Mengapa Ramadhan Disebut Bulan Taubat? 

Mar 10, 2025 08:11 PM - 5 hari yang lalu 10363

KincaiMedia,JAKARTA -- Ramadhan sering disebut sebagai bulan taubat karena di dalamnya terdapat begitu banyak kesempatan bagi umat Islam untuk kembali kepada Allah dengan penuh kesungguhan. 

Dilansir dari laman LifewithAllah, Ramadhan adalah bulan pemaafan dan pertobatan. Kata 'Ramadhan' berasal dari kata ramad yang berfaedah panas yang menghanguskan. 

Jadi, Ramadhan adalah bulan di mana dosa-dosa orang beragama dibakar oleh kebaikan saleh mereka.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

 الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ.

Artinya: "Sholat lima waktu, dari Jumat ke Jumat berikutnya, dan dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya merupakan penghapus dosa-dosa yang dilakukan di antara keduanya, asalkan menjauhi dosa-dosa besar," (HR Muslim). 

Ada banyak argumen kenapa Ramadhan menjadi momentum terbaik untuk bertaubat. Diantaranya, lantaran pembebasan Allah sangat berlimpah di bulan suci ini. 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar ketaatan dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lampau bakal diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan bahwa Ramadhan adalah waktu di mana Allah membuka pintu pembebasan selebar-lebarnya bagi hamba-Nya yang sungguh-sungguh mau bertaubat.  

Di bulan Ramadhan, setan juga dibelenggu. Dengan berkurangnya bujukan setan, umat Islam pun bisa lebih mudah untuk konsentrasi dalam ibadah dan bertaubat atas dosa-dosanya.  

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:  

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ

Artinya: "Ketika masuk Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu," (HR Bukhari dan Muslim).

Malam Lailatul Qadar yang terjadi di sepuluh hari terakhir Ramadhan juga menjadi kesempatan emas bagi orang yang mau bertaubat. Doa yang dipanjatkan pada malam ini mempunyai keistimewaan luar biasa, termasuk permohonan pembebasan atas dosa-dosa yang telah lalu.  

Ramadhan mengajarkan kita untuk menahan diri dari hawa nafsu, memperbanyak istighfar, dan meningkatkan ibadah seperti sholat malam, membaca Alquran, serta bersedekah. Semua ini menjadi corak kesungguhan dalam bertaubat.  

Dalam kitab Thaharah al-Qulub wa al-Khudlu’ li ‘Allam al-Ghuyub, Sayyid Abdul Aziz al-Darani juga memberikan nasihat agar para pendosa segera bertaubat. Di antara nasihatnya adalah sebagai berikut: 

يا مذنبين هذا وقت الإنابة, يا غافلين عن الحق وقد فتح بابه, تعرضوا للقبول فهذا وقت الإجابة, بكي أبوكم آدم علي ذنب واحد ثلثمائة سنّة (فَاعْتَبِرُوا يَا أُوْلِي الْأَبْصَار)

Artinya: “Wahai hamba-hamba pendosa, inilah saatnya inabah (tobat). Wahai hamba-hamba yang lalai dari kebenaran, padahal telah dibukakan pintunya. Bersiaplah kalian untuk diterima, lantaran sekarang (Ramadhan) adalah waktunya pengijabahan (dikabulkan). Adam, ayah kalian, menangis lantaran satu dosa selama tiga ratus tahun (maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai mata [QS. Al-Hasyr: 2]).”

Lalu Bagaimana Cara Bertaubat di Bulan Ramadhan?

1. Menyesali dosa yang telah dilakukan.

2. Meninggalkan dosa yang telah dilakukan dengan niat yang tulus.

3. Berjanji untuk tidak mengulanginya.

4. Memperbanyak istighfar dan doa

5. Melakukan kebaikan kebaikan sebagai corak pelunasan dosa.  

Jadi, Ramadhan bukan sekadar bulan puasa, tetapi juga bulan taubat. Allah membuka pintu pembebasan seluas-luasnya bagi mereka yang mau kembali ke jalan-Nya. Maka, jangan sia-siakan kesempatan ini untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Selengkapnya