Memutus Penularan Pmk Hewan Ternak Dengan Vaksinasi

May 08, 2025 02:51 PM - 2 minggu yang lalu 18874

Susu adalah salah satu sumber protein hewani yang baik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia sekitar 16,27 kg per tahun, yang tetap rendah dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia. 

Kemenkes juga mendorong konsumsi protein hewani, termasuk telur dan susu, untuk memenuhi gizi seimbang pada anak dan mencegah stunting. Kebutuhan susu di Indonesia mencapai 4,4 juta ton per tahun, namun produksi dalam negeri baru sekitar 1 juta ton, sehingga sebagian besar pasokan susu tetap diimpor. 

Peternak lokal memainkan peran krusial dalam rantai pasok susu, khususnya dalam menyediakan susu segar berbobot tinggi. Sayangnya banyak tantangan yang dihadapi pertenak lokal, salah satunya Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).

Penyakit Mulut dan Kaki (PMK)

Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia telah terjadi sejak tahun 2022, meluas ke beragam provinsi dan kabupaten/kota. Pada akhir Desember 2024 hingga Januari 2025, terjadi lonjakan PMK di beberapa wilayah. 

PMK pada hewan ternak umumnya tidak menular ke manusia. Meskipun ada beberapa kasus langka yang dilaporkan, PMK pada manusia biasanya mengenai dengan konsumsi produk susu alias daging yang tidak dimasak dengan betul dari hewan yang terinfeksi. 

Hal ini tentu cukup berisiko untuk kesehatan manusia. Pemerintah terus berupaya mengendalikan penyebaran PMK melalui vaksinasi dan pengawasan lampau lintas ternak.  Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menerbitkan Surat Edaran pada 3 Januari 2025 untuk memperketat langkah kewaspadaan.

Sementara Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) juga mendorong koperasi untuk melakukan vaksinasi berdikari sebagai corak pencegahan. Dampaknya, terjadi penurunan kasus PMK di beragam wilayah. Meski demikian, Kementerian Pertanian terus menggenjot vaksinasi PMK sebagai langkah strategis penanganan dan pengendalian penyakit ini.

Selaras dengan langkah strategis Kementerian Pertanian mengenai pengendalian Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Indonesia, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) menyalurkan bantuan 13.600 dosis vaksin PMK kepada peternak sapi perah di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, menyampaikan “Sebagai bagian dari komitmen kami dalam mewujudkan visi Nourishing Indonesia to Progress, Frisian Flag Indonesia terus memperkuat kerjasama dengan mitra koperasi guna membangun industri susu nasional yang berkelanjutan. Donasi 13.600 vaksin PMK ini merupakan langkah mitigasi yang kami upayakan, guna menjaga kesehatan ternak, memperkuat upaya peternak sapi perah lokal, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka sebagai bagian krusial dalam rantai pasok penyedia susu segar di Indonesia."

Apresiasi terhadap inisiatif FFI ini disampaikan H. M. Niam Shofi Ketua Koperasi SAE Pujon sebagai salah satu penerima manfaat. "Di tengah ancaman PMK, vaksinasi menjadi kebutuhan mendesak. Dukungan dari FFI sangat berarti, lantaran tidak hanya dapat melindungi ternak, tapi juga menjaga keberlangsungan upaya kami. Kami berambisi kerjasama seperti ini terus bersambung sebagai upaya berbareng memperkuat ketahanan peternakan lokal.”

Adapun vaksin yang digunakan adalah Bioaftogen, vaksin PMK yang telah memenuhi standar mutu ketat dari World Health Organization (WHO) dan mendapat pre-qualification approval dari EuFMD, komisi di bawah Food and Agriculture Organization (FAO). Bioaftogen dikenal mempunyai tingkat imunogenitas tinggi, kondusif digunakan, serta bisa memberikan perlindungan optimal terhadap penyebaran virus PMK di peternakan sapi perah.

FFI secara aktif mendukung penanggulangan dan pencegahan PMK di Indonesia, termasuk melalui support medis bagi peternak sapi perah lewat AIPS (Association of Dairy Processing Industries) serta training yang diberikan master peternakan dari Belanda pada 2022 lalu.

“Donasi vaksinasi yang kami salurkan kali ini, diharapkan dapat memperkuat kesiapan peternak dalam menghadapi ancaman penyakit hewan yang menular, serta lebih lanjut dapat mendorong kesiapan susu segar berbobot bagi masyarakat Indonesia,” ujar Head of Dairy Development PT. Frisian Flag Indonesia, Akhmad Sawaldi.

Selengkapnya