yang dilakukan mengenai perihal tersebut. Namun, jika dibandingkan dengan pengobatan hidrokortison 1 persen, ASI sama efektifnya untuk pengobatan topikal.
3. Rhinitis
Para ibu juga menggunakan ASI di lubang hidung untuk mengatasi rhinitis pada bayi. Para ibu yang telah menggunakan ASI untuk tujuan ini mengatakan bahwa ASI memberikan 'dampak positif'. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Dukungan apa pun untuk menggunakan ASI sebagai pengobatan saat ini murni anekdotal dan tidak mempunyai sedikit pun alias tidak ada bukti ilmiah. Hal ini lantaran apalagi penelitian yang melibatkan ASI tidak ditujukan untuk mengeksplorasi manfaatnya untuk jangkitan mata alias kondisi medis lainnya.
Sebaiknya, diskusikan pengobatan yang tidak Bunda yakini dengan master anak alias praktisi kesehatan holistik terlebih dulu untuk keamanan Si Kecil dan juga Bunda.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)