Mengapa Rasulullah Sebut Ramadhan Bulan Sabar Dan Kasih Sayang?

Mar 05, 2025 09:02 PM - 3 minggu yang lalu 21963

ILUSTRASI Puasa Ramadhan.

KincaiMedia, JAKARTA -- Umat Islam di seluruh bumi sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Nabi Muhammad SAW menyebut bulan puasa Ramadhan adalah bulan sabar dan kasih sayang. 

"lnilah bulan kesabaran, dan pahala sabar adalah surga. lnilah bulan kasih sayang, bulan saat rezeki seorang mukmin ditambah. Barangsiapa memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka itu menjadi pembebasan bagi dosa-dosanya dan menjadi karena selamat dari neraka, dan mendapat pahala yang sama dengan orang yang berpuasa yang diberinya makanan untuk berbuka, tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun." (HR Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Baihaqi, Imam Ibnu Hibban)

Demikian potongan sabda Nabi Muhammad SAW mengenai bulan Ramadhan, dikutip dari Kitab Fadhilah Ramadhan yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rahmatullah alaih.

Dijelaskan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran. Maksudnya, jika kita mengalami kesusahan dalam bulan tersebut, hadapilah dengan penuh kesabaran, bukan dengan berkeluh-kesah, sebagaimana kebiasaan sebagian orang ketika bulan Ramadhan jatuh pada musim panas. 

Demikian juga jika tertinggal sahur, kita jangan mengeluh semenjak selepas Subuh. Jika kalian merasa capek saat Tarawih, tahanlah dengan senang hati. Jangan menganggapnya sebagai suatu musibah, lantaran perihal itu bakal menghilangkan pahalanya.

Jika untuk mendapatkan keduniaan saja kita sanggup meninggalkan makan, minum, dan istirahat, kenapa kita tidak bisa menahan sedikit kesulitan untuk mencari ridha Allah SWT?

Selanjutnya, Rasulullah SAW berfirman bahwa inilah bulan kasih sayang. 

Wujud bulan kasih sayang itu dengan membantu fakir miskin. Jika ada sepuluh jenis makanan yang kita sediakan untuk berbuka puasa, sekurang-kurangnya tiga alias empat dari jenis makanan itu disisihkan untuk fakir miskin. 

Jika kita tidak dapat memberikan yang lebih baik dari yang kita makan, paling tidak kita berikan yang sama dengan yang kita makan. Berapa pun keahlian kita, sisihkanlah sebagian makanan berbuka dan bersahur kita untuk fakir miskin.

Selengkapnya