Memantau tumbuh kembang bayi adalah perihal yang tidak boleh terlewatkan oleh para orang tua. Walaupun setiap bayi mempunyai capaian milestones yang berbeda, krusial untuk memantau setiap bulannya.
Selain keahlian motorik, salah satu tonggak perkembangan yang krusial dipantau adalah keahlian sensorik bayi. Perkembangan sensorik berangkaian dengan indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa, bau untuk menjelajahi bumi di sekitarnya.
Untuk memahami bumi di sekitar mereka dan terlibat dalam pembelajaran, bayi mengumpulkan dan memproses info dengan menggunakan indera mereka yang berbeda (bau, pendengaran, penglihatan, rasa, sentuhan, dan gerakan).
Dilansir My Bright Wheel, bayi mengembangkan indera ini sebelum lahir, mempersiapkan mereka untuk bumi luar. Pada tahun-tahun awal mereka, anak-anak menggunakan indera mereka untuk menjelajahi lingkungan mereka dan memahami tempat mereka di dalamnya.
Untuk itu, memastikan lingkungan yang mendukung perkembangan sensorik bayi bakal membantu mereka untuk berkembang dengan optimal dan menjadi unggul di masa depan.
Apa yang dimaksud dengan sensorik?
Sensorik adalah sesuatu yang berangkaian dengan sensasi alias indera. Pemrosesan sensorik menggambarkan langkah tubuh menerima dan menginterpretasikan rangsangan yang masuk melalui indera, Bunda.
Mengutip laman Humber Sensory Processing Hub, sistem sensorik memainkan peran krusial dalam keahlian bayi untuk terlibat dalam bumi di sekitarnya.
Setiap sistem sensorik mempunyai peran uniknya sendiri dan bersama-sama mereka memberi tahu otak langkah bereaksi dan berinteraksi dengan lingkungan. Proses ini membantu anak mempertahankan rasa, posisi, tingkat kewaspadaan di lingkungan yang berbeda, dan keahlian untuk bergerak.
Perkembangan keahlian sensorik anak
Bayi menyerap info sensorik (apa yang mereka lihat alias dengar) dari lingkungan sekitar. Mereka memahaminya, lampau menggunakannya untuk membantu mereka memahami diri sendiri dan gimana mereka dapat memengaruhi lingkungan tersebut.
Ini membantu mereka berperan-serta dalam kegiatan sehari-hari seperti bermain alias tidur. Ada 8 sistem sensorik yang digunakan bayi untuk memperoleh info dari lingkungannya, berikut perkembangannya saat bayi:
1. Penglihatan (vision)
Dikutip dari Ability Path, bayi baru lahir dapat konsentrasi pada objek yang berjarak sekitar 20-40 cm. Pada usia satu bulan, dia bakal memandang sekitar satu meter jauhnya. Saat lahir, penglihatan warnanya terbatas.
Namun, pada usia dua bulan, dia dapat membedakan warna-warna dasar. Ia bakal memperoleh penglihatan warna penuh antara usia empat dan tujuh bulan. Persepsi kedalaman berkembang antara usia tiga dan tujuh bulan. Ia bakal mencapai ketajaman penuh sama seperti orang dewasa selama tahun keduanya.
2. Pendengaran (hearing)
Bayi baru lahir tidak dapat mendengar suara-suara tertentu yang sangat pelan. Namun, sebagian besar, indra pendengarannya sudah berkembang dengan baik. Setelah sekitar tiga bulan, dia bakal menunjukkan bahwa dia mendengar bunyi dengan menoleh ke arah bunyi tersebut. Pada usia empat hingga delapan bulan, dia bakal mendengar seluruh rentang gelombang suara.
3. Penciuman (smell)
Indra penciuman bayi baru lahir sangat tajam sehingga dia sudah dapat membedakan aroma susu ibunya dan aroma susu ibu lainnya. Para peneliti melakukan percobaan dengan meletakkan dua bantal menyusui (satu dari ibu bayi, yang lain dari ibu menyusui lainnya) di sisi kepala bayi baru lahir.
Bayi-bayi tersebut dengan percaya menoleh ke arah alas tetek ibu mereka sendiri. Pada usia sekitar lima tahun, anak akan dapat mengidentifikasi beberapa makanan melalui baunya.
4. Perasa (taste)
Bayi baru lahir dapat membedakan rasa manis, asin, asam, dan pahit. Ia menunjukkan preferensi terhadap rasa manis, seperti susu ibu, dan rasa asin di kemudian hari. Bayi bakal mencapai kepekaan penuh terhadap rasa pada usia 12 hingga 19 bulan.
5. Peraba (touch/tactile)
Istilah sentuhan di sini digunakan untuk menggambarkan semua sensasi bentuk yang dapat dirasakan melalui kulit. Sentuhan sebenarnya bukan satu indera, tetapi beberapa, Bunda. Ada saraf terpisah di kulit untuk merasakan panas, dingin, tekanan, nyeri, dan sentuhan.
Saat lahir alias segera setelahnya, bayi dapat membedakan antara suhu panas dan dingin dan merasakan nyeri. Tangan dan mulut bayi sangat sensitif terhadap sentuhan. Antara usia satu hingga sembilan bulan, dia bakal dapat membedakan perbedaan tekstur dengan tangan dan mulut. Sebagai anak prasekolah, dia bakal dapat membedakan perbedaan ukuran dan corak melalui sentuhan.
6. Keseimbangan (balance)
Ketika bayi bertambah usia, seiring dengan pengembangan kontrol yang lebih baik atas keahlian motoriknya, sistemnya bakal belajar memproses sensasi aktivitas yang datang dari tubuhnya melalui vestibular. Yang memberikan info tentang posisi kepala kita dalam kaitannya dengan gravitasi dan tentang kecepatan dan arah gerakan. Bayi juga bakal belajar keseimbangan.
7. Kesadaran tubuh mengenai otot dan sendi (body awareness/proprioception)
Perkembangan sensorik ini jarang diketahui oleh banyak orang tua. Dilansir About Kids Health, reseptor saraf proprioseptif memberikan info dari otot dan sendi, memberi tahu kita tentang seberapa banyak kekuatan yang kudu digunakan untuk beraktivitas. Misalnya, kita tidak perlu memandang untuk mengetahui kaki kita disilangkan. Proprioseptor juga bertanggung jawab untuk mengatur emosi dan menenangkan bayi.
8. Kesadaran internal tubuh (interoception)
Interosepsi adalah sistem sensorik yang memberikan info tentang kondisi internal tubuh kita, gimana emosi tubuh kita di dalam. Interosepsi memberi bayi sensasi tubuh seperti perut keroncongan, mulut kering, otot tegang, dan jantung berdebar kencang. Kesadaran bakal sensasi tubuh ini membantu bayi mengalami emosi yang sangat dibutuhkan seperti lapar, kenyang, haus, nyeri, suhu tubuh.
Fungsi Saraf Sensorik pada Sistem Somatosensorik
Sistem somatosensori mencakup reseptor perifer dan jalur saraf unik yang mentransduksi rangsangan lingkungan dan internal untuk menghasilkan sensasi sentuhan (mekanotransduksi), suhu (termoresepsi), nyeri (nosiseptif), dan posisi tubuh (propriosepsi). Apa saja fungsinya?
1. Nyeri (nosiseptif)
Dikutip dari Science Direct, nosisepsi adalah pendeteksian rangsangan nyeri. Neuron unik di ganglia akar dorsal alias ganglia trigeminal memproyeksikan ke dalam kulit dan jaringan lunak untuk mendeteksi sinyal panas, dingin, mekanis, dan kimia yang ekstrem dan memperingatkan tubuh bakal potensi bahaya.
2. Suhu (termoresepsi)
Termoreseptor adalah neuron sensorik yang secara unik peka terhadap perubahan suhu, dengan beragam jenis yang responsif terhadap dingin alias hangat. Ada termoreseptor yang terletak di dermis, otot rangka, hati, dan hipotalamus yang diaktifkan oleh suhu yang berbeda. Termoreseptor ini, yang mempunyai ujung saraf bebas, hanya mencakup dua jenis termoreseptor yang masing-masing memberi sinyal kehangatan dan pendinginan yang tidak rawan di kulit.
3. Sentuhan (mekanotransduksi
Dalam mekanotransduksi, reseptor sensorik mengubah style menjadi sinyal listrik untuk memediasi beragam kegunaan seperti sentuhan. Mekanoreseptor berada di kulit, otot, ligamen, dan tendon, serta di dekat tulang dan sendi. Mereka dapat mendeteksi beragam corak rangsangan, seperti sentuhan, tekanan, peregangan, getaran, dan gerakan. Mereka merasakan style internal yang bekerja pada tubuh dan mengirimkan info ini ke otak.
4. Posisi tubuh (propriosepsi)
Dilansir WebMD, propriosepsi dihasilkan dari reseptor sensorik di sistem saraf dan tubuh. Sebagian besar reseptor ini terletak di otot, sendi, dan tendon.
Saat anak bergerak, reseptor mengirimkan pesan terperinci ke otak tentang posisi dan tindakannya. Otaknya memproses pesan-pesan ini dan bekerja dengan penglihatan, sistem saraf, dan sistem vestibular untuk menciptakan persepsinya tentang di mana tubuh mereka berada dan gimana mereka bergerak.
Jenis gangguan kegunaan saraf sensorik
Ada jenis-jenis gangguan alias disabilitas kegunaan saraf sensorik yang perlu Bunda ketahui:
1. Sensory Processing Disorder
Sensory processing disorder adalah kondisi di mana otak mengalami kesulitan menerima dan menanggapi info yang masuk melalui indera. Dahulu disebut sebagai disfungsi integrasi sensorik, saat ini tidak diakui sebagai pemeriksaan medis yang berbeda.
Beberapa anak dengan gangguan pemrosesan sensorik terlalu sensitif terhadap hal-hal di lingkungan mereka. Suara-suara umum mungkin menyakitkan alias membikin kewalahan. Sentuhan ringan dari baju dapat membikin kulit lecet.
Anak dengan gangguan pemrosesan sensorik mungkin:
- Tidak terkoordinasi
- Mudah menabrak sesuatu
- Tidak dapat menentukan di mana personil tubuh mereka berada
- Sulit untuk terlibat dalam percakapan alias bermain
2. Neuropati Perifer
Melansir dari Mayo Clinic, neuropati perifer terjadi ketika saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang (saraf perifer) rusak. Kondisi ini sering menyebabkan kelemahan, meninggal rasa dan nyeri, biasanya di tangan dan kaki. Kondisi ini juga dapat memengaruhi area dan kegunaan tubuh lainnya, termasuk pencernaan dan buang air kecil.
Sistem saraf tepi mengirimkan info dari otak dan sumsum tulang belakang, yang juga disebut sistem saraf pusat, ke seluruh tubuh melalui saraf motorik. Saraf tepi juga mengirimkan info sensorik ke sistem saraf pusat melalui saraf sensorik.
Neuropati perifer dapat disebabkan oleh cedera traumatis, infeksi, masalah metabolisme, aspek keturunan, dan paparan racun. Salah satu penyebab neuropati yang paling umum adalah diabetes.
Demikian penjelasan mengenai perkembangan keahlian sensorik bayi, serta tanda-tanda adanya gangguan dalam tumbuh kembang Si Kecil. Semoga informasinya membantu memantau kesehatan bayi Bunda ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)